700 Poster Riset, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat Dipamerkan dalam PRIMA ITB 2022

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami


BANDUNG, itb.ac.id--Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Seri Budaya Ilmiah Unggul PRIMA ITB 2022. Acara tersebut berlangsung secara hybrid dari Multipurpose Hall, CRCS ITB, Selasa (20/12/2022).

PRIMA ITB merupakan akronim dari Pameran Virtual Riset, Inovasi, dan Pengabdian Masyarakat ITB. Pameran kali ini menghadirkan lebih dari 700 poster riset, penelitian, dan pengabdian masyarakat dari 12 fakultas/sekolah, 37 pusat/pusat penelitian/pusat unggulan iptek serta 4 lembaga di ITB.

PRIMA 2022 juga menghadirkan talkshow Riset Unggul ITB dengan tema "Merawat Kolaborasi Riset ITB yang Berbudaya Ilmiah Unggul". Narasumber topik riset tersebut di antaranya: Prof. Heni Rachmawati, Prof. Dr. Satria Bijaksana, Dr. Ika Magdalena, M.Si., Aditya G. Saputro, Ph.D., Prawira F. Belgiawan, Ph.D.

Talkshow kedua berjudul Inovasi Unggul ITB dengan tema "Menguntai Kolaborasi Menuai Impact". Narasumber pada talkshow tersebut di antaranya: Arif Sasongko, Ph.D., Prof. Bambang Riyanto, Prof. Dr. Elfahmi, Dr. R. Bagus Endar Bachtiar. Pada kesempatan ini juga berlangsung Launching Aplikasi Desanesha oleh Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusuma.

Rektor mengatakan, dengan poster yang diposting di website prima.itb.ac.id selayaknya bisa menjangkau audiens lebih banyak lagi sehingga bisa memperluas dampak dari apa yang telah dikerjakan oleh ITB. Menurutnya, di samping pameran virtual, yang penting juga adalah kegiatan talkshow tentang riset dan inovasi unggul di ITB.
Rektor mengatakan, ITB memiliki dosen sebanyak 1.470. Dari jumlah tersebut, 1.168 dosen atau sekitar 75% di antaranya telah menghasilkan publikasi bereputasi. Hal ini dipengaruhi oleh alokasi dana untuk program P3MI yang semakin besar dari ITB.

Pameran virtual di situs prima.itb.ac.id

Pada sambutannya itu, Rektor juga menyarankan agar karya penelitian di ITB bisa dilakukan lintas disiplin ilmu. Oleh karena itu, dosen peneliti diharapkan membuka pintu kolaborasi riset antarkampus. Disamping memperkuat budaya ilmiah unggul, ITB juga punya tugas agar publik memahami apa yang ITB kerjakan, caranya melalui kegiatan seperti ini dan kerja sama.

"Inovasi sudah banyak sekali di ITB baik dalam bentuk prototipe maupun lainnya. ITB masuk kepada 10 universitas dengan jumlah paten tertinggi. Startup binaan sudah 190. Pengabdian masyarakat banyak sekali, termasuk di 3T," ujarnya.