Tingkatkan Penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi, ITB dan Unsoed Jalin Nota Kesepahaman Bersama

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id -- Institut Teknologi Bandung (ITB) menjalin nota kesepahaman bersama dengan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) terkait peningkatan penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi. Penandatanganan nota kesepahaman bersama tersebut dilakukan oleh Rektor ITB Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA dan Rektor Unsoed Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.S di Rapim A, Gedung CCAR ITB, Jalan Tamansari no. 64 Bandung, Rabu (26/6/2019).


Rektor Unsoed dalam sambutannya menyampaikan bahwa salah satu poin penting dalam kerjasama dengan ITB ialah dalam hal peningkatan publikasi hasil riset atau penelitian internasional. Dengan begitu, kedepannya Unsoed banyak menghasilkan guru besar baru.

Dia mengatakan, banyak para staff pengajar di Unsoed merupakan lulusan dari ITB, terutama dari jurusan teknik, dan FMIPA. Dijelaskan Prof. Suwarto, Unsoed memiliki visi menjadi kampus yang diakui dunia dengan berbasis kearifan lokal. Untuk itu, sangat perlu menitikberatkan bagaimana eksplorasi sumber daya lokal yang ada di pedesaan. Dalam mewujudkan hal tersebut, Unsoed berharap dapat terealisasi dengan ITB. 

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini Unsoed memiliki 12 fakultas, 1100 dosen dan 24 ribu mahasiswa. "Program pengabdian kepada masyarakat pun mungkin nanti bisa dikolaborasikan bersama. Semoga nota kesepahaman ini bisa segera ditindaklanjuti, tidak hanya dengan fakultas kedokteran Unsoed tapi juga dengan fakultas lain," ujarnya.



Menanggapi hal tersebut, Rektor ITB Prof. Kadarsah menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan Unsoed kepada ITB dalam apa-apa yang direncanakan. Prof Kadarsah mengatakan, Unsoed dan ITB memiliki arah yang sama yaitu mengkonkretkan hasil riset menjadi suatu karya inovasi agar bermanfaat di masyarakat. "Saya gembira karena kita bisa bersinergi, karena dengan kerjasama kita bisa berbuat lebih banyak dan lebih bermanfaat," ujarnya.

Prof. Kadarsah, juga menyampaikan bahwa world class university bukan saja dilihat dari riset yang bisa menyelesaikan masalah dunia, tapi justru bisa menyelesaikan masalah lokal dan hasilnya bisa menjadi referensi dunia. Sehingga akan lebih bagus jika riset-riset yang dilakukan oleh Unsoed dan juga ITB kedepannya, ialah pemecahan masalah lokal. 

ITB dan Unsoed diketahui keduanya juga tergabung dalam Pertides, yaitu forum perguruan tinggi untuk desa yang dibentuk oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes) Republik Indonesia. "Dalam program KKN (Kuliah Kerja Nyata) kita bisa jalankan bersama, kita bisa kerjasamakan. Dan sharing riset bersama adalah tujuan kita. Jika kita publikasikan bersama makan nama ITB dan Unsoed juga ikut terbangun," pungkasnya.