Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) Indonesia, berkomitmen untuk aktif mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. ITB menetapkan Rencana Induk Pengembangan (RENIP) 2006-2025 sebagai landasan pengembangan institusi jangka panjang. Dokumen RENIP kemudian diturunkan ke dalam rencana lima tahunan yang disebut Rencana Strategis (RENSTRA) ITB
Kebijakan pengembangan institusi merupakan bagian dari Strategi Jangka Panjang ITB untuk mencapai visi sesuai RENIP. Kebijakan pengembangan tersebut, juga merupakan elemen dari misi untuk mewujudkan ITB sebagai lembaga penelitian teknologi dan institusi pendidikan terkemuka di Indonesia, dan di kawasan Asia Pasifik, menuju ITB World Class University (WCU). Tujuan utama pengembangan multikampus adalah meningkatkan peran ITB dalam membangun riset yang unggul di masa depan, berkontribusi dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas (teknologi) dengan skala regional maupun nasional.
Selaras dengan hal tersebut, ITB merencanakan pengembangan untuk beberapa kampus, yaitu ITB Kampus Ganesha, ITB Kampus Jatinangor, dan ITB Kampus Cirebon, yang sampai dengan saat ini masih terus berjalan.
Kampus Ganesha merupakan kampus utama Institut Teknologi Bandung. Berlokasi di Jl. Ganesa No. 10, Bandung, Jawa Barat, Indonesia dengan luas sekitar 28 hektar, kampus ini terus mengalami perluasan dan penambahan fasilitas.. Kampus ITB Ganesha didirikan pada tahun 1920 dengan nama Technische Hoogeschool. Di sekitar Kampus ITB Ganesha, terdapat fasilitas penunjang perkuliahan seperti aula, sarana olah raga berupa running track, lapangan sepak bola, kolam renang, layanan kesehatan, masjid, serta asrama mahasiswa.
Kampus Jatinangor terletak di Sayang, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Kampus ini dibangun di lahan aset milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat seluas 47 hektar yang sebelumnya digunakan sebagai kampus Universitas Winayamukti. Letak kampus ini cukup strategis karena berhadapan dengan Jalan Raya Bandung-Sumedang dan diapit oleh beberapa perguruan tinggi lainnya seperti Universitas Padjadjaran (UNPAD), Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN), dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Pada masa mendatang, akses menuju Kampus Jatinangor akan semakin mudah seiring dengan dibangunnya Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu).
Lahan seluas 30 hektar di Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon, dipersiapkan untuk pembangunan Kampus ITB di Cirebon. Terdapat 4 program studi yang telah dibuka ITB di Kampus Cirebon, yaitu Sarjana Teknik Industri, Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota, Sarjana Kriya, Sarjana Teknik Geofisika dan Sarjana Oseanografi. Pembangunan kampus di kota Cirebon sebagai bentuk peranan ITB dalam membangun riset yang unggul dan mengembangkan sumber daya manusia berkualitas dalam skala regional maupun nasional.
Saat ini ITB telah melakukan pengembangan beberapa multikampus, yaitu ITB Kampus Ganesha, ITB Kampus Jatinangor, dan ITB Kampus Cirebon. Tidak hanya di tiga lokasi, ITB juga telah memperluas program multikampusnya di Jakarta. Terletak di Jantung Kota Jakarta, Kuningan, Rasuna Said, ITB memproyeksikan lokasi ini menjadi Kampus Jakarta secara permanen.