Ubah Polusi jadi Energi Listrik, Mahasiswa Oseanografi ITB Feri Saputra Juara 1 Kompetisi Inovasi Pendidikan Karya SDG’s IPB 2024

Oleh Angra Eni Saepa - Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021

Editor M. Naufal Hafizh


BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa Oseanografi, Institut Teknologi Bandung (ITB), Feri Saputra, menjadi juara 1 Inovasi Pendidikan Karya Sustainable Development Goals Innovation (SDGs) IPB University 2024. Feri mendapatkan penghargaan pada Minggu (9/6/2024).

Pendikar (Pendidikan Karya) merupakan kompetisi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh BEM Sekolah Vokasi, Departemen Pengembangan Karir, IPB University. Kompetisi ini diadakan untuk menciptakan inovasi yang mampu menjawab permasalahan sesuai dengan poin-poin yang ada di dalam SDGs.

Pada kompetisi tersebut, Feri mengambil subtema Energi Bersih dan Terjangkau dengan inovasi pemanfaatan energi termal dari kendaraan bermotor untuk menghasilkan listrik.

Menurutnya, penduduk Indonesia saat ini banyak menggunakan moda transportasi darat yang berimplikasi pada peningkatan emisi karbon ke udara. Akhirnya, Feri mencetuskan ide kreatif dengan menggunakan pendekatan Efek Seebeck untuk mengubah panas termal kendaraan menjadi energi listrik yang dapat disimpan di dalam baterai.

“Penduduk Indonesia banyak menggunakan transportasi darat, namun hal tersebut menimbulkan polusi. Kemudian saya berpikir untuk melihat sisi positifnya untuk memanfaatkan energi termal yang keluar dari knalpot kendaraan menjadi energi listrik,” katanya, saat diwawancarai, Rabu (12/6/2024).

   

Efek Seebeck merupakan fenomena yang terjadi ketika dua ujung logam atau semikonduktor yang berbeda disambungkan dan salah satu ujungnya dipanaskan sehingga timbul perbedaan potensial listrik antara kedua ujung tersebut. Semakin besar perbedaan suhu yang terjadi, maka akan semakin besar tegangan Seebeck yang dihasilkan.

Untuk meningkatkan performa efek tersebut, diperlukan integrasi komponen Modul Peltier TEC-12706 ke knalpot sehingga diperoleh tegangan listrik akibat perbedaan suhu kedua sisi modul peltier. Besarnya daya listrik ini bergantung pada tegangan listrik yang diperoleh.

Ke depannya, Feri berharap inovasinya dapat dikembangkan dalam skala yang lebih luas agar manfaatnya dapat dirasakan banyak orang. Menurutnya, pengembangan inovasi teknologi yang ramah lingkungan dapat berkontribusi dalam membangun infrastruktur yang berkelanjutan.

“Saya berharap pengembangan dalam skala besar agar manfaatnya mampu dirasakan oleh berbagai elemen masyarakat. Inovasi ini mampu memberikan kontribusi terhadap Energi Berkelanjutan (Sustainibilty) sesuai dengan tujuan SDGs Poin 7 dan Poin 13. Dengan mengembangkan inovasi teknologi ramah lingkungan, teknologi ini berkontribusi dalam membangun infrastruktur yang lebih baik,” katanya.

Reporter: Angra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)