Alumni Teknik Fisika ITB Paparkan Transformasi Digital dan Pengembangan 5G di Indonesia
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Indonesia perlu segera memiliki infrastruktur dan ekosistem digital yang mumpuni. Infrastruktur dan ekosistem digital yang baik dinilai mampu memicu lahirnya kolaborasi yang efektif antara pihak pemerintah dan industri. Untuk itu, pemerintah harus berperan setidaknya dalam dua hal, yakni memberikan standar dan kemudahan izin bagi pelaku usaha digital.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Dr. Ir. Ismail, M.T., yang juga merupakan alumni Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung, memberikan materi mengenai Transformasi Digital dan Pengembangan 5G di Indonesia pada Rabu (26/1/2022) dalam acara "Knowledge Sharing BK Teknik Fisika, Persatuan Insinyur Indonesia".
Dr. Ismail menjelaskan kondisi terkini terkait internet di Indonesia. Kini, sekitar 202,6 juta masyarakat Indonesia sudah mengenal dan memakai internet, atau sekitar 73,7% dari seluruh penduduk Indonesia. Selain itu, ia juga menjelaskan tentang kondisi ekonomi digital Indonesia saat ini. Diproyeksikan nilai dari seluruh transaksi e-commerce di Indonesia mencapai 530 Triliun Rupiah. Selain itu, Indonesia berpotensi menghasilkan 26 juta lapangan kerja potensial dari UMKM digital.
Berbagai contoh kebiasaan serta aktivitas baru yang dihasilkan dari perkembangan ruang digital yang juga beriringan dengan kondisi kehidupan pasca pandemi adalah telemedicine, pembelajaran jarak jauh, rapat daring, belanja daring, serta peningkatan otomasi Industri 4.0. Untuk membawa Indonesia lebih maju di masa yang akan datang di dunia digital, presiden memberikan beberapa arahan.
Pertama berhubungan dengan tugas mendesak Pemerintah Pusat dan Daerah untuk segera memberikan standardisasi dalam kaitannya dalam pembangunan ekosistem yang mumpuni melalui kebijakan dan fasilitas dalam hal pembangunan infrastruktur yang baik. Kedua lebih pada adanya perubahan yang signifikan perihal perizinan dalam membangun usaha digital. Ini bertujuan agar pelaku bisnis digital bisa tumbuh subur.
Selain itu, ia juga menjelaskan berbagai pilar atau program prioritas untuk mewujudkan digital transformation. “Pertama ada Digital Infrastructure Pillar, lalu ada Digital Goverment Pillar, Digital Economy Pillar, dan Digital Society Pillar,” jelas Dr. Ismail.
Namun untuk merealisasikan berbagai hal tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan dioptimalkan Indonesia. Hal pertama yang harus dibenahi adalah energi, khususnya listrik serta penyediaan listrik yang merata di seluruh wilayah di Indonesia terutama di daerah perdesaan. “Karena telekomunikasi tidak akan ada jika tidak ada listrik,” tegas Dr. Ismail.
Selain listrik, perihal konten serta aplikasi yang beredar di dunia digital ini juga harus banyak diperhatikan, terutama soal security atau keamanan terkait data serta konten yang beredar. Langkah nyata yang hendak direalisasikan oleh Indonesia saat ini adalah penyediaan satelit untuk memberikan akses internet kepada berbagai daerah di Indonesia yang belum mendapat internet.
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan Indonesia adalah pengembangan 5G di Indonesia. Salah satu isu yang menjadi perhatian dalam pengembangannya di Indonesia adalah terkait spektrum frekuensi. Spektrum frekuensi yang dibutuhkan 5G sangat besar. Selain itu, terkait biaya internet 5G yang mahal juga masih dipertimbangkan karena kemungkinan kurang sesuai dengan budget masyarakat.
Saat ini, berbagai langkah perealisasian 5G telah dilakukan di Indonesia. Mulai dari 14 Trial 5G sejak 2017 hingga 2021. Beberapa sektor yang telah merasakan trial ini adalah sektor industri dan sektor pendidikan. Pada tahun 2022, akan dilaksanakan advanced trial dan FSS Co- Existence trial in 3.5 GHz.
Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)