Upacara Perayaan Dies Natalis ITB ke-46

Oleh Krisna Murti

Editor Krisna Murti

Kemarin, 2 Maret 2005, Institut Teknologi Bandung merayakan ulang tahunnya yang ke-46; juga sekaligus bertepatan dengan peringatan lima tahun ITB berstatuskan Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Upacara perayaan ulang tahun ITB dilaksanakan kemarin, di Aula Barat ITB. Dalam upacara ini juga diadakan pemberian Medali Ganesa Bakti Cendekia Utama dan piagam penghargaan bagi guru-guru besar purna bakti, serta pemberian penghargaan Ganesa Wira Adiutama, bagi para mantan pejabat ITB. Hadir dalam acara tersebut, pimpinan ITB, pimpinan departemen dan fakultas, para guru besar, anggota Majelis Wali Amanat (MWA), anggota Senat Akademik, dan tamu undangan. Acara dibuka dengan prosesi Pimpinan ITB, Senat Akademik, dan Majelis Guru Besar ITB, yang memasuki aula Barat. Setelah Rektor ITB, Djoko Santoso, membuka siding terbuka ITB dengan mengetuk tongkat tiga kali, dengan dipandu oleh Paduan Suara Mahasiswa (PSM) ITB, seluruh hadirin berdiri dan menyayikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Rektor juga memimpin proses mengheningkan cipta, setelahnya. Kesempatan sambutan pertama diberikan kepada Ketua MWA, Dr. H. S. Dillon. Lewat sambutannya yang bertajuk “Menghidupi Roh ITB”, HS Dillon mengajak segenap komunitas sivitas akademik ITB untuk memahami arti ‘Roh ITB’ dan menunjukkan bagaimana agar Roh ITB itu memiliki kemampuan intrinsik untuk memperbarui dirinya. Tujuannya adalah menjadi garda terdepan dalam mengatasi tantangan bangsa. Untuk itu, menurutnya, segenap sivitas akademik ITB harus membangun suatu komunitas ilmiah. Selain itu, dalam sambutannya, HS Dillon juga berjanji bahwa MWA akan mengusahakan agar staf ITB mendapatkan imbalan yang layak, kemampuan ITB dalam membiayai pendidikan meningkat, kelompok-kelompok riset mendapatkan dana penelitian, serta meningkatkan daya-saing ITB dengan mengembangkan teknologi melalui Pusat Inkubator Bisnis dan Satuan Usaha Komersial. Sambutan selanjutnya diberikan oleh Amrinsyah Nasution, Ketua Senat Akademik ITB. Dalam sambutannya, Amrinsyah memberikan paparan mengenai peran dan tanggungjawab Senat Akademik dalam menjembatani antara retorika pendidikan tinggi dengan realita yang terjadi di masyarakat. Amrinsyah menyatakan bahwa otonomi sistem ‘governance ITB’, sistem panjaminan mutu, program Tri Dharma Perguruan TInggi, sistem Pengelolaan Sumber Daya Manusia, sudah diusahakan tahun ini. Selain itu, deployment system infrastruktur kampus, dan usaha venture yang mendukung keuangan ITB juga harus diperhatikan. Itu semua merupakan bagian dari rencana strategis ITB untuk menjalankan sistem pendidikan sehingga bias menghadapi tantangan zaman. Senat Akademik, sebagai pembuat acuan kegiatan akademik dan norma-norma akademik yang mengacu pada ITB-BHMN, oleh Amrinsyah dinyatakan sebagai ‘guardian of values’. Karenanya, Senat Akademik selain membuat norma, kebijakan dasar, dan ketentuan umum , juga melakukan evaluasi terhadap kinerja pimpinan ITB dan kinerja MWA. Sambutan terakhir disampaikan oleh Djoko Santoso, selaku Rektor ITB terpilih untuk masa jabatan 2005-2010. Djoko Santoso mengungkapkan bahwa secara operasional, yang akan diusahakan oleh ITB adalah komunikasi dengan santun, meningkatkan kesejahteraan warga sesuai dengan kemampuan institut, serta membuat ITB menjadi institusi akademik yang akuntabel. Dalam meraih itu, ada sembilan tugas sekaligus tantangan, yaitu pengembangan kegiatan pendidikan, pengembangan kegiatan penelitian, pengembangan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, pengembangan kegiatan kemahasiswaan, penataan dan pemantapan sumber daya, penataan dan pemantapan perencanaan dan keuangan, penataan dan pemantapan institusi/kelembagaan, penataan dan pemantapan komunikasi dan kesekretariatan, serta penggalian dana. Setelah nyanyian Hymne ITB oleh PSM, acara dilanjutkan dengan pidato ilmiah Prof. Ir. Surna Tjahja Djajadiningrat, MSc, PhD, bertajuk “Mengelola Pengetahuan dan Modal Intelektual dengan Pembelajaran Organisasi: Suatu Gagasan untuk Institut Teknologi Bandung.” Dalam orasi ilmiah ini, Prof Surna yang kini juga mengajar di Sekolah Bisnis dan Manajemen ini, hendak menggagas organisasi, manajemen, dan tipe kepemimpinan yang tepat bagi ITB. Selanjutnya adalah pemberian Medali Ganesa Bakti Cendekia Utama dan piagam penghargaan bagi dua puluh guru-guru besar purna bakti, serta pemberian penghargaan Ganesa Wira Adiutama, bagi lima mantan pejabat ITB. Setelah lagu Syukur oleh PSM, Rektor menutup sidang terbuka Institut Teknologi Bandung dengan tiga kali mengetuk tongkat. Setelah nyanyian Mars ITB, acara dilanjutkan dengan makan siang bersama dan ramah tamah. antonius krisna murti