ITB Ungkap Potensi Teknologi Quantum, Dorong Kolaborasi Riset hingga Kancah Global

Oleh Anggun Nindita

Editor M. Naufal Hafizh

Dok. Instagram STEI ITB

BANDUNG, itb.ac.id - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI ITB) mengadakan Seminar World Class University "Quantum Device, Technology, and Information Processing" pada Rabu (2/10/2024) di Ruang Seminar Utama Gedung Perpustakaan Pusat ITB Kampus Ganesha.

Acara ini menghadirkan tiga narasumber, yakni Prof. Kwek Leong Chuan dari Quantum Science & Engineering Center NTU Singapore; Prof. Trio Adiono, S.T., M.T., Ph.D., dari STEI ITB dan Prof. Andriyan B. Suksmono, M.T., Ph.D., dari STEI ITB.

Agenda ini membahas bagaimana perkembangan teknologi quantum saat ini. Teknologi quantum sendiri bukanlah hal yang baru, melainkan kelanjutan dari prinsip-prinsip yang telah diterapkan dalam teknologi semikonduktor sehari-hari.

Dosen dari Kelompok Keahlian (KK) Teknik Komputer STEI ITB, Rahmat Mulyawan, S.T., M.T., M.Sc., mengatakan bahwa teknologi quantum sesungguhnya telah lama digunakan dalam berbagai peringkat elektronik yang digunakan sehari.

"Namun, perkembangan teknologi quantum saat ini mengarah pada penggunaan prinsip-prinsip yang lebih dalam, seperti entanglement, yang belum dimanfaatkan oleh teknologi semikonduktor konvensional," ujarnya.

Dalam diskusi ini pun menyoroti peran Singapura dalam pengembangan teknologi ini. Di mana di sana terdapat National Quantum Center, yang telah aktif sejak 2001 dan menjadi yang terdepan di Asia Tenggara.

"Bahkan dari penjelasan Prof. Kwek Leong Chuan mengatakan bahwa teknologi quantum di sana dapat bersaing dengan negara besar, seperti China, di dalam bidang fotonik misalnya," ucapnya.

Peranan ITB dalam Pengembangan Teknologi Quantum di Indonesia.
Beliau pun menyebut ITB sebagai perguruan tinggi yang terdepan dalam bidang teknik, juga memiliki peranan penting dalam pengembangan teknologi quantum. ITB telah memiliki laboratorium quantum yang sudah berdiri sejak dua tahun lalu. Lab ini berfokus pada pengembangan algoritma dan sirkuit quantum.

Meskipun saat ini ITB masih memanfaatkan fasilitas quantum computing dari luar negeri, ada harapan untuk bisa membangun sistem tersebut secara mandiri di masa depan.

"Indonesia harus mengambil kesempatan ini, di mana teknologi quantum masih dalam tahap awal pengembangan global. Ini adalah momen yang berharga agar kita tidak tertinggal," katanya.

Beliau menambahkan bahwa semikonduktor tetap menjadi fondasi penting dalam pengembangan teknologi quantum. "Quantum membutuhkan sistem pendukung yang sangat sensitif, dan teknologi semikonduktor adalah kunci untuk itu," tuturnya.

Ia pun menekankan AI dan quantum sangat berkaitan erat, di mana perkembangan AI yang pesat tidak bisa dilepaskan dari kemampuan desain semikonduktor yang semakin maju.

Beliau berharap ITB tidak hanya menjadi pelopor dalam bidang ini, tetapi juga bisa mendorong terciptanya ekosistem yang mendukung pengembangan startup dan perusahaan berbasis teknologi semikonduktor dan quantum di Indonesia.

"ITB sebagai institusi teknologi terkemuka di Indonesia tentu turut berperan dalam penguasaan teknologi quantum, agar dapat membawa kemajuan bagi bangsa, tidak hanya di Asia Tenggara tetapi juga secara global," pungkasnya.