196 Insinyur Baru ITB Melakukan Pengambilan Sumpah Insinyur Tahun Akademik 2022/2023

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

Acara Pengambilan Sumpah Insinyur ITB, Senin (16/8/2023) di Sabuga

BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Pengambilan Sumpah/Janji Insinyur Program Studi Program Profesi Insinyur ITB Tahun Akademik 2022/2023. Acara diselenggarakan secara luring di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari, pada Senin (16/8/2023). Prosesi ini diikuti oleh 196 mahasiswa PS PPI yang sudah lulus periode Yudisium Juli 2023.

Adapun rekapitulasi lulusan program studi program profesi insinyur periode Yudisium Juli 2023 yakni, angkatan semester 2 2022/2023 sebanyak 193 orang, angkatan semester 1 2022/2023 sebanyak 3 orang, 1 mahasiswa semester 2 2022/2023 yang belum lulus.

Sehingga, persentase kelulusan program profesi insinyur ITB dalam satu semester yakni 99.5% dengan distribusi Indeks Prestasi mahasiswa 3,0-4,0 dan Indeks Rata-Rata 3,86. Pengambilan Sumpah/Janji Insinyur dilakukan oleh Para Insinyur baru yang dipimpin oleh Direktur Pendidikan Non Reguler ITB Ir. Ridwan Sutriadi, S.T., M.T., Ph.D.

Program Studi Profesi Insinyur merupakan program dibawah Direktur Pendidikan Non Reguler Direktur Pendidikan Non Reguler ITB yang telah mencetak insinyur andal dan kompeten Indonesia. Hal ini diakui dan didukung oleh Sekretaris Jenderal Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ir. Bambang Goeritno, M.Sc., Mpa., Ipu., APEC Engineer yang memberikan apresiasinya pada acara Pengambilan Sumpah/Janji Insinyur Program Studi Program Profesi Insinyur ITB Tahun Akademik 2022/2023.

Ir. Bambang menyebutkan bahwa ITB dan PII memiliki visi yang sama yakni mencetak insan-insan Indonesia yang unggul, kompeten, berdaya saing, bermental juara, kreatif, inovatif dan menjunjung tinggi profesionalisme dan etika profesi dalam setiap karyanya. Hal ini mengingat tugas insinyur semakin berat dan menantang di era globalisasi.

“Wujud indonesia 2045 bergantung pada insinyur,” ungkap Ir. Bambang.

Menurutnya berbagai tantangan kini telah menanti para insinyur ke depannya. Saat ini Indonesia tengah berada di negara berpenghasilan menengah ke atas dengan penghasilan 4783 USD / kapita tiap tahunnya. Untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi memerlukan usaha yang keras, beberapa upaya yang telah dilakukan yakni hilirisasi sumber daya alam dan pengembangan infrastruktur yang kelak menjadi tugas para insinyur baru.

Semakin bertambahnya jumlah penduduk di era modernisasi tentu semakin beragam dan rumit permasalahan yang dihadapi. Akan tetapi, permasalahan yang muncul tidak sebanding dengan ketersediaan sumber daya manusia. Jumlah Insinyur profesional dan sudah sah melakukan praktik insinyur berkisar 25.000 orang. Sedangkan, Indonesia memiliki sarjana teknik 1,45 juta dan masih banyak yang belum insinyur. Hal inilah yang perlu mendapatkan perhatian bersama dan diperlukan kerja keras dan kolaborasi untuk mengatasi kekurangan insinyur.

Di sisi lain, Ridwan Sutriadi juga menjelaskan bahwa menyandang gelar baru tentu mengembang tanggung jawab yang baru dan lebih berat dari sebelumnya. Beberapa peran insinyur di era engineering megatrend, di antaranya digital transformation, sustainability, independent world, supply chain rescillience, localization, engineering transformation, reducing carbon footprint, AI dan machine learning.

Namun, peran terpenting insinyur yakni terus mengembangkan kompetensi profesionalnya agar selalu mengikuti tren dan teknologi keinsinyuran terkini. Selain itu, insinyur juga harus memiliki spesialisasi ketika kebutuhan muncul dan dilengkapi dengan keterampilan yang relevan di masa kini dan mendatang.

Indonesia membutuhkan Insinyur yang mampu beradaptasi dan mencari solusi inovatif untuk mendukung keberlanjutan lingkungan hidup. Hadirnya para insinyur baru, tentu dapat membawa perubahan baru dan menjadikan dunia tempat yang lebih aman, berkelanjutan, dan baik bagi semua orang.

Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (Teknik Geologi 2019)