Zagy Berian, Alumni ITB dan Penasihat Muda Sekjen PBB Kupas Green Jobs di Studium Generale
Oleh Erika Winfellina Sibarani - Mahasiswa Matematika, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id – Zagy Berian, salah seorang alumni Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) yang lulus tahun 2020, saat ini mengabdi di kancah internasional sebagai Penasihat Muda Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Perubahan Iklim. Pada Rabu (10/9/2025), Zagy menjadi pembicara dalam Studium Generale ITB dengan topik green jobs sebagai masa depan karier untuk mewujudkan Indonesia Emas 2025.
Perjalanan karier Zagy mencerminkan dedikasi seorang lulusan ITB yang mampu membawa semangat inovasi, keilmuan, dan kepemimpinan hingga ke forum global. Dengan bekal akademik serta pengalaman lintas bidang, Zagy berperan dalam memberikan perspektif baru terhadap isu-isu strategis yang tengah dihadapi dunia.
Kehadirannya di PBB memperkuat kontribusi generasi muda Indonesia dalam diplomasi internasional dan pembangunan berkelanjutan. Sebagai Penasihat Muda, Zagy turut serta merumuskan gagasan yang relevan dengan tantangan global, mulai dari perdamaian, iklim, hingga transformasi digital. Kiprah ini menjadi bukti nyata bahwa lulusan perguruan tinggi Indonesia dapat berkiprah di level tertinggi tata kelola dunia.
Dalam paparannya, Zagy menyoroti perubahan fundamental dalam lanskap ketenagakerjaan yang didorong oleh preferensi Generasi Z. Menurutnya, Gen Z tidak hanya mengubah pola konsumsi tetapi juga ekspektasi terhadap dunia kerja.
“Preferensi Gen Z terhadap produk digital, berkelanjutan, dan personal, ditambah kecenderungan mereka dalam menilai perusahaan berdasarkan dampak sosial serta lingkungannya, secara fundamental telah mengubah pasar dan produktivitas ekonomi,” katanya.
Perubahan ini sejalan dengan tren data. Berdasarkan data World Economic Forum, pekerjaan administratif akibat otomasi dan digitalisasi menurun tajam, sementara itu terjadi lonjakan permintaan untuk talenta di bidang teknologi dan keberlanjutan seperti insinyur energi terbarukan, spesialisasi lingkungan, dan spesialisasi big data.
“Dengan meningkatnya kebutuhan keterampilan green jobs, ditemukan juga kenaikan pada tingkat rekrutmen pelamar dengan green skills. Peningkatan ini sejalan dengan melonjaknya kebutuhan green skills dalam mendukung transisi ekonomi hijau,” ujarnya.
Keterampilan hijau (green skills) adalah kemampuan dan pengetahuan untuk memodifikasi proses kerja, produk, atau sistem agar berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Zagy memberikan beberapa contoh green skills yang dibutuhkan di berbagai sektor potensial, seperti:
1. Energi Terbarukan: Kemampuan instalasi sistem penyimpanan energi dan pemrograman sistem inverter;
2. Perhutanan: Keahlian manajemen lanskap berbasis ekosistem dan monitoring sumber daya hutan dengan teknologi GIS;
3. Industri: Pemanfaatan IoT dan AI dalam optimasi produksi serta perawatan sistem pabrik berbasis energi terbarukan;
4. Transportasi Berkelanjutan: Kemampuan manajemen sistem transportasi cerdas berbasis IoT dan integrasi sistem digital serta big data analytics;
5. Sumber Daya Laut dan Pesisir: Kemampuan kalkulasi stok karbon pasir dan analisis nilai keekonomian ekosistem laut.
Zagy menekankan bahwa untuk sukses berkarier di sektor pembangunan berkelanjutan, penguasaan green skills teknis perlu ditunjang oleh Sustainability Leadership.
Ia memaparkan 10 fokus keahlian yang harus dimiliki, mulai dari kemampuan teknis seperti menghitung dampak emisi dan mengidentifikasi strategi dekarbonisasi, hingga kemampuan manajerial seperti menganalisis model bisnis berkelanjutan hingga mengomunikasikan data solusi secara ilmiah.
Melalui Studium Generale ini, Zagy Berian tidak hanya membagikan wawasan tentang pentingnya green jobs, tetapi juga menegaskan peran generasi muda dalam memimpin transisi menuju ekonomi hijau. Pesan yang ia sampaikan menjadi dorongan bagi sivitas akademika ITB untuk terus mengasah keterampilan hijau sekaligus kepemimpinan berkelanjutan, sehingga dapat mengambil bagian dalam membangun masa depan Indonesia yang inklusif, tangguh, dan berdaya saing di tingkat global.









