UKM ITB : Gigih Melestarikan Budaya Etnik

Oleh alitdewanto

Editor alitdewanto

foto ukmBANDUNG. itb.ac.id - Adat bersendikan Syarak, Syarak bersendikan Kitabullah. Itulah falsafah yang dijunjung oleh Unit Kesenian Minangkabau (UKM) ITB. Unit yang didirikan pada tanggal 1 Juni 1975 ini kerap sekali mengadakan pertunjukkan atau diundang dalam beberapa acara. Unit ini didirikan oleh Chaliz Syam, Ichwan Ishak, dan Sri Ripno Adhidarma. Ketiganya merupakan mahasiswa Elektro angkatan 71. UKM memiliki visi-misi untuk melestarikan budaya Minangkabau di tengah modernisasi yang merajai berbagai bidang kehidupan, tak terkecuali kebudayaan dan kesenian.

Kerja Keras dan Komitmen

Kebudayaan dan kesenian yang dikembangkan seperti tari-tarian, musik etnik, dan wisata kuliner. Misal sebagai bahan dasar, setiap tim penari wajib menguasai tari Galombang Pasamuan yang merupakan tarian untuk menyambut tamu. Pun juga ada tari Piring cukup populer, tari Ulu Lambe, dan tari Randai yang merupakan kumpulan permainan anak negri. Alat musik yang digunakan pun bervariasi mulai dari alat musik tiup seperti Saluang, Bansi, dan Serunai. Untuk memainkan Saluang ini harus lewat sudut peniupan dan bentuk mulut tertentu. Ada pula alat musik pukul seperti Talempong, Gandang, dan Rape'i. Tak sebatas itu saja, UKM juga merambah ke kebudayaan wisata kuliner lewat masakan-masakan khasnya seperti rendang, gulai, lapek, dan goreng baluit.

Sudah bukan rahasia lagi kalau UKM sering mengadakan latihan hingga larut malam dan intens, terutama ketika menjelang penampilan. "Ini merupakan pembelajaran kami bersama untuk dapat memanajemen waktu dan tenaga di tengah padat dan beragamnya jadwal kuliah." terang Ismul Hamdi (Fisika 2006), Ketua UKM. " Untuk mengatasinya diperlukan sebuah komitmen. Asal komitmennya kuat maka latihan pun lancar. Semuanya akan berjalan tidak sesulit yang dibayangkan."

Komitmen itulah yang membawa UKM memiliki kapasitas yang patut diperhitungkan sehingga sering diundang dalam berbagai acara seperti Open House Unit 2008, Patra Night Event, dan Mengenang Seabad Muhammad Natsir di Bogor. Bahkan hingga saat ini, unit yang berlokasi di gedung Aula Timur ITB ini diundang paling sedikit sekali seminggu untuk pentas. Mungkin itu pula yang membuat UKM diganjar sebagai Stand Terbaik II dalam Open House Unit 2008 kemarin. Komitmen tersebut dibina sejak proses kaderisasi di awal melalui azas kekeluargaan.

Tak Cuma Berkesenian

Sebagai unit kesenian, tidak membuat UKM melulu berkutat dengan hal tersebut saja. Unit yang memiliki lambang gonjong (atap) rumah Gadang ini juga memberikan porsi untuk kegiatan sosial dan akademik. Misal untuk kaderisasi 2008 ini, diadakan program bakti sosial ke Rumah Belajar Keluarga Mahasiswa (KM) ITB. Selain itu, UKM juga memiliki agenda tahunan seperti program tryout motivasi bagi siswa kelas tiga SMA se-Sumatera Barat sekaligus merupakan ajang untuk memperkenalkan ITB. Tak hanya materi akademik yang ditekankan, namum wujud motivasi yang turut digali. Pun juga diadakan kompetisi Science and Technology yang merupakan kompetisi paper dan esai bagi siswa SMA.
    
Pada akhir perbincangan, Ismul mengajak rekan-rekan mahasiswa lain untuk turut memperhatikan dan memiliki antusiasme terhadap budaya etnik masing-masing, tidak melulu berpaku pada budaya modern barat. " Selain itu, saya juga berharap agar ITB memberikan perhatian yang lebih bagi unit-unit kesenian seperti kami." tukasnya. Kegigihan sangat diperlukan untuk melestarikan kebudayaan etnik.