Katalis Merah Putih (3): 2018-2023, Mengubah Sawit Menjadi Bioavtur hingga Lahirnya Pabrik Katalis untuk Kedaulatan Bangsa

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id – Pengembangan Katalis Merah Putih sejak tahun 1982 membuahkan hasil yang membanggakan bagi negeri. Karya para peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini sudah digunakan di berbagai lokasi untuk reaksi kimia.

Namun, inovasi tidak berhenti. Berbagai kolaborasi untuk menghasilkan prestasi dan kedaulatan bangsa di bidang reaksi kimia terus dilakukan. Harapan agar katalis berperan lebih besar yang berdampak bagi berbagai sektor di Indonesia terus diwujudkan dari waktu ke waktu.

Setelah berbagai upaya dan hasil sudah diraih sejak 1982 hingga 2017, kolaborasi dan pengembangan katalis terus dilakukan.

2018

Pada tahun 2017, Lab TRKK mendapatkan pendanaan dari Ristekdikti yang salah satunya untuk membuat "Catalyst Teaching Industry" atau Industri-Katalis Pendidikan yang diresmikan pada 11 Oktober 2018 oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Prof. Drs. H. Mohamad Nasir, M.Si., Akt., Ph.D. Di kesempatan yang sama, dilakukan penyerahan produk komersial Katalis PK 230 TD untuk Kilang RU-IV Cilacap.

Industri-Katalis Pendidikan dapat digunakan untuk menghasilkan katalis-katalis yang mengubah minyak sawit menjadi diesel biohidrokarbon (hydrotreated vegetable oil, HVO) bioavtur, dan biogasolin dalam skala lebih dari 1 kg/batch.

Pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2018 di Pekanbaru, Riau, Prof. Subagjo menerima penghargaan Adibrata sebagai peneliti inovator. Di acara tersebut CaRE ITB mengikuti pameran dan menunjukkan berbagai inovasi katalis beserta hasilnya.

“Kita pameran di sana, bawa alat/unit untuk membuat bensin. Dari sana, orang semakin mengenal tentang katalis,” ujar Dr. Melia, Senin (4/12/2023).

Setelah itu, total 10 menteri mendatangi Lab TRKK-ITB secara bergantian maupun bersamaan karena tertarik dengan riset dan inovasi yang dikembangkan. Hal tersebut membuat semangat agar karya ITB dapat berkolaborasi dengan lebih banyak mitra kembali muncul.

“Pada 2018 banyak menteri datang, kerinduan kami dengan PRK bisa kerja sama dengan banyak mitra untuk membuat berbagai macam katalis kembali muncul. Setelah dapat memproduksi katalis dari skala lab dan skala lebih besar, harapannya harus ada pabrik katalis nasional. Kami berharap nasional, BUMN,” ujar beliau.

2019

Seiring waktu, inovasi terus dilakukan. Katalis hasil penelitian tim peneliti ITB dan Research and Technology Centre (RTC) Pertamina yang pernah diujicobakan pada Desember 2014 kembali diujicobakan lagi untuk skala komersial. Uji coba dilakukan di Kilang Pertamina RU II Dumai untuk pengolahan campuran LCGO (Light Cycle Gas Oil) dari minyak fosil, dengan minyak sawit menjadi diesel, diesel nabati dengan cara co-processing.

Pada tahun 2019, Menteri ESDM, Arifin Tasrif, berkomunikasi dengan Center for Catalysis and Reaction Engineering Institut Teknologi Bandung (CaRE ITB) dan berkunjung ke Lab TRKK-ITB. Beliau memahami pentingnya katalis dalam industri di Indonesia.

2020

Pada akhir Januari 2020, CaRE ITB diundang secara langsung untuk bertemu Presiden Joko Widodo pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek)/Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Tahun 2020, di Graha Widya Bhakti Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Kamis (30/1/2020). Dalam kesempatan tersebut, Prof. Subagjo mewakili tim secara langsung menjelaskan pentingnya pembangunan pabrik katalis nasional bagi kedaulatan energi negeri kepada presiden.

“Pak Subagjo dipanggil ke depan oleh Pak Jokowi, ditanya ingin apa? Pak Bagjo ingin Pabrik Katalis Nasional. Akhirnya Pak Jokowi meniup peluit dan dijadikan PSN (Proyek Strategis Nasional) di bawah Kementerian ESDM,” tuturnya.

Di tahun ini, sejarah kembali tercipta. Pada 15 Juli 2020, RU2 Dumai, PT Pertamina (Persero), berhasil mengonversi 100 persen minyak sawit (RBDPO) menjadi bahan bakar diesel biohidrokarbon, diberi istilah D100. Proses produksi ini menggunakan katalis yang dihasilkan oleh anak negeri (Katalis Merah Putih), hasil kerja sama penelitian antara Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis ITB (CaRE ITB) dan (Research and Technology Innovation) Pertamina.

Di bulan yang sama, ITB melalui PT Rekacipta Inovasi ITB menjalin kerja sama dengan PT Pertamina (Persero) dan PT Pupuk Kujang untuk membangun perusahaan patungan Pabrik Katalis Merah Putih. Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Plt. Direktur Utama PT Pupuk Kujang Rita Widayati, dan Direktur Utama PT Rekacipta Inovasi ITB, Alam Indrawan, di ITB Kampus Ganesha, Rabu (29/7/2020). Kegiatan tersebut disaksikan langsung oleh Menteri ESDM dan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional.

Di tahun ini juga, tepatnya 30 Desember, PT Pupuk Kujang, PT Pertamina Lubricant, dan PT Rekacipta Inovasi ITB melakukan Penandatanganan Akta Pendirian Perusahaan PT Katalis Sinergi Indonesia (PT KSI). Adapun pembangunan pabrik katalis merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020.

2021

Inovasi yang terus dilakukan membuahkan hasil yang membanggakan. Pada Rabu, 6 Oktober 2021, bahan bakar bioavtur yang diproduksi di Pertamina RU IV Cilacap menggunakan katalis hasil kolaborasi RTI Pertamina dan CaRE ITB diujicobakan pada pesawat CN-235 Flying Test Bed milik PT Dirgantara Indonesia dengan bantuan pendanaan dari Badan Pengelolaan Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit. Uji coba terbang tersebut menggunakan campuran bahan bakar nabati 2,4 persen yang dicampur dengan avtur. Hadirnya bahan bakar bioavtur 2,4 persen (J2.4) dapat mendukung upaya penurunan emisi gas rumah kaca di sektor penerbangan.

2022

Pada 14 Januari 2022, dilakukan Penandatanganan Kontrak EPC Pembangunan Pabrik Katalis Merah Putih antara PT Katalis Sinergi Indonesia dengan PT Wijaya Karya Rekayasa Kontruksi.

Di tahun yang sama, bensin sawit diujicobakan pada kendaraan bermotor dengan jarak 2.000 kilometer rute Bogor-Medan, dan kendaraan tidak mengalami kendala apapun.

Bensin sawit yang dihasilkan memiliki Research Octane Number (RON) mencapai 110, lebih tinggi dibandingkan Pertamax 90-98. Bensin yang dibuat 100 persen dari minyak kelapa sawit ini pun dikenal sebagai bahan bakar hijau (green fuel). Inovasi yang mengubah minyak sawit menjadi bensin ini tidak lepas dari Katalis Merah Putih.

Pada Rabu, 16 Maret 2022, proyek pembangunan Pabrik Katalis Merah Putih oleh PT Katalis Sinergi Indonesia resmi dilakukan di Kawasan Industri Kujang Cikampek, Jl. Jend. A. Yani, No. 39, Dawuan Tengah, Kalihurip, Cikampek, Jawa Barat.

Di luar itu, pengembangan Katalis Merah Putih juga mendapat dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak lainnya, seperti PT. Pupuk Kujang, PT. Rekayasa Industri, Pertamina, dan lain-lain.

2023

Pada 30 Oktober 2023, uji alat dan produksi di Pabrik Katalis Merah Putih sudah digelar. Per 1 Desember 2023, Pabrik Katalis Merah Putih melalui PT KSI resmi melakukan penjualan produk perdananya sebanyak 11 ton katalis NHT ke kilang Pertamina Refinery Unit V Balikpapan.

Seiring waktu para peneliti di CaRE ITB bertambah dan lintas disiplin ilmu. Dengan perjalanan panjang ini, ITB dan RTI Pertamina menjadi pelopor pengembangan katalis nasional dan terbuka bagi pihak lain untuk mengembangkan katalis lainnya untuk kemandirian bangsa.

Reporter: M. Naufal Hafizh

Editor: M. Naufal Hafizh