Waspadai Bahaya Penyakit Degeneratif, SF Adakan Cek Kesehatan Gratis

Oleh Ninik Susadi Putri

Editor Ninik Susadi Putri

BANDUNG, itb.ac.id - Saat ini, penyakit degeneratif adalah pembunuh nomor satu di dunia. Menurut WHO, lebih dari satu milyar orang mengidap penyakit ini dan akan terus bertambah setiap tahunnya. Penyakit degeneratif merupakan suatu penyakit yang muncul akibat kemunduran dari fungsi sel di tubuh manusia dari keadaan normal menjadi lebih buruk akibat pola hidup yang tidak sehat. Oleh karena itu, penting dilakukannya usaha pencegahan sejak usia dini. Sekolah Farmasi (SF) mengadakan pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan gratis bertajuk "Upaya Dini Pencegahan Munculnya Penyakit Degeneratif pada Usia Produktif". Acara ini diselenggarakan pada Sabtu (13/09/14) bertempat di Selasar Labtek VII disusul  seminar penyuluhan gaya hidup sehat di Aula Barat ITB.
Pemeriksaan kesehatan ini terdiri dari empat pos pemeriksaan. Pos pertama adalah penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan peserta. Berat badan dan tinggi badan dihitung sesuai dengan Body Mass Index (BMI). Selanjutnya, peserta melakukan pengukuran tekanan darah. Pos ketiga, peserta diambil darah dan langsung diukur asam urat, glukosa serta kolesterolnya. Setelah semua pos pemeriksaan dilalui, peserta cek kesehatan akan berkonsultasi dengan para mahasiswi farmasi mengenai hasil pemeriksaan. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit deregenaratif seperti diabetes, jantung koroner, obesitas, stroke, dan sebagainya.
"Ini adalah program pengabdian masyarakat yang kami lakukan," tutur Dr. I Ketut Adyana (Dosen Farmakologi SF) selaku penanggungjawab acara ini. Program pengabdian ini sendiri dibagi menjadi beberapa tahap dengan peserta merupakan mahasiswa ITB. Tahap pertama adalah penyebaran poster dan publikasi untuk menjaring para peserta untuk melakukan pemeriksaan. Tahap kedua adalah pemeriksaan kesehatan bagi para peserta. Tahap ketiga dilakukannya seminar penyuluhan oleh praktisi gizi dan dokter mengenai pola hidup sehat. Setelah dilakukan penyuluhan dan tips-tips kesehatan, pada tahap keempat para peserta akan diperiksa kembali kesehatannya untuk dilihat perubahannya.
Gaya hidup saat ini yang serba instan dan serba mudah membuat mahasiswa sering mengonsumsi makanan yang tidak sehat seperti makanan cepat saji dan jajanan yang kotor. Selain makanan yang kurang sehat, aktivitas seperti olahraga juga terkadang jarang dilakukan oleh mahasiswa. "Harapannya tentu ada perubahan mindset pada mahasiswa bahwa pola hidup sehat adalah investasi jangka panjang," tambah Ketut.