Vent-I, Alat Pejuang Kemanusiaan Lawan COVID-19
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id--Studium Generale KU 4078 yang digelar Rabu, 20 Januari 2021, menghadirkan Ketua Tim Ventilator Portable Indonesia (Vent-I), Dr. Ir. Syarif Hidayat, yang membahas mwngenai Vent-I yang merupakan ventilator asli buatan Indonesia yang dibuat saat Indonesia sangat membutuhkan alat bantu pernapasan bagi pasien Covid-19. Vent-I merupakan kolaborasi antara Yayasan Masjid Salman, ITB, serta Universitas Padjajaran (Unpad).
Dr. Syarif mengungkapkan bahwa Vent-I dibuat atas dasar kepeduliannya pada sesama dan kondisi negara Indonesia yang belum kunjung membaik akibat adanya pandemi Covid-19 ini. Sebagaimana diketahui bahwa simtom dari virus ini membuat alveoli manusia tidak berfungsi sehingga manusia tidak bisa menghirup oksigen dan mengakibatkan kegagalan fungsi organ yang bisa berujung pada kematian. Pada awal pembuatannya, ventilator harus diuji terus menerus dengan cara terus digunakan tanpa henti. Ia dan timnya melakukan pengujian pada motor yang dibeli di pasaran namun tidak tahan lama dan mudah rusak.
Lebih lanjut, Dr. Syarif menjelaskan bahwa butuh waktu 1 bulan untuk bisa lulus uji alat ventilator tersebut. Mulai dari uji ketahanan, keamanan, dan sebagainya. Pembuatan dan pengembangan Vent-I diakui Syarif melibatkan banyak UMKM, mulai dari produksi casing, selang, serta komponen-komponen lainnya. Bahkan, beberapa komponen utama Vent-I diproduksi di Polman, sedangkan untuk perakitannya dilakukan di Polban, PT Dirgantara Indonesia, dan juga Kudus.
“Saya sudah habis uang pinjaman hingga Rp100 juta saja belum bisa menghasilkan ventilator yang sesuai. Akhirnya, dengan saran seorang kawan, kami menghimpun dana dari masyarakat dan tak disangka kami dapat menghimpun sebesar Rp12 Miliar. Dana tersebut bahkan hampir setara dengan pembuatan 1000 ventilator yang ideal,” tuturnya.
Semua alat Vent-I dikirim ke Masjid Salman untuk dilakukan Quality Control (QC). Ia menyebutkan, ada sekitar 100 orang yang terlibat dalam pengecekan QC yang terdiri dari para ahli dan mahasiswa. Kemudian setelah disterilisasi dan dikemas, baru Vent-I bisa didistribusikan ke rumah sakit yang membutuhkan. Hingga Juli 2020, dari dana masyarakat yang didapatkan, pihaknya bisa mendistribusikan sekitar 1000 ventilator ke 277 rumah sakit di 34 provinsi di Indonesia. Hal ini pun berkat dukungan lebih dari 2000 donatur dan 54 instansi yang terlibat.
Pada Januari 2021, Vent-I telah resmi diproduksi di PT Panasonic Health Care. Hal ini merupakan sejarah pertama bagi kita bahwa produk buatan anak negeri bisa diproduksi oleh perusahaan asing (Jepang).
“Ini adalah kerja gotong royong yang sesungguhnya, karena teknologi yang benar dikerjakan secara bersama-sama. Sebagai seorang insinyur, patut berendah hati untuk bertanya pada dokter atau siapapun yang mengerti pentingnya alat ini ada. Jangan membatasi pengetahuan atau pun sumbangan-sumbangan pemikiran yang kreatif,” pungkasnya.
Reporter: Afif Naufal Harman (Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air, 2017)