Aisyah Moulyni Raih Juara 2 The Hult Prize International

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Menyanggupi tawaran sebagai campus director di The Hult Prize International, membuat Aisyah Moulyni (Manajemen, 2018) awalnya merasa takut karena terbebani dengan prestasi ITB di tahun sebelumnya, yaitu peringkat 3 dunia dalam kategori yang sama. Namun, akhirnya Aisyah berhasil meraih gelar peringkat 2 dunia berkat kualitas Hult Prize ITB yang mempunyai top notch program, top tier judges, dan media coverage yang luas.

The Hult Prize International sendiri adalah kompetisi business plan tingkat dunia yang diadakan oleh Hult Prize Foundation dan didukung oleh United Nations untuk mengumpulkan ide dari mahasiswa di seluruh dunia. Peserta ditantang untuk memecahkan masalah sosial yang mendesak. Untuk menyaring jutaan peserta, terdapat sejumlah tahapan kompetisi yang harus diikuti dengan tahap pertama adalah tahap kampus. Ada pun penyelenggaraan Hult Prize tahap kampus di ITB diketuai oleh Aisyah selaku campus director. Terdapat lebih dari 2000 campus director di seluruh dunia yang kemudian dipertandingkan untuk memenangkan ‘Best in Class Campus Director’.

Aisyah mengaku sangat bersyukur dengan rekan-rekannya dalam tim Hult Prize ITB. Sekalipun situasi pandemi membuat mereka harus memutar otak, suasana online Hult Prize ITB 2021 tetap meriah dan dirasakan oleh seluruh mahasiswa ITB. “Biarlah yang terjadi ya terjadi. Yang paling penting adalah kita memberikan usaha yang terbaik,” ujar Aisyah.

Meskipun tahu akan menghadapi berbagai hadapan dan tantangan, Aisyah yang pada tahun lalu ikut serta sebagai panitia sukarelawan kembali berkontribusi pada tahun ini karena terinspirasi melihat semua orang mencoba melakukan yang terbaik. “Acara ini benar-benar bermanfaat, bukan sekadar pemenuhan program kerja. Selain itu, aku juga melihat banyaknya potensi mahasiswa ITB yang bisa dikembangkan, tetapi belum ada sarana. Oleh karena itu, aku ingin membantu mengekspos mereka dengan menyelenggarakan Hult Prize ITB yang menyediakan inkubasi, materi, workshop, dan sebagainya, terutama yang terkait dengan aspek bisnis karena aku adalah anak bisnis,” demikian motivasi Aisyah menjadi campus director.

Sebagai penutup, Aisyah menitip pesan untuk jangan pernah berhenti bermimpi. Dia sendiri sangat mengapresiasi setiap butir ide, entah segila atau sesedikit apapun itu. “Setiap perubahan berarti. Setiap langkah berarti. Makanya, selalu tulis setiap ide dan teruslah berkembang karena siapa lagi yang akan mengubah kalau bukan kita?” tutur Aisyah.

Reporter: Zahra Annisa Fitri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)