UPT PSDM Selenggarakan Lokakarya Penulisan Karya Ilmiah dan Peresmian Writing Center UPT PSDM ITB
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – UPT PSDM ITB mengadakan pelatihan lokakarya penulisan karya ilmiah pada Senin (5/4/2021) secara daring. Acara ini merupakan acara pembuka dari rangkaian seri lokakarya yang diadakan selama tiga hari. Pada kesempatan ini pula dilakukan peresmian Writing Center UPT PSDM ITB.
Acara dihadiri oleh Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Plt. Deputi Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristek/BRIN, Prof. Dr. Ismunandar, selaku pemateri acara ini, Kepala UPT PSDM ITB, Dr. Ir. Lusia Marliana Nurani, Ph. D., dan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, Dr. Ir. I Gusti Ayu Putri Saptawati, S. M.Comm., serta tenaga pendidik dan tenaga kependidikan ITB.
Pada awal acara, Dr. Ir. Lusia Marliana Nurani, Ph. D menyampaikan sambutan kepada para peserta. Ia menjelaskan secara singkat tujuan dan harapan dari terbentuknya Writing Center ITB. “Writing center ITB bukan one stop fixed shop, di mana kita meninggalkan tulisan kita lalu diperbaiki oleh para pakar. (Ini adalah) Tempat kita sebagai penulis untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan kita melalui konsultasi dan workshop kepenulisan,” paparnya. Kegiatan ini kemudian dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Sumberdaya Dr. Ir. I Gusti Ayu Putri Saptawati, S. M.Comm., sekaligus meresmikan Writing Center UPT PSDM ITB.
Tips Menulis Karya Ilmiah
Acara disambung dengan pemaparan materi Penulisan Karya Ilmiah oleh Prof. Dr. Ismunandar. Seorang penikmat sastra ini mengatakan, tahapan dan pengetahuan dasar mengenai penulisan karya ilmiah tidak lepas dari peran editor dan referee sebagai penentu kelayakan publikasi. Apabila layak maka akan diterima, namun bila ada beberapa kesalahan, penulis perlu merevisi lagi karyanya. Prof. Ismunandar menegaskan bahwa yang terpenting dari perbaikan ini adalah peningkatan kualitas karya ilmiah penulis.
Ia juga menyampaikan struktur dari karya ilmiah yang baik dimulai dari judul, penulis, unit kerja, abstrak, latar belakang, metode, hasil penelitian, simpulan, hingga daftar pustaka. Ia menekankan bahwa ciri karya yang baik adalah karya yang memiliki konten dan presentasi yang baik. Ia menyambungkan hal ini dengan konsep ilustrasi dalam artikel. Menurutnya, ilustrasi adalah komponen penting untuk mengungkapkan ide secara lebih bermakna, menarik, dan informatif. “A picture have a thousand word, jadi sebuah ilustrasi itu punya banyak makna,” tuturnya.
Pada akhir pembahasan, Ia menyinggung etika dalam publikasi dan beberapa tips agar karya dapat diterima setelah direvisi. Menurutnya, penulis yang baik harus mematuhi kode etik yang berlaku dalam publikasi, seperti mengirim artikel hanya pada satu jurnal, memberi rujukan pada peneliti yang dibahas, mencantumkan seluruh pengarang, dan mempertahankan keaslian karya. Ia berpesan agar hati-hati dengan plagiat karena itu tidak hanya soal menyalin karya secara utuh, melainkan sebuah kalimat yang disalin juga sudah menjadi bentuk plagiat sehingga perlu adanya parafrase dari penulis.
Di akhir sesi, Prof. Ismunandar memberikan beberapa tips agar karya dapat diterima setelah direvisi. Ia menyingkatnya dengan ACCEPTANCE. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam revisi mulai dari perhatian mendetail terhadap topik bahasan, pengecekan ulang, menerima saran editor, hingga perhatian terhadap etika publikasi.
Reporter: Daffa Raditya Farandi (TPB SBM, 2020)