KONTRIBUSI SEKOLAH FARMASI – ITB PADA KEGIATAN ITB TANGGAP BENCANA DESA CIKAWUNG, KEC. TANJUNGSIANG, KAB. SUBANG JANUARI 2024

Oleh Jani Nurhajanti -

Editor Jani Nurhajanti, SIP

ring of fire

Bencana memang sepertinya kerap terjadi di Indonesia, karena secara geografis, letak Indonesia diapit oleh 2 samudera yaitu samudera hindia dan samudera pasifik, serta menjadi tempat pertemuan 3 lempeng tektonik yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik atau yang lebih dikenal sebagai “”.   Menurut data dari BNPB (https://www.bnpb.go.id/infografis/infografis-bencana-tahun-2023) pada tahun 2023 telah terjadi 5.400 jenis bencana di Indonesia yang terdiri dari gempa bumi, erupsi gunung, longsor, banjir, kekeringan, dll. Dampak kerusakan yang ditimbulkan bencana alam mengakibatkan 275 korban jiwa meninggal, 33 jiwa hilang, 5.795 jiwa menderita luka dan bedampak terhadap hampir 9 juta penduduk harus mengungsi, sekitar 47 ribu rumah penduduk dan 1.291 fasilitas umum rusak.

Bencana alam ini menyisakan duka mendalam bagi masyarakat di wilayah bencana dan untuk beberapa penduduk juga menyebabkan trauma. Banyaknya korban serta besarnya kerugian yang diakibatkan bencana alam ini baik fisik, material maupun psikososial ini, salah satunya disebabkan kurangnya kewaspadaan dari masyarakat dikarenakan rendahnya pengetahuan tentang kebencanaan.

Sebagai bagian dari masyarakat, ITB melakukan aksi tanggap bencana di Sumedang dan Subang untuk membantu masyarakat yang terkena musibah. Aksi ini dilakukan secara paralel dan terintegrasi dengan berbagai aksi yang dilakukan oleh civitas akademika ITB lainnya. Setidaknya terdapat 9 tim di ITB yang membantu dan berkegiatan di daerah bencana Sumedang - Subang, meliputi tim pemasok listrik dan air minum tanggap bencana, tim yang menangani sampah pada kondisi bencana, beberapa tim yang bergerak di fasa pasca bencana terkait layanan kesehatan dan trauma healing, hingga ke tim yang merencanakan dan fokus pada pemulihan perekonomian di daerah bencana.

Sekolah Farmasi ITB (SF-ITB) berkolaborasi dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM - ITB), PT LAPI, UPT Pelayanan Kesehatan ITB (UPT Yankes ITB), dosen dari KK Estetika dan Ilmu-ilmu Seni - Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD – ITB), Tim Psikolog dari Direktorat Kemahasiswaan ITB (Ditmawa ITB), BPBD Provinsi Jawa Barat, Apoteker Tanggap Bencana PD IAI Kab Subang serta Ikatan Alumni Farmasi ITB (IA FA ITB), menurunkan Tim SF Tanggap Bencana. Tim ini beranggotakan 9 dosen, 5 tutor / asisten akademik serta 10 mahasiswa, di bawah koordinator apt. Tomi Hendrayana. Bertempat di Gedung Kelurahan Desa Cikawung, Kec. Tanjungsiang, Kab. Subang (https://maps.app.goo.gl/iSAP3vBciez6UF8j8) pada hari Sabtu, 27 Januari 2024, Tim SF ini melakukan kegiatan pengabdian masyarakat paket lengkap berupa edukasi tentang kebencanaan menghadirkan narasumber dari BPBD Provinsi JABAR (Kang Rano), pelayanan kesehatan bagi masyarakat di sekitar daerah bencana yang dilakukan bekerja sama dengan tenaga kesehatan dari UPT Yankes ITB, bantuan logistik berupa paket sembako untuk membantu masyarakat meringankan beban hidup, penanganan trauma yang dilakukan bekerjasama dengan para psikolog dari Ditmawa ITB, serta dukungan psikososial bagi anak-anak korban gempa yang dilakukan oleh dosen dan tutor KK Keolahragaan serta para mahasiswa SF ITB yang sebelumnya mendapat pelatihan art therapy dari dosen FSRD yang juga berprofesi sebagai seorang art therapist, Ardhana Riswarie , S.Sn., M.A.   

Beberapa waktu yang lalu, hari Minggu 31 Desember 2023 malam terjadi gempa bumi yang berdasarkan informasi dari BMKG, gempa tersebut berkekuatan 4,8 Magnitude pada kedalaman 5 km dengan pusat gempa berada di koordinat 107,94 BT dan 6,85 LS, berjarak sekitar 1,5 km timur Kota Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Guncangan terasa hingga Bandung, Subang, Garut, Cirebon, dan beberapa kawasan lainnya di Jawa Barat. Gempa ini menyebabkan kerusakan yang cukup parah bagi penduduk di wilayah pusat gempa serta daerah lain yang terdampak. Banyak rumah penduduk yang hancur dan tidak dapat digunakan kembali. Belum usai dengan bencana gempa, pada hari Senin 8 Januari 2024 sekitar pukul 17.00 terjadi bencana longsor di Kab Subang, berdasarkan data BNPB mengakibatkan 2 orang dinyatakan meninggal, 11 orang luka, 80 jiwa dipaksa mengungsi dan sekitar 40 rumah terdampak bencana karena pergerakan tanah. Di desa Cikawung, Kec Tanjungsiang, Kab Subang, menurut data yang disampaikan Pak Agus Sapulah S.E (Camat Tanjungsiang) dan Pak Didi Gumilar S.H (Lurah Cikawung) terdapat setidaknya 38 rumah rusak dan 7 diantaranya termasuk kategori kerusakan berat sebagai akibat dari gempa yang berpusat di Sumedang.

<p><span>Jenis
kegiatan yang direncanakan pada ITB Tanggap Bencana Subang ini disesuaikan
dengan keadaan serta kebutuhan masyarakat yang berhasil diidentifikasi pada
saat survey pendahuluan sebelumnya, melalui komunikasi dengan BPBD setempat dan
relawan (pak Aby Tommy), apoteker tanggap bencana PC IAI Subang (apt Virda
Emerita), pejabat pemerintah daerah (pak Camat, pak Lurah dan pak Kadus) serta
masyarakat umum yang ditemui di lokasi.</span></p>

Edukasi Kebencanaan

Kegiatan ITB Tanggap Bencana di Desa Cikawung diawali dengan pemberian edukasi tentang kebencanaan dan hal yang perlu dilakukan apabila menghadapi bencana longsor dan gempa bumi. Kegiatan ini menghadirkan narasumber kang Rano Hanjaya, perwakilan dari URC PusdalopsBPBD Provinsi JABAR, dengan target peserta edukasi sekitar 35 orang kader desa. Pemberian edukasi ini mengambil tempat di salah satu gedung kelurahan yang biasanya digunakan sebagai lapangan olahraga badminton / GOR. Dilengkapi dengan fasilitas edukasi serta kursi dengan suasana nyaman, pemateri memaparkan informasi edukasi secara santai tetapi serius dan penting.

Edukasi kebencanaan oleh kang Rano Hanjaya dari URC Pusdalops BPBD Jawa Barat

Materi yang disampaikan berupa pengertian tentang bencana longsor dan gempa, penyebab terjadinya bencana, tanda-tanda umum sebelum terjadi bencana, hal yang perlu dilakukan saat terjadi bencana seperti “drop – cover and hold on” dengan memanfaatkan barang sekitar (meja – kursi dll) sebagai pelindung, serta kegiatan pasca bencana seperti kegiatan mitigasi kebencanaan. Pada kegiatan ini juga dilakukan simulasi hal yang perlu dilakukan saat terjadi bencana longsor dan gempa.

Hal yang menarik dari pemberian edukasi tentang kebencanaan kali ini, adalah hal yang dibahas ternyata pas sekali dengan kondisi peserta. Misalnya teknik drop, cover and hold on akan berbeda apabila penyintas adalah seorang ibu hamil ataupun seorang ibu yang juga harus menggendong bayi. Saat kegiatan edukasi berlangsung, secara kebetulan terdapat dua orang kader desa yang datang menggendong anak usia usia di bawah 2 tahun serta seorang kader desa dalam kondisi hamil sekitar 6 bulan-an. Sehingga informasi yang disampaikan dapat langsung diikuti dengan simulasi terjadinya bencana dengan kondisi khusus (hamil atau orang menggendong bayi).

Diharapkan dari kegiatan edukasi para kader desa ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang kebencanaan serta menumbuhkan kesadaran bahwa tanggung jawab manajemen bencana bukan hanya ada di pihak pemerintah tetapi masyarakat umumpun memiliki tanggung jawab penting dalam setiap fase kebencanaan. Sebagai efek lanjut dari pelatihan ini, kader desa diharapkan dapat menularkan pengetahuannya dan menyebarkan informasi yang benar dengan mengedukasi kepada masyarakat di Desa Cikawung, Kec. Tanjungsiang Kab Subang yang pada akhirnya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana, mencegah terjadinya bencana serta mengurangi terjadinya korban bila terjadi bencana.

<p><b><i>Layanan Kesehatan Pengobatan
Gratis</i></b></p>
<p>Bersamaan
waktunya dengan pemberian edukasi tentang kebencanaan kepada kader desa, Tim SF
ITB bekerja sama dengan tenaga kesehatan dari UPT Yankes ITB memberikan layanan
pemeriksaan kesehatan gratis terhadap sekitar 150 masyarakat desa Cikawung. Masyarakat
sangat antusias dengan pelayanan kesehatan ini, terbukti sebelum kegiatan
dimulai pada jam yang direncanakan, tetapi masyarakat sudah berdatangan dan
berkumpul di Kantor Desa Cikawung. </p>
<p>Kegiatan
layanan kesehatan ini dilaksanakan di aula balai desa Cikawung. Masyarakat
dibagi menjadi 4 termin kedatangan dan setiap kedatangan berjumlah sekitar 40
orang untuk durasi layanan sekitar 1 jam per termin. Dengan menurunkan 2 orang
dokter umum, 3 orang perawat, 6 orang apoteker untuk menyiapkan obat dan
pemberian informasi obat / konseling, serta dibantu oleh 10 orang mahasiswa
yang melakukan pengukuran kolesterol, gula darah serta asam urat.</p>
<p>Layanan
kesehatan dimulai dengan bagian registrasi. Karena keterbatasan fasilitas dan
sumber daya, pada layanan kesehatan ini hanya melayani masyarakat yang ditunjuk
dan diprioritaskan mendapat layanan kesehatan ini oleh aparat desa. Aparat desa
melalui kader desa telah membagikan sekitar 150 kupon undangan, dipilah dari
sekitar 4.000an jiwa yang tersebar di 24 RW di desa Cikawung. Setelah lolos
registrasi, masyarakat diarahkan ke bagian wawancara dengan perawat untuk
anamnesa identifikasi keluhan dan pengukuran tanda penting (tekanan darah,
denyut nadi, pernapasan, berat dan tinggi badan). Segera setelah beres dari
meja anamnesa, masyarakat diarahkan ke meja pengecekan kolesterol, gula darah
serta asam urat. Banyak dari masyarakat desa yang ternyata relatif takut dengan
jarum untuk pengambilan darah walaupun sebenarnya alatnya seperti ballpoint
serta proses dilakukan cepat. Dari hasil skrining ini diketahui banyak juga
masyarakat yang menderita penyakit degeneratif seperti asam urat, hipertensi,
dislipidemia. Selanjutnya masyarakat diperiksa oleh dokter dan di bagian akhir
masyarakat bertemu dengan apoteker untuk pengambilan obat disertai dengan
informasi penting untuk memastikan penggunaan obat yang baik dan benar.</p>
<span>Umumnya masyarakat yang datang menerima layanan
kesehatan adalah para lansia dengan keluhan rata-rata seperti pusing,
pegal-pegal, gatal, sulit bernapas, sukar berjalan, sakit di sekitar sendi,
dll. Salah satu pasien yang datang harus dibantu dengan kursi roda. Awalnya tim
layanan kesehatan direncanakan mendatangi ke rumah warga karena ada laporan
warga yang tidak dapat berjalan dan </span> <p>mendapat
perawatan, tetapi ternyata warga tersebut berkeinginan datang langsung,
sehingga dilakukan penjemputan khusus untuk warga ini ditemani oleh kader desa.</p>

Layanan kesehatan bagi masyarakat Desa Cikawung, Kec Tanjungsiang, Kab Subang

 

Penanganan Psikologi / Trauma Healing Pasca Bencana

Setelah melewati layanan pemeriksaan kesehatan, masyarakat diarahkan ke penanganan psikologi yang bertempat di gedung lapangan badminton. Sama dengan layanan kesehatan, di penanganan psikologi ini masyarakat juga dibagi menjadi 4 termin, dan masing-masing termin berlangsung sekitar 1 jam. Di sini masyarakat dipandu oleh para psikolog yang tergabung di Direktorat Kemahasiswaan ITB yang memang sudah pernah bertugas dan memiliki pengalaman menangani pasien di wilayah bencana yang memiliki masalah dengan psikologi / trauma. Kegiatan diawali dengan gerakan tertentu yang dipandu oleh salah seorang psikolog untuk semua pasien, kemudian bila diperlukan dapat dilakukan terapi terhadap individu.

Warga sangat antusias dengan kegiatan penanganan psikologi ini dan mereka mengatakan baru pertama kali mendapat terapi psikologi seperti ini. Awalnya banyak warga yang mengeluh trauma dengan gempa. Sedikit saja getaran terasa, masyarakat umumnya langsung terkejut – kaget dan keluar rumah, padahal getaran tersebut disebabkan kendaraan besar yang lewat karena mereka tinggal di pinggir jalan raya. Ketakutan ini berlangsung hingga sekarang, walaupun tingkatnya dirasa menurun. Setelah mengikuti kegiatan penanganan psikologi, warga merasa lebih lega, senang, dan terbantu sedikit demi sedikit lepas dari trauma tersebut. Setelah mengikuti layanan penanganan psikologi, <span>masyarakat
dapat langsung pulang dan tak lupa sebelum pulang dibekali dengan dukungan
logistik sembako.</span>

<p><b><i>Dukungan Psikososial bagi
Anak (bermain bersama, olahraga dan art therapy)</i></b></p>
<span>Bila untuk orang tua dan masyarakat dewasa
mendapat penanganan psikologi pasca bencana, khusus untuk 25 anak level TK dan
SD di desa Cikawung mendapatkan dukungan psikososial yang dipandu oleh dosen
dari Kelompok Keahlian Keolahragaan, Sekolah Farmasi ITB dibantu oleh beberapa
mahasiswa dari Program Studi Farmasi Klinik dan Komunitas serta Program Studi
Sain dan Teknologi Farmasi, Sekolah Farmasi ITB. Aktivitas dukungan psikososial
ini berlangsung di gedung PAUD bersebelahan dengan gedung kelurahan yang digunakan
untuk kegiatan layanan kesehatan. Karena cuaca pada saat itu kurang mendukung,
hujan gerimis terjadi sejak jam 7.50 WIB sehingga kegiatan difokuskan pada </span>

aktivitas di dalam ruangan (indoor activities) yang termasuk dalam art therapy seperti menggambar dan mewarnai sesuai dengan kehendak anak, bernyanyi bersama atau mendengarkan cerita edukatif. Setelah selesai menggambar, beberapa anak diminta untuk menceritakan maksud gambarnya tersebut kepada yang lain, dengan maksud melatih keberanian anak untuk berbicara serta mengutarakan ide / gagasan yang dimiliki.

Sekitar jam 8.45 WIB, hujan berangsur reda dan anak-anakpun sudah terlihat bosan sehingga kegiatan dukungan psikososial dialihkan pada aktivitas diluar ruangan (outdoor activities) seperti melakukan olah raga ringan, bernyanyi ataupun permainan edukatif dan menarik (fun-educative game) untuk melatih kerjasama serta sportivitas. Dari beberapa anak yang diwawancarai, umumnya mereka senang dengan kegiatan bermain bersama, mendapat pengalaman melakukan aktivitas permainan baru. Dan lebih membahagiakan lagi, katanya karena setelah diajak bermain masing-masing dari anak mendapatkan bingkisan logistik untuk keperluan sekolah.      

<p><i>Dukungan
psikososial bagi anak di Desa Cikawung, Kec Tanjungsiang, Kab Subang</i></p>
<p><b><i>Bantuan Logistik Paket
Sembako dan Paket Anak Sekolah</i></b></p>
<p>Untuk
membantu meringankan beban masyarakat dan anak-anak di lokasi kegiatan ITB
Tanggap Bencana, Tim juga menyiapkan bantuan logistik paket sembako (sembilan
bahan pokok) untuk masyarakat yang menerima layanan kesehatan, serta paket anak
sekolah bagi anak-anak yang mengikuti kegiatna dukungan psikososial. Pengadaan
paket-paket ini dilakukan bekerja sama dengan Divisi Waserda – Koperasi ITB.</p>

<p><i>Pembagian
paket sembago dan paket anak sekolah</i></p>

PENUTUP

Tanggung jawab penanggulangan bencana tidak hanya terletak pada pemerintah daerah ataupun pusat saja, tetapi hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama bagi seluruh masyarakat Indonesia. Keberhasilan manajemen bencana mulai dari tahap prabencana, saat terjadi bencana dan sampai pasca terjadinya bencana sangat tergantung pada koordinasi dan kerjasama berbagai pihak meliputi pemerintah daerah / pusat, industri farmasi, peran akademisi, organisasi profesi, Lembaga sosial kemasyarakatan serta masyarakat umum. Kemampuan – kemauan sumber daya manusia yang berperan secara aktif dan proporsional sesuai tugas – fungsi – kewenangan – tanggung jawab dan kewajibannya menjadikan sistem manajemen bencana dapat saling mengisi sehingga terlaksana dengan baik.

Fokus kegiatan manajemen bencana tidak hanya pada respon apabila terjadi bencana, tetapi lebih ditekankan pada fase prabencana yaitu mitigasi bencana. Sesuai dengan perannya, masyarakat dapat berkontribusi meringankan beban pemerintah dan petugas kebencanaan, yaitu dengan pencegahan terjadinya bencana serta meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana, diantaranya dengan peningkatan pengetahuan tentang identifikasi potensi bencana, persiapan yang perlu dilakukan untuk menghadapi bencana dan hal yang harus dilakukan bila terjadi bencana seperti yang dilakukan dalam kegiatan ITB Tanggap Bencana Subang ini. Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.

 

Bandung, 31 Januasi 2024

Tim Relawan Sekolah Farmasi - ITB

Dosen: Tomi Hendrayana, Anis Sussieyani, Bhekti Pratiwi, Irianti Bahana M.R, Muhammad Fahmi Hasan, Pratiwi Wikaningtyas, Siti Farah Rahmawati, Tjokorde Istri Armina P. dan Zulfan Zazuli.

Tutor / Asisten Akademik: Irana Mery Alviana, Khairiatul Ummah, Silma Aulia Rahmah, Tia Hadianti dan Tuliss Bial Fathannisa,.

Tenaga Kependidikan (Tendik): Jani Nurhajanti, Danar, Pupu Indah P., Firman dan Supriyadi.

Mahasiswa: Ajeng Della Hapsari, Cindy Claudia Manalu, Dheyyazahra Kusuma Wardhani, Diana Yuliza Putri, Hanna Auliaurridho, Lisa Natalia Br Ginting, M. Fachran Jabbarrachman, Nurul Khavivah, Raafi Devianti dan Wina Adisty Zafira.

Penanganan Psikologi: Nina Ratna Maulina, S.Psi.,  M.Psi., Psikolog, Sito Asih Pratiwi, S.Psi, Psikolog dan Hasna Hashifa Aisyah, S.Si.

Layanan Kesehatan: dr.Annisa Nadzira ,MM, dr.Nadira Salsabila Hayat, Nurlaela ,A.Md.Kep, Joko Nurhidayanto ,A.Md.Kep, Denda Nurlhanan,A.Md.Kep, dan Jajang Suhada.

Narasumber edukasi kebencanaan: Rano Harjaya (URC Pusdalops BPBD Jawa Barat)


<p><b><i>Tim
SF Tanggap Bencana di Desa Cikawung, Kec Tanjungsiang, Kab Subang</i></b></p>
<p><b><i>27
Januari 2024</i></b></p>


Author : Tomi Hendrayana