75 Apoteker Lulusan Sekolah Farmasi ITB Diambil Sumpah dan Dilantik

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

Pelantikan dan pengambilan sumpah 75 apoteker lulusan Sekolah Farmasi ITB pada Semester I TA 2022/2023. (Foto: Adi Permana)

BANDUNG, itb.ac.id — Sekolah Farmasi (SF) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan sidang pengambilan sumpah dan pelantikan apoteker semester I tahun akademik 2022/2023 pada Kamis (30/3/2023) di Gedung CRCS Lt. 3. Pengambilan sumpah dan pelantikan apoteker ini diikuti oleh 73 calon apoteker secara luring dan 2 calon apoteker secara daring.

Sebanyak 75 apoteker yang dilantik dan diambil sumpah, telah melewati berbagai tahapan ujian, yaitu ujian tingkat institusi dan Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI). Usai pelantikan, para calon apoteker dinyatakan resmi dan berhak menyandang gelar Apoteker (Apt.).

Turut hadir pada sidang ini adalah Ketua Konsil Kefarmasian Dr. Apt. Priyanto, M.Biomed., Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal IAI Apt. Lilik Yusuf Indrajaya, S.E., S.Si., M.B.A., Rektor ITB yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M.Eng., Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang diwakili oleh Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan drg. Juanita Patricia Fatima, M.K.M., serta Ketua Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jawa Barat Wakil Sekretaris Apt. Sarah Mahardika, S.Si.


Dekan Sekolah Farmasi ITB membuka acara pengambilan sumpah dan pelantikan apoteker. (Foto: Adi Permana)

Sidang dibuka oleh Ketua Panitia Ujian Apoteker sekaligus Dekan SF ITB, Prof. I Ketut Adnyana, M.Si., Ph.D. Acara dilanjutkan dengan pembacaan laporan pelaksanaan ujian apoteker oleh Sekretaris Ujian Apoteker sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker, Apt. Elin Julianti, S.Si., M.Si., Ph.D.

Adapun pada tahun ini, lulusan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi ialah Ghina Fakhirahusna dengan IPK 4.00 serta Nurlisa Amelia dengan IPK 3.97. IPK ini dihitung dari perolehan nilai perkuliahan dan nilai ujian apoteker institusi. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada Siti Fatimah serta Vanesa Debora sebagai lulusan dengan nilai ujian apoteker tertinggi pada ujian apoteker semester I 2021/2022 dengan masing-masing nilai yang dicapai adalah 94.

Perwakilan apoteker yang diambil sumpah, Apt. Vincent Evan Hogianto, S. Farm., dalam kata perpisahannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada civitas akademika SF ITB yang telah mendidik mereka hingga lulus menjadi apoteker. Ia juga turut mengingatkan rekan sejawatnya, untuk tetap mengamalkan kode etik dan etika profesi serta memegang teguh sumpah jawatan untuk memajukan dunia kesehatan di Indonesia.

Perwakilan apoteker yang diambil sumpah, Apt. Vincent Evan Hogianto, S. Farm, menyampaikan kata perpisahan (Foto: Adi Permana)

“Semoga Program Studi Profesi Apoteker SF ITB dapat terus mencetak para apoteker yang bermutu dan berkualitas serta menerapkan tri dharma perguruan tinggi,” ujar Vincent.

Ketua Konsil Kefarmasian Dr. Apt. Priyanto, M.Biomed., dalam sambutannya berpesan agar menjadikan lafal sumpah sebagai landasan berpraktek sebagai apoteker, karena setiap lafalnya mengikat setiap apoteker. Ia juga berpesan untuk para apoteker untuk terus menimba ilmu, jangan cepat merasa puas dengan ilmu yang ada.
“Jangan hanya mengandalkan nama besar ITB, tetapi kalian juga harus turut mengharumkan nama besar ITB,” tambah Dr. Priyanto.

Ketua Konsil Kefarmasian Dr. Apt. Priyanto, M.Biomed. menyampaikan kata sambutan (Foto: Kanal Youtube Sekolah Farmasi ITB)

Sekretaris Jenderal IAI Apt. Lilik Yusuf Indrajaya, SE., S.Si., M.B.A., mengatakan bahwa prospek kerja dari apoteker sangat luas, baik dari hulu hingga ke hilir. Apoteker dapat bekerja di sektor industri farmasi, distribusi farmasi atau yang dikenal dengan pedagang besar farmasi, hingga sarana pelayanan primer maupun rujukan seperti rumah sakit, puskesmas, ataupun klinik.

Sekjen IAI Apt. Lilik Yusuf Indrajaya, SE., S.Si., M.B.A. menyampaikan kata sambutan (Foto: Kanal Youtube Sekolah Farmasi ITB)

Ia mewakili IAI berharap agar para apoteker yang lulus untuk kembali dan bekerja di daerah asal. Hal ini karena untuk memenuhi kebutuhan apoteker di beberapa daerah di Indonesia yang masih minim kebutuhan apoteker. Seperti puskesmas, saat ini masih dibutuhkan apoteker untuk bekerja di 7.500 puskesmas yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

“Dan jangan lupa untuk sowan kepada pengurus IAI di daerah masing-masing, untuk mendapatkan arahan dan masukan untuk berpraktek,” ujar Apt. Lilik.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M.Eng., mengingatkan para apoteker bahwa di era revolusi industri 4.0, hard competencies itu tidaklah cukup. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan soft competencies yang meliputi kemampuan adaptasi, kepemimpinan, keberlanjutan, serta dapat berdampingan dengan teknologi. Ini yang menjadi keunggulan yang ditekankan selama pembelajaran di ITB.

Selanjutnya, Prof. Jaka meminta dengan segala kemampuan serta kompetensi yang didapat selama berkuliah, para apoteker dapat menjadi pemecah isu kesehatan yang aktual di masyarakat. Sebagai profesional dalam bidang kesehatan, apoteker harus mengambil peran penting dalam memberikan informasi yang benar mendidik masyarakat secara benar.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M.Eng. mewakili Rektor menyampaikan kata sambutan. (Foto: Adi Permana)

“Selayaknya kehidupan pascapandemi Covid-19, Apoteker diharapkan dapat memberikan panduan kepada masyarakat di dalam menjalani pola hidup bersih dan sehat pascapandemi,” tambah Prof. Jaka.

Prosesi pengambilan sumpah dan pelantikan apoteker baru ini ditutup dengan pembacaan curriculum vitae para lulusan terbaik oleh Wakil Dekan Bidang Akademik SF ITB Prof. Dr. Elfahmi, S.Si., M.Si. dan penyerahan penghargaan oleh Dekan SF ITB Prof. I Ketut Adnyana, M.Si., Ph.D.

Reporter: Bashravie Thamrin (Manajemen, 2024)