Workshop Series LPPM ITB: Rahasia Dapur Pemublikasian Artikel Ilmiah di Jurnal Internasional
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan workshop series ke-4 dengan tajuk “Workshop Penulisan Artikel Ilmiah untuk Publikasi Jurnal Internasional Bagi Pemula” pada Selasa (27/07/2021). Workshop ini menghadirkan dua pembicara, yakni Aqsha Aqsha, Ph.D. dan Kiki Adi Kurnia, Ph.D. secara daring melalui Zoom dan YouTube.
Aqsha Aqsha menjadi pembicara pertama dengan topik seputar strategi pemilihan jurnal dan proses pengajuan manuskrip. Menurutnya, pada dasarnya, strategi pemilihan jurnal dimulai dengan membuat daftar jurnal yang tersedia.
“Pilih saja tujuh jurnal, entah scopus atau jurnal lainnya, kemudian tentukan dampak jurnal. Ini penting untuk dilakukan, biar bisa mendapatkan umpan balik atas penelitian kita sekaligus memperluas target pembaca,” ujar Aqsha.
Dalam workshop ini, Aqsha melakukan kunjungan ke situs jurnal untuk mengetahui cakupan, kebijakan, dan gaya dari artikel ilmiah. Dia melanjutkan kunjungan dengan paparan mengenai proses peer review journal dan penggunaan alat bantu pemilihan jurnal.
Penerbit jurnal sendiri memiliki banyak ragam. Ada yang berbayar, gratis, hingga bersifat predator. Aqsha mengatakan, saat memilih, perlu dicari tahu dengan cermat penerbit mana yang terbaik dan sesuai. Salah satunya dengan mengecek kredibilitasnya. Selain itu, penulis perlu mengecek kembali tujuannya: Apakah menginginkan target pembaca yang banyak atau tidak?
“Sebagai penulis, kita harus berpikir strategis, misalnya dengan berupaya cerdas untuk memasukkan artikel ilmiah dalam jurnal populer tertentu. Hal yang perlu diperhatikan di antaranya adalah dampak dan keterbukaan akses dari jurnal,” ungkap Aqsha.
Aqsha melanjutkan paparan materi dengan membahas metrik jurnal. Menurutnya, metrik jurnal ditentukan oleh jumlah artikel yang dipublikasikan, berapa banyak jurnal disitasi, jumlah sitasi per artikel terpublikasi, dan jumlah dampak dari artikel terpublikasi.
Pada paparan berikutnya, mengenai pengajuan manuskrip, penulis diharapkan sudah menentukan tujuan publikasi dengan baik, memilih tipe manuskrip yang dibuat, dan mencermati ketentuan jurnal. Alur pengajuan manuskrip dimulai dengan memenuhi semua persyaratan kepada editor, lalu mengajukan naskah kepada editor, dilanjutkan dengan revisi naskah, yang kemudian diberikan kembali kepada editor. Nantinya editor akan menentukan, apakah naskah sepenuhnya ditolak, diberikan catatan perbaikan, atau langsung diproses untuk dipublikasikan.
Intinya, artikel ilmiah bisa dipublikasikan di jurnal internasional dengan memperhatikan beberapa catatan, antara lain tidak mengirim artikel ke dua jurnal secara bersamaan, tidak menggunakan kesimpulan yang berlebihan, dan memakai bahasa Inggris yang baik dan benar.
Setelah itu, Kiki Adi Kurnia memaparkan cara mudah menulis artikel dengan bahasa Inggris dan menganalisis struktur artikel. Menurutnya, menulis artikel ilmiah ibarat membuat cerita. Ada cara membuat plot, merancang kerangka tulisan, menyusun kalimat, hingga menutup artikel ilmiah dengan penutup yang apik.
“Dalam menulis, pastikan suatu kalimat tersusun atas subjek, kata kerja, kata benda, dan kata sifat. Biasakan menulis kalimat sederhana, hindari penggunaan kata ‘which’ secara berlebihan, karena akan sulit untuk diinterpretasikan,” ujar Kiki.
Sejumlah peralatan tambahan yang menunjang penulisan dengan bahasa Inggris juga bisa digunakan. Contoh peralatan tambahan yang diberikan Kiki adalah Microsoft Word dan Grammarly.
Kiki kemudian menjelaskan struktur artikel riset secara berurutan. Struktur artikel riset terdiri atas judul, abstrak, introduksi, metodologi, hasil dan diskusi, kesimpulan, dan referensi. “Biasakan penulis utama adalah mahasiswa, biar kita membiasakan memberi apresiasi terhadap kerja keras mereka. Barulah penulis pendamping adalah dosen,” katanya.
Kiki melanjutkan dengan menyampaikan trik untuk membuat judul yang baik. Perlu diingat tiga sifat judul yang baik, yaitu singkat, padat, dan jelas. Selain itu, judul sebaiknya tidak ambigu agar orang-orang tidak bertanya. Usahakan pula tidak menggunakan singkatan dalam judul karena peninjau atau pembaca akan salah menangkap maksud dari judul penulis.
Mengenai abstrak, menurut Kiki, hal tersebut adalah hal terpenting dari artikel ilmiah lantaran abstrak adalah jendela pertama yang dilihat pengunjung. Dengan kata lain, abstrak menjadi pemikat utama calon pembaca. Kemudian, dalam menulis pendahuluan, hendaknya penulisan dilakukan terstruktur dan berurutan, mulai dari tema, korelasi dengan penelitian seputar topik, menjelaskan keterbatasan pada penelitian-penelitian sebelumnya, lalu diakhiri dengan tujuan akhir dari artikel ilmiah.
Sebagai penutup, Kiki mengatakan, penulis bisa menyusun tulisan yang kokoh dengan banyak membaca artikel ilmiah serupa sebelum membuat tulisan tersebut. Sebagai catatan—di bagian hasil dan diskusi—penulis diharapkan untuk menuliskan hasil tanpa melebih-lebihkan dan langsung melompat ke kesimpulan. Seyogianya penulis menyambungkan dengan kutipan teori dalam bab sebelumnya agar diperoleh alur berpikir yang runut dan logis.
Reporter: Zahra Annisa Fitri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)