Unit Robotika ITB: Wahana Belajar, Mengukir Prestasi

Oleh alitdewanto

Editor alitdewanto

BANDUNG, itb.ac.id- Berdiri pada 19 Mei 2008, Unit Robotika  telah mengangkat nama ITB pada beberapa kesempatan di kompetisi tingkat nasional. Unit ini berusaha mewujudkan visinya sebagai wahana untuk belajar, bermain, berkarya, berprestasi, dan bersenang-senang. Berikut ini merupakan kutipan wawancara Kantor Berita dengan Dody Suhendra, mahasiswa Teknik Elektro 2005, manajer unit Robotika.

Q: Bagaimana awal mula terbentuknya Unit Robotika ITB?
A: Setiap tahun, ada Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) yang biasa diikuti oleh mahasiswa Teknik Elektro dan Kontes Robot Indonesia (KRI) yang diikuti oleh mahasiswa Teknik Mesin ITB. Sejumlah mahasiswa yang mewakili ITB dalam perlombaan tersebut (dikenal juga dengan nama Tim Robot) mendesain dan merakit robot untuk dilombakan di tingkat regional dan nasional. Prestasi yang dicapai oleh Tim Robot ITB kurang sesuai harapan. Hal ini dikarenakan tidak ada manajerial yang baik di dalam tim, sehingga tidak ada yang mengatur jadwal perakitan dan anggaran pemasukan. Tim-tim dari universitas lain umumnya sudah mendesain robot mereka semenjak berbulan-bulan hingga beberapa tahun sebelum dilombakan; mereka pun relatif mendapat dukungan anggaran yang memadai.
Kami lalu mengajukan pembentukan unit kegiatan mahasiswa yang mewadahi Tim Robot ITB. Tujuan dibentuknya unit adalah manajerial tim yang lebih baik dalam hal pengaturan dispensasi kuliah, dana usaha anggaran, serta kerja sama yang lebih baik antara mahasiswa Teknik Elektro dan Teknik Mesin dalam satu wadah unit Robotika, dalam hal perakitan robot untuk dilombakan.

Q: Apa saja prestasi unit Robotika sejauh ini?
A: Tahun 2005 kami meraih juara 1 KRCI Divisi Senior Berkaki tingkat nasional dan Best Design KRI tingkat nasional; tahun 2007, juara 2 KRCI Divisi Expert tingkat nasional; tahun 2008, juara 1 KRI tingkat regional; tahun 2009 di tingkat regional, juara 2 KRCI Divisi Senior Berkaki, juara 2 KRCI Divisi Expert Battle, Best Design Award KRI, dan Best Innovation Award; tahun 2009 di tingkat nasional kami meraih juara 1 KRCI Divisi Senior Berkaki dan Best Algorithm Award.

Q: Kendala apa yang masih dihadapi setelah terbentuknya unit ini?

A: Kendalanya misalnya dana yang turun terlambat dan jumlah dana yang kurang dapat menutupi seluruh pengeluaran. Pada beberapa kesempatan, tim membutuhkan dana tambahan untuk membeli komponen-komponen cadangan guna mengantisipasi kerusakan komponen. Selan itu, kendala lain yang dihadapi adalah ketiadaan arena untuk simulasi latihan.

Q: Bagaimana bentuk kaderisasi yang dilakukan terhadap anggota baru?

A: Sebagai unit kegiatan, kami harus membuka rekrutmen anggota pada awal tahun melalui Open House Unit. Tahun 2009 adalah pertama kali kami menerima anggota menggunakan metode open recruitment untuk umum, maka banyak anggota baru kami yang belum memiliki keterampilan mengenai perakitan robot. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi kami. Namun, kami berusaha sebaik mungkin dalam hal menghadirkan pembicara serta menyusun kurikulum perakitan robot yang sederhana agar dapat dimengerti oleh orang yang belum memiliki pengalaman dalam merakit robot sekalipun.

Di Mata Pembina


Pada kesempatan lain, dosen pembina Unit Robotika ITB, Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono, M.Sc., bersedia memberikan pendapatnya mengenai unit tersebut. Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB (STEI-ITB) ini merupakan sosok yang melakukan pembinaan dan dukungan terhadap jalannya program-program kerja di Unit Robotika, khususnya pada mahasiswa yang mempunyai minat pada bidang robotika.


Q: Sebagai dosen pembina di Unit Robotika ITB, bagaimana fungsi unit ini menurut Anda?

A: Unit Robotika mempunyai fungsi yang sangat penting dalam dunia robotika di ITB. Di unit ini, mahasiswa mempunyai kesempatan untuk belajar mengenai dunia robotika itu sendiri, misalnya mengenai sistem elektronik, kontrol, dan mekanik. Unit ini diharapkan juga dapat menjembatani berbagai multidisiplin ilmu untuk belajar mengenai robotika, dan mewadahi minat dan bakat mahasiswa dalam bidang ini.

Q: Program-program seperti apa yang bermanfaat untuk unit ini ke depannya?
A: Tentu saja program-program yang mendukung persiapan atau training terhadap lomba-lomba robot di Indonesia dan dunia. Prioritasnya adalah untuk mempersiapkan perlombaan seperti KRCI dan KRI. Program lain misalnya dengan menyelenggarakan workshop-workshop yang bermanfaat untuk pengembangan kualitas dan kemampuan mahasiswa. Kemudian, karena anggota Unit Robotika berasal dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda, maka perlu diadakan pelatihan-pelatihan untuk mahasiswa-mahasiswa seperti ini. Di masa depan, Unit Robotika harus berupaya untuk dapat menghasilkan robot yang dapat bermanfaat untuk masyarakat, tidak hanya sekadar untuk perlombaan.

Q: Mengenai anggota Unit Robotika yang sekarang berasal dari berbagai disiplin ilmu, bagaimana pendapat anda mengenai hal ini? Mungkinkah dapat menimbulkan kesulitan di kemudian hari?
A: Saya kira tidak masalah berasal dari berbagai disiplin ilmu, asalkan mahasiswa harus mempunyai minat terhadap bidang ini. Tentu saja dari disiplin ilmu lain, ada hal yang berguna jika diterapkan dalam bidang robotika, misalnya mahasiswa dari FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain - red.) bisa mempunyai kelebihan dalam bidang desain robot, dan sebagainya. Nah, masalah yang mungkin muncul adalah mahasiswa mungkin kurang terbiasa bekerjasama dengan disiplin ilmu lain, padahal mereka sebenarnya dapat bekerjasama untuk menghasilkan prestasi yang lebih membanggakan.

Q: Sejauh ini, apa yang masih kurang dalam pelaksanaan program-program Unit Robotika ini?

A: Ada beberapa kendala yang menghambat program kerja unit, misalnya kendala pendanaan yang masih terbatas. Selain itu, ada kendala perangkat/komponen-komponen, sehingga terkadang mereka (tim Unit Robotika - red.) masih harus membeli komponen dari luar negeri, yang menghambat waktu kerja. Kendala lain yang tak kalah penting adalah masalah ruang, karena ruang yang tersedia di ITB masih sangat terbatas untuk ujicoba robot yang kira-kira membutuhkan ruangan sebesar 10 X 10 meter per robotnya.

Q: Lalu, bagaimana cara untuk mengatasi masalah seperti ini menurut Anda?

A: Menurut saya, Unit Robotika perlu membuat produk atau desain robot yang bersifat mempunyai keberlanjutan (prototype), artinya robot yang sudah pernah dilombakan sebelumnya hendaknya dikembangkan lebih lanjut menjadi lebih sempurna. Misalnya jika sebuah robot sudah pernah dilombakan di KRI, maka robot ini dapat disempurnakan lagi menjadi lebih baik. Cara seperti ini dapat menghasilkan robot yang lebih bermutu tinggi, termasuk dapat mengatasi kendala tadi karena cara ini dapat mengurangi biaya riset dan menghemat waktu.

Q: Sejauh ini, apakah Anda merasa puas dengan program kerja dari unit ini?
A: Unit Robotika sudah menuangkan kemampuannya mereka dalam berbagai prestasi-prestasi yang pernah dicapai. Kita sudah sering memenangkan juara di perlombaan robot nasional. Baru-baru ini kita juga mendapatkan award dalam bidang inovasi dan desain robot, walaupun publikasi prestasi ini masih kurang. Nah, menurut saya, kinerja mereka sudah sepatutnya diberikan penghargaan.

Q: Apa pesan Anda untuk seluruh anggota Unit Robotika ITB ini?

A: Pesan saya hanya agar mereka mampu bekerja secara lebih profesional  dalam tim, termasuk dalam tim yang berasal dari multidisiplin ilmu. Mereka juga harus tekun dan meningkatkan kreativitas dalam menghasilkan prestasi. Di masa depan, mudah-mudahan mereka dapat menghasilkan produk yang bermanfaat untuk masyarakat dunia.

Di tengah berbagai hambatan yang dihadapi, Unit Robotika ITB menunjukkan bahwa mereka tetap dapat menyumbang prestasi dengan karya-karya yang diwujudkan. Mengasah skill, bertemu orang-orang dengan minat yang sama, menorehkan titel juara di tingkat nasional dan regional, dapat menjadi motivasi tersendiri bagi Unit Robotika untuk terus berkarya.

Oleh: Christanto dan Fathir Ramadhan