Belajar Astrografi Menggunakan Kamera Ponsel Bersama Program Studi Astronomi ITB
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Benda langit seperti bintang, bulan, serta warna langit yang bervariasi menjadi salah satu objek fotografi yang paling menarik dan banyak digemari oleh penggiat fotografi. Menangkap fenomena alam dan langit dapat menjadi pengalaman menarik bagi para fotografer hingga masyarakat umum.
Seringkali orang berpikir bahwa untuk menangkap benda langit dengan cantik harus menggunakan kamera yang canggih. Ternyata, untuk melakukan astrografi dapat menggunakan kamera ponsel yang kita semua miliki.
Program studi Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB (FMIPA ITB) memberikan edukasi terkait cara melakukan astrografi menggunakan kamera ponsel dengan menghadirkan mahasiswa program magister Astronomi ITB, Fadhila Aziz Pustakaningrum pada Kamis (23/2/2022).
“Astrografi adalah teknik fotografi yang digunakan untuk merekam gambar benda-benda langit, seperti bintang, galaksi, nebula, planet, dan objek langit lainnya. Teknik ini melibatkan penggunaan kamera yang dirancang khusus untuk mengambil gambar benda-benda langit dengan waktu eksposur yang lama,” jelas Fadilla.
Astrografi memerlukan pengetahuan yang cukup tentang astronomi, pengaturan kamera, dan teknik fotografi yang tepat untuk menghasilkan gambar yang berkualitas. Selain itu, astrografi juga melibatkan pengolahan digital yang rumit untuk menghasilkan gambar yang terlihat indah dan detail.
Kamera ponsel dapat menjadi salah satu alat untuk melakukan astrografi karena kamera ponsel kini telah diterima secara luas untuk pengukuran tiga dimensi optik presisi tinggi dan juga tidak terkendala dalam pemilahan film. Kamera ponsel juga dapat memberikan opsi pemilihan citra, baik citra putih, abu-abu, maupun berwarna. Perlu diingat, aplikasi yang wajib terpasang pada ponsel untuk melakukan astrografi adalah Open Camera. “Selain itu, untuk melakukan astrografi diperlukan set up shutter speed, manual focus, white balance dan ISO speed,” terang Fadilla.
Berikut merupakan rumus untuk melakukan kalibrasi kamera untuk menentukan jumlah digital pixel dari gambar serta jenis warna untuk melakukan grading pada gambar. “Selain itu, format file yang digunakan untuk menyimpan foto hasil astrografi juga harus diperhatikan,” ungkap Fadilla.
Format yang kompatibel untuk astrografi di antaranya adalah Adobe Digital Negative (*.dng) yang merupakan format standar RAW, Tagged Inmage File Format (*.tif) yang merupakan format standar dari industri percetakan foto, Portable Network Graphics (*.png) yang merupakan format dengan palet warna yang jauh lebih luas dan cerah, serta Joint Photographic Expert Group (*.jpg) yang merupakan format ideal untuk menampilkan gambar pada website.
“Konfigurasi yang direkomendasikan untuk melakukan astrografi adalah ISO 100 dengan shutter speed berubah dan juga shutter speed 1.15 dengan ISO berubah,” papar Fadilla.
Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)