Mahasiswa ITB Juarai Global Entrepreneurship Summer School

Oleh Hafshah Najma Ashrawi

Editor Hafshah Najma Ashrawi

BANDUNG, itb.ac.id - Kabar membanggakan kali ini datang dari perhelatan Global Entrepreneurship Summer School (18-26/09/13) di Munich, Jerman. Pada tahun ini, GESS mengambil tema "Rethinking Education" yang fokus membahas mengenai masalah-masalah di bidang edukasi secara global. William Lautama (Teknik Industri 2008) merupakan salah satu dari 35 peserta yang diseleksi dari seluruh dunia sebagai satu-satunya perwakilan Indonesia. Ketiga puluh lima pemuda yang memiliki minat pada bidang entrepreneurship tersebut  dikumpulkan di Strascheg Center for Entrepreneurship untuk menghasilkan solusi inovatif yang dapat menyelesaikan masalah dengan skala global.

GESS merupakan program tahunan yang diselenggarakan oleh 4Entrepreneurship, sebuah institusi gabungan 4 universitas di Munich, Jerman dan lembaga entrepreneurship masing-masing : LMU Entrepreneurship Center (Ludwig-Maximilians-Universitat, Munich), the Center for Technology and Innovation Management (uniBw Munich), the Strascheg Center for Entrepreneurship (University of Applied Sciences, Munich) and the UnternehmerTUM (Technische Universitat, Munich). Perhelatan bergensi ini menghadirkan berbagai peserta dari berbagai negara seperti Jerman, Itali, Belanda, Spanyol, Argentina, Brazil, Mexico, Nigeria, India, Vietnam, Taiwan, dan lain-lain. semua peserta bekerja dalam tim internasional dan multidisplin untuk menyusun konsep bisnis yang memiliki pengaruh sosial yang besar di bidang edukasi. Pengembangan konsep juga turut dibantu oleh tim Summer School yang berpengalaman.


Angkat Tema Bullying sebagai Isu Utama

Dalam program GESS ini, seluruh peserta diberi materi mengenai bagaimana mengkaji dan menganalisis masalah serta bagaimana membangun bisnis sosial yang baik pada tiga hari pertama. Pada enam hari berikutnya, seluruh peserta dibagi menjadi enam tim secara acak untuk berdiskusi dan merumuskan konsep bisnis sosial terbaik sebagai solusi. William berhasil mengharumkan Indonesia, bersama tim "LoHoop" terpilih sebagai Overall Winner Team dengan tujuan ingin membantu korban bullying sebagai masalah sosial yang ingin diselesaikan.

Bullying dipilih oleh William dan kawan-kawan sebagi fokus utama masalah dikarenakan keprihatinan William akan dampak bullying terutama dalam ranah eduaksi. Bullying yang dapat terjadi dalam bentuk verbal, virtual, dan kekerasan fisik tersebut dapat menimbulkan luka fisik, penurunan kinerja, atau bahkan bunuh diri. Konsep solusi yang ditawarkan William dan kawan kawan-kawan adalah sebuah aplikasi dengan target pengguna korban bullying dan orang-orang yang pernah berada di posisi korban. Di akhir program, peserta melakukan presentasi di hadapan para juri dan penonton yang berasal dari berbagai wilayah di Munich.

Pengalaman Tak Ternilai

William mengaku tertarik menekuni bidang entrepreneurship sejak kuliah. Awal ketertarikan William dimulai dari keinginan untuk lebih mandiri dan mebuat karya yang dapat membawa perubahan. Ketertarikannya itulah yang memotivasi William untuk mengikuti GESS tahun ini. Ketika ditanya mengenai suka duka selama mengikuti program GESS, William mengaku persiapan administrasi dan dana merupakan tantangan terbesar. "One of my best memories at GESS is the first day. The simple fact of being surrounded by new friends from almost all the world was so fun and wonderful. Moreover make Indonesia proud by become the Overall Winner," ujarnya.

Selama mengikuti GESS, William mengaku mendapatkan banyak hal. Mengenal entrepreneurship dari sudut pandang yang lebih luas; berkesempatan mengenal sistem pendidikan, ekonomi, sosial, maupun budaya dari berbagai negara di dunia, dan pengalaman bekerja dalam sebuah tim internasional dengan anggota tim dari Jerman, Argentina, dan Ukraina. "Tidak hanya kuliah dan materi, saya juga berkesempatan menikmati kota Munich dan mengikuti Oktoberfest, festival terbesar di Jerman" ujar William kepada Kantor Berita ITB. Bahkan William juga melakukan solo travel berpetualang di eropa setelah program GESS.

William mengaku ia banyak belajar dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Pengagum tokoh Richard Branson tersebut pun pada awalnya ragu mengikuti berbagai kompetisi atau konferensi entrepreneurship, namun dukungan dan teman-teman dan orang terdekat turut menjadi motivasi William untuk mencoba. "Do what you love and do it often," ujarnya menutup wawancara.