Webinar Prodi Fisika ITB, Kenalkan Prospek Kerja Lulusan di Bidang Energi Baru dan Terbarukan
Oleh M. Naufal Hafizh
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id — Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar webinar keprofesian “Reactor” Roadmap to Exploring Advanced Career Tracks in Physics, Sabtu (17/2/2024).
Kegiatan ini mengenalkan dunia kerja bidang energi baru dan terbarukan (EBT) bagi lulusan Sarjana Fisika dengan pembicara Founder dan CEO PT Batara Energi Indonesia, Ilham Rizqi Sasmita.
Ilham, yang merupakan alumnus prodi Fisika ITB, menjelaskan bahwa peluang karier di bidang EBT sangat luas. Hal itu tidak terlepas dari agenda transisi energi yang dicanangkan hingga level internasional.
Pergeseran tren penggunaan energi fosil menjadi EBT merupakan respons dari fenomena pemanasan global yang mengalami percepatan dalam beberapa dekade terakhir. Transisi ini sangat penting dilakukan karena penggunaan energi fosil terbukti menjadi penyumbang utama emisi gas rumah kaca, mencapai 62 persen dari total emisi gas rumah kaca di atmosfer. Jika ditinjau berdasarkan industrinya, sektor energi mencatatkan emisi gas rumah kaca terbesar dengan lebih dari 73 persen.
“Industri energi itu yang paling banyak menghasilkan gas rumah kaca. Mereka pakai batu bara, mereka pakai solar diesel, dan pemakaiannya kerap kurang bijaksana,” tuturnya.
Angka emisi gas rumah kaca dalam skala global mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, kecuali pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19. Pemanasan global yang diakibatkan oleh penumpukan gas rumah kaca menimbulkan masalah baru yaitu perubahan iklim yang menyebabkan kerugian besar di seluruh dunia. Oleh karena itu, negara-negara di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia, harus mulai melakukan mitigasi perubahan iklim yang salah satunya dilakukan melalui transisi energi menuju EBT.
Penggunaan EBT, menurut Ilham, menawarkan banyak nilai tambah, antara lain sifatnya yang lebih bersih dan ramah lingkungan, proses produksi yang terdesentralisasi, mendorong kemajuan teknologi, serta menciptakan lapangan kerja baru (green job).
Berbagai jenis sumber EBT yang telah dikembangkan hingga saat ini yaitu energi yang bersumber dari air, gelombang, pasang surut, matahari, biomassa, panas bumi, dan angin.
Di Indonesia sendiri, potensi EBT yang sangat besar dan beragam tersebar di seluruh wilayah sehingga membuka peluang pengembangan yang sangat menjanjikan.
“Saat ini kita baru memanfaatkan 0,3 persen dari total potensi yang ada sehingga peluang pengembangan sangat terbuka. Terlebih didukung isu lingkungan, perubahan iklim, dan peningkatan konsumsi listrik per kapita,” ujarnya.
Potensi EBT yang begitu besar dengan pemanfaatan yang belum maksimal membuka lebar peluang industrialisasi di sektor tersebut. Industri yang telah berdiri biasanya fokus pada salah satu bidang di antara pembangkitan, penyimpanan, transmisi, atau distribusi EBT. Lanskap industri yang luas menawarkan variasi instansi yang beragam, mulai dari manufaktur, developer, BUMN, organisasi internasional, hingga think tank. Ilham menyebutkan contoh ranah pekerjaan yang dapat diambil oleh sarjana Fisika pada berbagai proyek EBT, seperti engineer, Health, Safety, and Environment (HSE) officer, konsultan, project management, dan business development.
“Sekarang banyak dicari pegawai di bidang EBT terutama dengan requirement gelar sarjana untuk mengisi green jobs. Jadi, tidak harus sampai S-2,” tuturnya.
Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)