Konspirasa: Indahnya Warna-Warni Kehidupan Sehari-Hari

Oleh Vinskatania Agung A

Editor Vinskatania Agung A

BANDUNG, itb.ac.id - Ikatan Pemuda Pemudi Desain Grafis (IPPDIG) Desain Komunikasi Visual (DKV) ITB kembali menggelar pameran karya dua tahunan. Kali ini, salah satu produk dari program kerja IPPDIG dibawa dengan nama "Konspirasa". Bertempat di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Konspirasa menghadirkan pameran dengan tema "desain dalam kehidupan sehari-hari" pada Jumat-Minggu, 22-24/01/2016 silam. Selain menghadirkan karya-karya apik mahasiswa DKV ITB, Konspirasa juga menggelar dua talkshow. Yang pertama bertajuk "Teknologi Dalam Desain Komunikasi Visual" oleh Sony Budi Sasono (S/VFX), Adi Panuntun (Sembilan Matahari), Aditia Dwiperdana (Agate Studio), dan Darryl Wilson (Kumata Indonesia). Talkshow kedua mengenai "Jejak Desain Komunikasi Visual di Indonesia" yang diisi Indarajah Tirtawidjaja dan Ismiaji Cahyono.

Konsep yang dibawa Konspirasa bertujuan untuk menunjukkan bahwa desain mengambil peran sangat besar dalam kehidupan manusia. Menurut Rizka Andianti (DKV 2013), banyak orang-orang yang tidak berkecimpung di bidang desain kurang menyadari kehadiran desain di kehidupan mereka. Padahal, menurutnya, desain ada dari mulai kita membuka mata di pagi hari hingga tidur lagi di malam hari.

"Bangun tidur buka handphone, user interface-nya merupakan hasil desain. Mandi, saat menyikat gigi, kemasan pasta giginya merupakan produk desain. Berangkat kerja di jalan lihat baliho, itu juga merupakan produk dari desain. Sebenarnya jika kita lihat, DKV ada dimana-mana," jelas Rizka.

Peletakkan karya yang dipamerkan dipartisi dalam ruangan-ruangan layaknya sebuah miniatur kehidupan. Misalnya, ada ruang tidur, toilet, ruang makan, ruang keluarga, jalan raya, dan sebagainya. Masing-masing ruangan diisi dengan karya yang tidak terbatas wujudnya, mulai dari buku ilustrasi, desain kemasan, digital painting, sketsa, permainan interaktif, dan masih banyak lagi.  

Proses Pengolahan Rasa, Bagian Termahal dari Desain
Pembuatan karya yang dipamerkan dalam Konspirasa dikurasi khusus untuk acara tersebut. "Karya yang ada di sini bukan tugas kuliah," ujar Rizka. Menurutnya, ada hal yang perlu dipahami dibalik karya-karya seorang desainer yaitu terdapat sebuah proses dibaliknya. Setiap karya dibuat melalui sebuah ulik riset dengan memperhitungkan alasan dibalik pembuatan, target konsumen, proyeksi bentuk akhir, dan ketercapaian pesan sebuah karya. "Jika ada orang yang meminta jasa desain gratis, kurang lebih sama seperti melupakan &pos;harga' dari proses panjang tersebut," tambahnya.

Foto: instagram.com/konspirasa