William Damario Lukito, Lulusan Terbaik Magister Teknik Telekomunikasi pada Wisuda ITB Juli 2022
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB patut berbangga di acara Wisuda Ketiga ITB Juli 2022. Sebab di tahun ini, dari 538 wisudawan jenjang magister, salah satu di antaranya berhasil memecahkan rekor sebagai lulusan terbaik, termuda, dan tercepat dari Opsi Teknik Telekomunikasi.
Di kalangan mahasiswa ITB, khususnya Teknik Elektro sudah amat dikenal bahwa Teknik Telekomunikasi merupakan salah satu program studi tersulit di fakultas ini dan umumnya bukanlah merupakan kesukaan utama oleh mahasiswa. Namun, tidak dengan William Damario Lukito yang berhasil lulus dari Opsi Teknik Telekomunikasi dengan IPK 4.00.
Nama William Damario Lukito menjadi satu-satunya mahasiswa magister STEI disebuatkan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan (WRAM) ITB Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M.Eng., sebagai wisudawan dengan IPK sempurna, 4.00. Hanya diselesaikan dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun, pemuda ini menyelesaikan penelitian tesis yang digarapnya di bawah Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro (LTRGM-ITB).
Pria yang akrab disapa William ini lahir di Bekasi pada tahun 2000, yang membuatnya baru berusia 22 tahun ketika lulus magister ini. Salah satu alasan William dapat menyelesaikan studinya di usia yang relatif muda, yaitu sebab dia mengikuti program binaan Fast Track (PPSM: Program Penyatuan Sarjana Magister) yang memang disediakan oleh ITB.
Program PPSM ini merupakan program binaan ITB yang memungkinkan mahasiswa tingkat akhir sarjana untuk mengambil mata kuliah program magister. Program ini terbuka bagi seluruh mahasiswa ITB yang memenuhi syarat, sesuai dengan kebijakan di fakultas masing-masing. William sendiri merupakan alumni S1 Teknik Telekomunikasi ITB angkatan 2017 yang baru saja lulus dengan predikat Cum Laude di bulan Juli 2021 kemarin.
Di bawah bimbingan Effrina Yanti Hamid, S.T., M.T., Ph.D., William menyelesaikan penelitian tesisnya dengan judul “Principal Component Analysis untuk Optimasi Model Klasifikasi Modulasi Berbasis Algoritma Support Vector Machine”.
Dalam sejarah studinya, William juga merupakan lulusan program akselerasi di SMA dan setelah itu memantapkan pilihannya pada STEI-ITB. Ketika ditanya alasannya memilih kampus ITB, William menjelaskan bahwa ayahnya memberikan pengaruh yang sangat besar dalam keputusannya tersebut.
“Ayah saya juga adalah alumni ITB. Saya banyak mendapat pengaruh dan arahan dari Ayah saya mengenai studi. Dari usia balita, saya sudah beberapa kali dibawa berkeliling di lingkungan kampus ITB ini untuk berjalan-jalan. Ketika SMP pun saya diajak berkunjung ke Sabuga untuk melihat tempat wisuda ITB tersebut. Selama saya sekolah, menjadi mahasiswa ITB merupakan cita-cita utama saya. Jadi, ketika sudah waktunya saya memilih universitas saat SMA, saya tidak pikir dua kali untuk memilih STEI ITB. Ketika diumumkan bahwa saya diterima, itu merupakan hari yang sangat membahagiakan bagi saya,” ujar sulung dari 2 bersaudara ini melengkapi penjelasannya.
Selama masa studi magisternya kemarin, selain sibuk dengan kegiatan kuliah dan menjadi asisten di beberapa mata kuliah, William juga turut berpartisipasi di salah satu kegiatan kerja sama LAPI ITB dengan Balitbang Kementerian Pertahanan.
William pun berpesan kepada rekan-rekannya di ITB agar tetap bersemangat dan selalu bersyukur, sebab tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama seperti mereka. Sebagai penutup, ketika ditanyai apa langkah yang akan diambilnya setelah kelulusan ini, William mengungkapkan, “Saya ingin melanjutkan studi ke jenjang doktoral!”. Kini, William sedang mempersiapkan kelengkapan berkas dan dokumen untuk studi doktornya.
Reporter: Madeline Abigail (Arsitektur, 2020)