Pemenang Unggulan EEA 2004 Kategori Computer and Programming: My Academic Advisor, Tidak Perlu Mengantri Lagi Saat Perwalian

Oleh Krisna Murti

Editor Krisna Murti

Sistem perwalian konvensional masa kini memiliki banyak kelemahan. Salah satunya adalah masalah geografis. Misalnya, seorang mahasiswa yang sedang ada di kampungnya di Papua diberitahu bahwa besok ada perwalian; gimana mereka bisa perwalian?” kata Mikael (21) salah satu anggota tim ini. Selain itu, perwalian identik juga dengan kondisi yang berdesak-desakan, mengantri, ruwet. “Banyak orang-orang yang males perwalian karena ngantri,” kata Mikael. My Academic Advisor adalah suatu sistem perwalian online yang bisa menjadi jalan keluar masalah-masalah pada sistem perwalian konvensional masa kini yang mengharuskan mahasiswa dan dosen bertemu secara fisik. Dengan My Academic Advisor, mahasiswa tidak perlu bertemu langsung dengan dosen; tidak perlu mengantri juga. Sistem perwalian online ini menjadi pemenang unggulan Electrical Engineering Awards 2004 kategori Computer and Programming. Anggota tim ini, Hadi Gunawan (21) merangkap ketua tim, Purnomo Widanarto (21), Mikael (21), dan T. Ronald. Mekanisme yang digunakan dalam sistem ini meliputi empat pihak, yaitu mahasiswa, dosen, departemen, dan administrator. Sistem ini menyimpan semua rekaman historis akademik mahasiswa sehingga saat pendaftaran semester baru, mahasiswa yang menggunakan sistem ini langsung diberikan rekomendasi mata kuliah yang harus diambil olehnya, berdasarkan academic record mahasiswa itu. “Tapi, itu hanya rekomendasi. Mata kuliah yang akan diambil tetap tergantung oleh dosen dan mahasiswa,” ujar Mikael. Dosen wali dapat memeriksa transkrip pengajuan mata kuliah setiap mahasiswa yang menjadi anak bimbingannya. Selanjutnya, perwalian berlanjut dalam bentuk surat elektronik (email) rahasia antara dosen wali dan anak bimbingannya. “Sementara ini masih dalam bentuk email. Ke depannya, kami harap bisa lebih baik; berbentuk chat, misalnya,” kata Hadi. Setelah transkrip pengajuan pengambilan mata kuliah disetujui dosen, segera transkrip ini masuk ke dalam database departemen dan diolah lebih lanjut untuk mencetak KSM (Kartu Studi Mahasiswa). Arah pengembangan My Academic Advisor di masa depan masih belum pasti. Menurut tim ini, dapat saja, sistem ini dirilis sebagai software open source, sehingga mengundang orang-orang untuk mengembangkan software ini bersama-sama. Dapat juga, sistem ini dirilis sebagai software komersial. “Ya, kami belum tau pasti ke depannya. Yang jelas, kami sedang mengembangkan installer-nya sehingga dapat mudah di-install.” Sistem yang dikembangkan dengan PHP 4 ini menggunakan MySQL sebagai database. “Kan (MySQL) open source. Gratis!” ujar Mikael. Dalam pengembangan My Academic Advisor, tim ini menggunakan web server Apache; di dalam platform salah satu Operating System berbasis Unix, yaitu FreeBSD. Sistem perwalian ini juga dapat diakses melalui handphone, melalui WAP. “Untuk menghemat pulsa, fitur-fitur pada versi mobile-nya memang disederhanakan. Yang penting-penting saja,” ungkap Hadi. Krisna Murti Update 15/12/04 23.47 pm