Tingkatkan Kualitas Sanitasi, Mahasiswa KKN ITB Bangun Fasilitas MCK dan Tempat Wudu di Desa Parungbanteng
Oleh Ahmad Faujan - Mahasiswa Oseanografi, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
Kegiatan monitoring oleh dosen pembimbing kelompok 8 KKN ITB terkait pembangunan fasilitas MCK dan tempat wudu di Kampung Cikongsih, Dusun 2, Desa Parungbanteng, Minggu (18/8/2024). (Dok. Kelompok 8 KKN ITB 2024)
PURWAKARTA, itb.ac.id - Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik kelompok 8, Sanihachi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menjalankan program pembangunan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di Kampung Cikongsih, Desa Parungbanteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta. Program ini berlangsung selama 21 hari, terhitung sejak 6 hingga 27 Agustus 2024. Program ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas sanitasi di kawasan tersebut, yang selama ini kekurangan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
Ketua kelompok KKN George Steven Limson Sinaga (Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2022) mengungkapkan bahwa pembangunan MCK dimulai pada 9 Agustus 2024 dan selesai pada 24 Agustus 2024. Lokasi pembangunan yang dipilih berada di RT 6 RW 3, Kampung Cikongsih, yang juga dekat dengan madrasah. Selain MCK, tim KKN membangun tempat wudu untuk mendukung kebutuhan keagamaan masyarakat setempat.
"Kami sengaja memilih lokasi ini agar fasilitas yang kami bangun dapat digunakan secara optimal oleh warga, terutama anak-anak yang sering mengaji dan warga yang beribadah di madrasah tersebut," kata George.
Proses pembukaan lahan untuk pembangunan MCK dan tempat wudu oleh mahasiswa KKN beserta masyarakat di Kampung Cikongsih, Dusun 2, Desa Parungbanteng, Jumat, (9/8/2024). (Dok. Kelompok 8 KKN ITB 2024)
Sebelum pembangunan MCK oleh mahasiswa KKN ITB, Kampung Cikongsih mengalami masalah terkait akses sanitasi. Fasilitas MCK yang pernah ada sebelumnya sudah tidak bisa digunakan karena lokasinya berada di kawasan rawan longsor. Kondisi ini menyebabkan warga kesulitan mendapatkan tempat yang layak untuk mandi, mencuci, dan buang air.
Kendala utama yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek ini adalah tantangan teknis dalam pembangunan fasilitas sanitasi yang aman, serta medan yang cukup menantang. Meskipun demikian, masyarakat setempat memberikan dukungan penuh dalam proses pembangunan. Warga sering terlibat langsung dalam pekerjaan, bahkan bekerja lembur untuk mempercepat progres proyek. "Masyarakat Kampung Cikongsih sangat antusias dan banyak membantu kami dalam proses pembangunan. Mereka aktif terlibat, mulai dari pengangkutan bahan hingga pemasangan plesteran dinding," ujar George.
Program utama yang dilaksanakan oleh kelompok 8 ini adalah pembangunan MCK dengan dua bilik berukuran 1,5 meter × 1,05 meter, serta tempat wudu dengan lima keran air, tiga keran di depan MCK dan dua keran di belakangnya. Selain itu, tim menerapkan sistem pengolahan limbah domestik yang aman dan sesuai dengan standar kebersihan, guna memastikan bahwa fasilitas tersebut dapat digunakan dalam jangka panjang tanpa menimbulkan dampak lingkungan yang negatif.
Proses pemlesteran fondasi dinding bangunan MCK oleh mahasiswa KKN dan masyarakat, Senin, (19/8/2024). (Dok. Kelompok 8 KKN ITB 2024).
Selain pembangunan MCK, kelompok 8 menjalankan beberapa program pendukung. Mereka melakukan revitalisasi musala di Kampung Cibodas, yang terletak agak jauh dari lokasi pembangunan MCK. Tim juga mengadakan sosialisasi mengenai sanitasi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada warga setempat, untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan sanitasi. Kelompok 8 juga mengadakan kegiatan mengajar, mengaji, dan lomba cerdas cermat bagi anak-anak yang bertujuan untuk menambah wawasan serta mempererat hubungan antara mahasiswa dan warga.
Kegiatan peresmian pembangunan MCK dan tempat wudu oleh kelompok 8 di Kampung Cikongsih, Dusun 2, Desa Parungbanteng, Minggu, (25/8/2024). (Dok. Kelompok 8 KKN ITB 2024)
George dan timnya berharap fasilitas yang mereka bangun dapat digunakan secara optimal oleh warga dan mampu memberikan manfaat jangka panjang. Mereka juga berharap agar masyarakat dapat terus menjaga dan mengelola fasilitas ini dengan baik.
Dengan adanya program ini, mahasiswa KKN ITB tidak hanya belajar mengenai pembangunan fasilitas sanitasi yang layak, tetapi juga mendapatkan pengalaman berharga dalam berinteraksi dengan masyarakat, menyelesaikan tantangan teknis, serta memahami kebutuhan warga akan fasilitas publik yang memadai. Program ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi masalah sanitasi di Kampung Cikongsih dan memberikan manfaat jangka panjang bagi warga setempat.
Reporter: Ahmad Faujan (Oseanografi, 2021)