Tips dan Trik Menggaet Investor bagi Para Startup Dibahas di ITB CEO Summit 2024

Oleh Iswatun Amaliah Khairunnisa - Mahasiswa Rekayasa Pertanian, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

Talkshow di acara ITB CEO Summit 2024 sesi Investor Talk, Kamis (22/8/2024). (ITB/Iswatun Amaliah Khairunnisa)

BANDUNG, itb.ac.id - Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan startup yang pesat didukung oleh modal ventura. Modal ventura memainkan peran penting dalam mendukung startup melalui pendanaan tahap awal hingga tahap pertumbuhan. Startup, khususnya yang bergerak di bidang teknologi, telah menjadi salah satu pilar utama dalam menggerakkan inovasi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global. Pertumbuhan ini tidak hanya berpengaruh pada Produk Domestik Bruto (PDB) secara umum, tetapi juga pada PDB per kapita, yang mencerminkan pendapatan rata-rata per individu di negara tersebut.

Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi, Institut Teknologi Bandung (DKST ITB) mengadakan ITB CEO Summit 2024, Kamis (22/8/2024) di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha. Salah satu acara yang diadakan, yaitu "Investor Talk" dengan tema "Global Investment Opportunities: Connecting Local Startups with International Funds" yang diisi tiga narasumber, yaitu Alexander Epifanijanto, M.B.A. selaku Venture Partner Meet Venturers; Erik Hormein selaku VP of Investment BRI Venturers; dan Faizil Ikram selaku Principal MDI Pte Ltd.

Faizil menjelaskan bahwa saat ini terdapat perubahan tren investasi dari segi tema investasi, kinerja keuangan, dan pendekatan pendanaan. Hal tersebut menciptakan standar investasi yang baru bagi para investor untuk berinvestasi pada sebuah startup. Dengan adanya perubahan tren tersebut, startup harus mampu beradaptasi dan mempersiapkan bisnis yang sesuai dengan tren investasi saat ini.

Sejumlah hal yang perlu disiapkan startup untuk menggaet investor agar sesuai dengan tren investasi saat ini, antara lain, (1) dari segi tema investasi, startup harus mampu menunjukkan pasar yang spesifik dan berpotensi tinggi, membuat produk yang menguntungkan dengan loyalitas pelanggan, dan mampu menunjukkan inovasi dalam model bisnis dan operasinya. (2) Berdasarkan kinerja keuangan, startup perlu memastikan skalabilitas model bisnis serta cara yang jelas untuk mendapatkan keuntungan, selain itu harus mampu memanajemen cash flow dengan efisien, dan memperkuat unit ekonomi. (3) Dari segi pendekatan pendanaan, startup harus mampu menggalang dana secara agresif dan mampu bernegosiasi dengan banyak investor.

Selain dengan adanya perubahan tren investasi saat ini, menurut Alex dari sisi investor, beliau akan melihat tim dan ide (produk atau servis) yang ditawarkan. Startup harus mampu menyesuaikan ide yang dibuat dengan investor yang akan digaet. Beliau menyebutkan sebelum startup dibuat sebaiknya dicari terlebih dahulu investor yang akan ditargetkan, mulai dari kebiasaan berinvestasi hingga kriteria startup yang biasa diberikan investasi. Dengan begitu, startup akan mendapatkan investasi yang sesuai dengan jenis investor yang ada, apakah angel investor, early stage investors, dan sebagainya.

“Jadi Anda itu tidak salah masuk ke kamar yang salah,” ujarnya.

Erik menambahkan, saat ini investor lebih tertarik memberikan investasi terhadap startup atau industri yang memiliki "impact angle". Beliau mencontohkan, jika ada dua startup, yang pertama memiliki return 15% dan yang kedua memiliki return lebih kecil 12% tetapi memiliki impact atau pengaruh terhadap lingkungan dengan menggunakan solar panel. Maka investor lebih tertarik berinvestasi terhadap startup yang memiliki dampak meski return yang diberikan lebih kecil. Selain itu, menurutnya, beberapa tren startup yang sedang dipelajari saat ini yaitu mengenai solar panel, carbon trading, dan pengolahan limbah.

“Untuk teman-teman yang sedang mengembangkan startup-nya, coba ditambahkan juga ‘impact angle’, karena tren pendanaan menurut saya hingga tahun 2025 masih akan seputar itu,” ujarnya.

Perubahan tren investasi dan tuntutan yang semakin tinggi dari investor mengharuskan startup terus berinovasi, beradaptasi, dan menyiapkan strategi yang matang agar dapat menarik investasi. Dalam menghadapi kompetisi global, startup harus mampu menunjukkan nilai tambah yang lebih dari sekadar keuntungan finansial, tetapi juga dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Dengan pendekatan yang tepat dan kolaborasi antara startup, investor, serta dukungan pemerintah, Indonesia memiliki peluang besar untuk terus memimpin dalam ekosistem startup di kawasan Asia Tenggara dan meningkatkan daya saing di kancah internasional.

Reporter: Iswatun Amaliah Khairunnisa (Rekayasa Pertanian, 2021)