Ceramah Umum Panglima TNI

Oleh

Editor

BANDUNG, itb.ac.id - Perkuliahan angkatan kedua Program Studi Pembangunan Alur Studi Pertahanan Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) dibuka dengan ceramah umum Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto di Aula Barat ITB pukul 10.00 WIB tadi (28/8). Diawali dengan sambutan Rektor ITB, Dekan SAPPK, duta besar Inggris, dan Prof. Trevor Taylor sebagai perwakilan dari Cranfield University, ceramah umum ini dihadiri oleh para mahasiswa magister Program Studi Pembangunan SAPPK. Dalam ceramahnya, Panglima TNI menekannya perlunya sinergisasi antara TNI, pemerintah, industri, dan perguruan tinggi untuk bersama membangun TNI, “Kalau saja TNI kuat, didukung kekuatan-kekuatan diplomasi dan kekuatan sektor lain, Sipadan dan Ligitan tidak akan demikian mudah lepas dari NKRI. Demikian pula kasus Ambalat, Negara Jiran tentu tidak akan begitu saja mengambil sikap seperti itu. Masih banyak kasus-kasus lain yang belum dapat diselesaikan dengan tuntas, dikarenakan TNI belum seperti yang diharapkan. Pertanyaan kritis muncul, siapakah yang salah? Apakah TNI? Apakah pemerintah? Jawabannya adalah semua Komponen bangsa yang bertanggung jawab terhadap hidup dan matinya TNI. Melihat realitas potensi ancaman dan perkembangan strategi perang modern di masa mendatang, TNI harus dipersiapkan dan dibenahi secara bertahap dan berkelanjutan untuk mampu merealisasikan tugas pokoknya. oleh siapa? Tentunya bukan semata-mata oleh TNI sendiri. Ada 4 pilar kekuatan pertahanan suatu bangsa yang harus bersinergi yaitu TNI, industri, perguruan tinggi dan pemerintah.” Demikian pula Panglima TNI membagi wacana tentang TNI dalam masa transisi. Seperti yang diketahui, selepas keruntuhan rezim Orde Baru, TNI yang dahulu sempat menjadi alat politik lantas dicabut ke-dwifungsi-annnya sehingga kini TNI tidak dapat terjun ke dunia politik. Di dalam tubuh TNI sendiri pun terjadi penyesuaian terhadap perubahan ini. Didirikan tahun 1993, Program Magister Studi Pembangunan - Institut Teknologi Bandung untuk pengembangan pengetahuan antar dan lintas disiplin, serta mengembangkan penelitian untuk memahami dan menjawab isu dan permasalahan pembangunan di negara berkembang khususnya nusantara Indonesia dalam perspektif regional, nasional maupun internasional. Program studi ini menjadi wadah bagi pengembangan sistem pengetahuan (knowledge system) dari hasil-hasil penelitian di ITB sejak 1970-an di bidang penerapan teknologi, lingkungan hidup, energi, pembangunan perdesaan, kepariwisataan, serta pembangunan wilayah pesisir dan kelautan.