AKSANTARA ITB Raih 6 Penghargaan di KRTI 2016
Oleh Holy Lovenia
Editor Holy Lovenia
BANDUNG, itb.ac.id - AKSANTARA kembali mengharumkan nama ITB pada KRTI (Kontes Robot Terbang Indonesia) 2016 yang diadakan hari Rabu-Sabtu (23-26/11/16) di Universitas Lampung (UNILA). Pada kompetisi Pesawat Tanpa Awak (Unmanned Aerial Vehicle atau UAV) tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ditjen Belmawa Kemenristekdikti) tersebut, AKSANTARA berhasil menyabet total 6 gelar juara dan penghargaan di empat divisi lomba berbeda.
Tahun ini, kompetisi tersebut bertajuk "Menuju Kemandirian Teknologi Wahana Terbang Tanpa Awak". Terdapat empat divisi perlombaan yang dapat diikuti, yaitu Racing Plane (RP), Fixed Wing (FW), Vertical Take-Off Landing (VTOL), dan Technology Development (TD). Setiap divisi memiliki tantangannya masing-masing. Racing Plane memiliki target untuk terbang cepat menuju tujuan, Fixed Wing beroperasi untuk memetakan wilayah, Vertical Take-Off Landing sebagai pemadam titik-titik api, dan Technology Development untuk pengembangan teknologi pesawat tanpa awak. Pada KRTI 2016, AKSANTARA ITB meraih penghargaan Best Idea dan Best Design pada divisi Fixed Wing, Best Design pada divisi Racing Plane, juara dua pada divisi Technology Development, juara dua pada divisi Vertical Take-Off Landing, dan Best Poster.
Lika-Liku Perjuangan
Hasil gemilang tersebut tentu adalah buah manis dari usaha keras. Selama kurang lebih setahun, AKSANTARA melakukan regenerasi ilmu, membentuk tim baru, merancang pesawat bersama, dan jatuh-bangun bersama. Perjalanan menuju kejayaan tidak selamanya mulus. AKSANTARA sudah berpuluh-puluh kali membuat ulang pesawatnya karena jatuh atau insiden saat test flight. Tidak terhitung seberapa sering tim tersebut berkumpul untuk mempersiapkan pesawat untuk KRTI 2016.
Walaupun begitu, mereka tetap tidak menyerah sampai akhir dan memutuskan untuk berjuang bersama. Latihan demi latihan mereka lewati dengan gigih, meskipun harus pergi jauh karena kesulitan mencari lahan yang bisa dipakai untuk test flight. Keadaannya memang tidak mudah, tetapi AKSANTARA terus maju dengan tekad sekuat baja. "Usaha tidak pernah mengkhianati hasil," ucap Muhammad Fazlur Rahman (Aeronotika dan Astronotika 2013) selaku ketua tim. "Tetapi, kadang kita lupa kalau efisiensi dari usaha itu belum tentu 100%. Karena itu, untuk menjadi yang terbaik kita harus memberikan usaha lebih dan terus mencoba. Semoga tahun depan, AKSANTARA bisa membawa ITB menjadi juara umum di KRTI." Menurut beliau, setiap tahap dari sebuah proses adalah penting dan perlu dijalani semaksimal mungkin bersama. Hal itulah yang membuat perjuangan AKSANTARA bersinar dan meninggalkan jejak memori di hati semua orang.