Webinar SAPPK ITB Kaji Megaproyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung: Transformasi Ruang dan Dinamika Urban di Bandung
Oleh Hafsah Restu Nurul Annafi -
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id – Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB) menggelar webinar "Understanding Contemporary Indonesian Cities: Implications for Research Approaches and Methodologies", Rabu (12/6/2024), yang menghadirkan narasumber, salah satunya, kandidat doktor dari University of Colorado Boulder, David Fernando Bachrach.
Webinar ini membahas perubahan ruang dan dinamika urban di kota-kota Indonesia kontemporer, dengan fokus pada megaproyek kereta api cepat Jakarta-Bandung.
David, yang menggunakan pendekatan infrastructure studies dalam penelitiannya, menjelaskan bagaimana megaproyek kereta api cepat menghubungkan ruang Kota Bandung secara baru dan menciptakan dinamika urban yang unik. "Proyek kereta api cepat ini merupakan contoh bagaimana infrastruktur berperan dalam menghubungkan ruang kota dan menghasilkan dampak yang tidak terduga," katanya.
Penelitian David, yang terinspirasi dari subbidang "Global China" dalam studi China, mencoba menjawab pertanyaan mengenai dampak nyata megaproyek terhadap masyarakat lokal, selain narasi global yang sering ditampilkan dalam peta dan perjanjian internasional. "Pendekatan infrastructure studies menekankan pada pengalaman nyata masyarakat yang terpengaruh oleh megaproyek," ujarnya.
David mengatakan pentingnya memahami hubungan antara infrastruktur dengan kondisi sosial dan spasial di setiap lokasi. "Penelitian ini mencoba memahami hubungan antara kedua wilayah tersebut, baik persamaan maupun perbedaannya, dalam konteks dampak megaproyek kereta api cepat,” katanya.
Beliau menjelaskan bahwa proyek kereta api cepat ini tidak hanya merupakan proyek teknologi transportasi, tetapi juga merupakan proyek yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan tata kelola ruang di Kota Bandung. Beliau melihat tumbuhnya pusat-pusat urban baru di sekitar stasiun kereta api cepat, yang terhubung dengan arus pergerakan penduduk dan modal baru.
"Penelitian ini mencoba memahami bagaimana bentuk urbanisasi baru terjadi di Bandung, saat batas antara wilayah perkotaan dan pedesaan menjadi kabur. Arus pergerakan penduduk, modal, dan aktivitas ekonomi yang dipicu oleh infrastruktur baru ini menghasilkan pola pertumbuhan urban yang unik," ujarnya.
Reporter: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)