Webinar SAPPK ITB: Menyelami Kedaulatan Pangan dan Ruang Perkotaan Berkelanjutan
Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB) menyelenggarakan Webinar SAPPK 2024 secara bauran, Kamis (1/8/2024). Mengangkat tema “Food and Heritage: Between Space of Production and Consumption”, pematerian disampaikan oleh Dr. Johannes Widodo, Dosen Architectural Conservation, National University of Singapore.
Diskursus tentang ruang sosial membuka peluang untuk mendalami hubungan antara pangan, ilmu pengetahuan, dan lingkungan binaan. Konsep "ruang representasional" dari Henri Lefebvre menunjukkan bahwa ruang bukan hanya batas praktis untuk aktivitas sehari-hari atau kondisi ideal yang dirancang oleh arsitek dan perencana kota, tetapi juga merupakan representasi dari perjuangan komunitas yang menciptakannya. Warisan, sebagai pengetahuan yang diturunkan untuk melestarikan nilai-nilai tertentu, dapat mendorong gerakan menuju penyediaan pangan yang berkualitas dan berkelanjutan serta menjadi bagian penting dalam diskursus kedaulatan pangan.
Kedaulatan pangan merupakan isu krusial dalam mencapai pembangunan berkelanjutan secara global. Konsep ini tidak hanya menekankan kemampuan suatu negara untuk memproduksi pangan secara mandiri tetapi juga hak setiap individu untuk mengakses makanan yang sehat, berkualitas, dan berkelanjutan. Kedaulatan pangan berkaitan erat dengan ke-17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), karena berkontribusi pada berbagai aspek pembangunan, mulai dari pengentasan kemiskinan (SDG 1) dan kelaparan (SDG 2), peningkatan kesehatan (SDG 3), pendidikan berkualitas (SDG 4), hingga pengelolaan ekosistem darat (SDG 15).
“Dengan mengutamakan kedaulatan pangan, kita dapat mendorong pertanian yang ramah lingkungan, mendukung perekonomian perdesaan, serta memastikan ketahanan pangan bagi generasi mendatang,” ujar Dr. Johannes Widodo.
Konsep Sustainable Nexus menekankan keseimbangan antara keaslian, keterjangkauan, dan adaptabilitas dalam pengembangan perkotaan. Prinsip ini mendorong terciptanya ruang-ruang yang membangun keterikatan, keakraban, dan konektivitas dalam komunitas, serta memastikan bahwa ruang-ruang tersebut dapat diakses dan inklusif. Dengan mengutamakan tanggung jawab komunitas dan lingkungan, Sustainable Nexus menciptakan rasa keterikatan dan lingkungan yang tangguh. Konsep ini juga menjembatani kesenjangan, mendorong pendekatan kolektif untuk hidup berkelanjutan dan regenerasi perkotaan. Selain itu, Sustainable Nexus mendukung ketahanan pangan dan kedaulatan melalui sistem pangan lokal dan praktik pertanian berkelanjutan, serta mengintegrasikan gagasan "ruang ketiga" yang menawarkan ruang komunal yang menggabungkan ranah sosial dan fisik, memperkaya kehidupan komunitas dan mempromosikan keterlibatan.
Beliau menekankan bahwa pembangunan berkelanjutan haruslah memperhatikan keseimbangan antara kesejahteraan, lingkungan, dan pelestarian warisan budaya. Pembangunan kawasan perkotaan dan pedesaan yang berfokus pada manusia berarti memprioritaskan kesejahteraan, kemakmuran, dan nilai-nilai inti mereka. Melindungi lingkungan dengan mengurangi emisi karbon dan memperkuat aksi iklim sangat penting bagi generasi mendatang. Stabilitas ekonomi juga merupakan kunci kemakmuran untuk semua bergantung pada strategi keuangan yang solid, keadilan sosial, dan sistem yang tidak korup.
Mempertahankan tradisi sosial dan budaya memperkuat ketahanan dan identitas komunitas. Melestarikan dan menggunakan kembali situs-situs warisan, tempat-tempat yang dikenal, dan ruang-ruang komunitas sangat penting untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan.
“Perencanaan yang efektif dan desain yang responsif memastikan bahwa perubahan menghormati konteks sejarah dan mendukung keberlanjutan. Pendekatan komprehensif ini melindungi warisan dan memastikan keamanan kebutuhan dasar, mempromosikan masa depan yang seimbang dan aman bagi semua,” katanya.
Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)