URO ITB Juara Harapan KRI Nasional 2017 Divisi Sepak Bola Humanoid

Oleh Holy Lovenia

Editor Holy Lovenia


BANDUNG, itb.ac.id - Robot merupakan salah satu bentuk kemajuan dalam kreasi dan manufaktur alat-alat yang dapat menunjang kehidupan manusia. Sebagai salah satu bagian teknologi yang perkembangannya saat ini sedang gencar, banyak pekerjaan manusia yang kini diterapkan pada fungsionalitas robot sehingga sumber daya manusia yang dibutuhkan dapat menjadi lebih efisien dan efektif. Maka itu, diadakan berbagai kompetisi robotika guna mengenalkan dunia inovasi dan pengembangan robot ke kalangan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada. Melalui Kontes Robot Indonesia (KRI) tingkat nasional pada tahun 2017, tim Dago Hoogeschool dari Unit Robotika (URO) ITB berhasil menaklukkan kesulitan-kesulitan yang menghadang dan maju sebagai Juara Harapan pada bidang Sepak Bola Humanoid yang diadakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).


Sedikit Mengenai KRI Nasional 2017
Kontes Robot Indonesia 2017 terdiri dalam dua jenjang, regional dan nasional. KRI 2017 tingkat nasional ini diadakan pada Kamis (06/07/17) hingga Minggu (09/07/17) di UPI, Bandung. Kompetisi robot tersebut akan mengadakan lima divisi berbeda, yaitu Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Berkaki, Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid, Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Beroda, dan Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI). Bidang yang dimenangkan oleh Dago Hoogeschool adalah KRSBI Humanoid. 




Pendakian Keras Menuju Puncak
Sejak awal semester ganjil, tim Dago Hoogeschool sudah mulai mempersiapkan robot-robot yang akan digunakan untuk bertanding, mulai dari segi riset hingga optimasi. Riset yang dilakukan melingkupi kemampuan persepsi robot dalam mengenali bola dan gawang, kerangka, struktur, dan mekanik robot. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh Dago Hoogeschool di semester ganjil adalah membagi fokus tim untuk melakukan persiapan guna mengikuti kompetisi lain yang diselenggarakan pada bulan Desember 2017. Sayangnya, setelah perlombaan tersebut, hanya dua dari empat robot milik Dago Hoogeschool yang masih bisa bekerja. Dua robot lainnya mengalami kerusakan pada sistem kontroler servo yang belum dapat diselesaikan.

Sedangkan pada semester genap, Dago Hoogeschool berkonsentrasi dalam integrasi sistem robot secara keseluruhan dan optimasi maksimal pada dua robot yang tersisa. Evaluasi dan simulasi pertandingan secara berkala dilakukan secara terus-menerus untuk meningkatkan dan stabilisasi performa, dari segi algoritma maupun mekanik robot. Walaupun harus setiap anggota tim harus rela mengorbankan waktu senggang dan liburan bersama keluarga, tim Dago Hoogeschool tetap mengerahkan usaha terbaik mereka. Semua hal itu dilakukan demi usaha dalam mendaki puncak bernama kemenangan.




Puncak Perjuangan
Muhammad Isnain Hartanto (Teknik Elektro 2013) sebagai ketua tim Dago Hoogeschool, mengaku bahwa terakhir kali tim tersebut mengukir prestasi pada jenjang nasional adalah tiga tahun lalu. Perkembangan pesat telah dialami oleh tim Dago Hoogeschool selama ini, semuanya berkat dari perjuangan dan pengorbanan waktu yang dilakukan oleh masing-masing anggota tim agar dapat maju bersama. “Jangan biarkan keterbatasan membatasi kita dalam segala hal. Jadikan keterbatasan tersebut sebagai motivasi dan pembuktian dari karya yang kita hasilkan. Tetaplah fokus pada target yang telah kita pasang,” ucap Isnain.