Transnangor: Inisiasi Keluarga Mahasiswa ITB Hubungkan Kampus ITB Ganesha-Jatinangor
Oleh Hafshah Najma Ashrawi
Editor Hafshah Najma Ashrawi
Program yang lebih dikenal sebagai 'Transnangor' ini telah direncanakan semenjak kepengurusan Kabinet KM-ITB dua tahun silam. Namun, langkah ini baru terlaksana dan mulai digecarkan lagi ketika kepengurusan Kabinet Nyoman Anjani. Berdasarkan survey terhadap mahasiswa jurusan Rekayasa Hayati yang berkuliah di Kampus ITB Jatinangor , 48% mahasiswa di kampus Jatinangor mengunjungi kampus Ganesha karena alasan akademik, 23% untuk kegiatan unit, dan sisanya kegiatan kemahasiswaan.
Selain itu, konsep dasar yang menjadi pemikiran program ini adalah tarif transportasi. Transnangor menetapkan harga Rp 5000,00 untuk satu kali keberangkatan, harga ini dipatok murah berdasarkan analisis yag dilakukan oleh tim TEC dan Kabinet KM ITB. "Sebanyak 34% responden bersedia membayar Rp1000 sampai Rp5000 saja, di samping itu sebagian dari mereka saat ini harus mengeluarkan dana Rp50.000 untuk balik ke Ganesha. Hal inilah yang menjadi alasan bagi kami untuk gencar menginisiasi proyek ini," tutur Reza Levi Fauzi (Teknik Fisika 2011) selaku penanggungjawab program Transnangor ini.
Transnangor menerapkan sistem subsidi yang didanai langsung oleh Lembaga Kemahasiswaan (LK) ITB. Dana tersebut merupakan bantuan dari Dikti yang merupakan biaya APBN bidang kemahasiswaan. "Program ini mendapatkan hibah dana dari LK ITB atas proposal yang kami ajukan," tambah Aranti Adriarani yang menjabat sebagai Menko Advokasi Kampus Kabinet KM-ITB. Berdasarkan dana yang diperoleh, program ini diperkirakan mampu bertahan hingga akhir April mendatang, sehingga diperlukan perhatian khusus untuk tetap menerapkannya.
Tiket Transnangor saat ini dapat diperoleh di Tokema ITB dan Asrama Mahasiswa untuk pembelian di kampus Jatinangor. Untuk pembelian tiket, calon pembeli harus dapat menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Tiket tersebut dapat dibawa langsung ke pol Geulis Travel sebagai bukti pembelian tiket atau ditunjukkan langsung pada pengendaranya ketika dijemput di kampus Ganesha atau Asrama Mahasiswa kampus Jatinangor.
"Selanjutnya diharapkan program ini dapat berkembang pesat dan menjadi lebih mudah sehingga mahasiswa jauh lebih leluasa dalam berkegiatan," tutur Nyoman Anjani selaku Ketua Kabinet KM-ITB. Nyoman juga menegaskan bahwa langkah ini merupakan sepak terjang Kabinet KM-ITB untuk membantu permasalahan sistem multikampus tersebut. Program Transnangor yang telah diusulkan ke rektorat ini mendapatkan dukungan langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Prof.Dr.Ir. Kadarsah Suryadi, karena untuk selanjutnya dapat dipastikan pusat kampus ITB akan berada di Kampus Jatinangor.
Oleh : Teguh Yassi Akasyah Putra