Tunjukkan Kolaborasi Budaya Indonesia dan Malaysia, DKV ITB dengan MIIT UniKL Gelar Pameran Motion Graphics
Oleh M. Naufal Hafizh
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id – Pameran “Crossing Borders through Visual Stories: Intercultural Narratives with Motion Graphics” dibuka di gedung Center for Art, Design, and Language (CADL) Institut Teknologi Bandung (ITB), Selasa (27/2/2024). Acara ini merupakan luaran dari International Virtual Course (IVC) DKV ITB yang berkolaborasi dengan Computer Animation, Malaysian Institute of Information Technology (MIIT), University Kuala Lumpur (UniKL).
Pembukaan diisi oleh sambutan dari Kepala Prodi S-1 DKV ITB sekaligus Ketua IVC DKV ITB, Banung Grahita, S.Ds., M.Ds., Ph.D., Kepala Kelompok Keahlian Komunikasi Visual dan Multimedia, Dr. Riama Maslan Sihombing, M.Sn., dan dosen senior di UniKL, Assoc. Prof. Dr. Dahlan bin Abdul Ghani.
Dalam pameran ini, lima motion graphics, hasil kolaborasi antara mahasiswa ITB dan UniKL, dipertunjukkan. Banung, Ph.D. mengatakan, karya-karya tersebut adalah hasil dialog antara budaya kedua negara. Beliau juga menekankan pesan yang dapat diambil dari kolaborasi tersebut, yaitu pentingnya saling memahami perbedaan budaya.
“Our world needs more understanding between two countries, between cultures. We can collaborate in better ways if we understand the culture,” ujarnya.
Di sisi lain, Prof. Dahlan menyoroti makna lebih dalam dari kata “narratives” yang berfokus pada penyampaian cerita, khususnya tentang keberhasilan kolaborasi antara ITB dan UniKL.
“It’s not only talking about the animation, it's also talking about the graphics that communicating, in the context of cultures,” katanya.
Beliau menyampaikan bahwa kolaborasi tersebut telah menciptakan simbiosis yang mempertemukan kedua budaya dengan teknologi.
Sementara itu, Dr. Riama memberikan catatan bahwa kolaborasi tersebut tidak hanya tentang membuat karya yang menakjubkan, tetapi juga tentang menyebarkan perbedaan budaya dengan visual yang menarik. Beliau membuka pameran secara resmi dan pengunjung dipersilakan untuk mengapresiasi setiap karya.
Adapun kelima karya yang dipertunjukkan mengangkat aspek budaya yang berbeda-beda. “Sate Kingdom” menampilkan perbedaan antara satai dari kedua negara. “Sakti” menggabungkan cerita rakyat Indonesia dan Malaysia, yaitu antara Mahsuri, Sangkuriang, dan Si Tanggang. “Asian Warrior” menghubungkan sejarah Kerajaan Sriwijaya dengan Kesultanan Malaka.
Kemudian, “Kliwon” mempertemukan kuntilanak asal Indonesia dan pontianak asal Malaysia. “Batik” menyatukan corak batik dari kedua negara. Kelima karya tersebut ditampilkan selama dua hari pada 27–28 Februari 2024 di gedung CADL.
Reporter: Reza Pahlawan (Aktuaria, 2020)