Angkat Topik Infrastruktur Pesisir Tropis, FTSL ITB Gelar TROCOZ Summer Course Program 2024
Oleh Maharani Rachmawati Purnomo - Mahasiswa Oseanografi, 2020
Editor M. Naufal Hafizh
Peserta berfoto bersama di ITB Kampus Ganesha (Dok. Istimewa)
BANDUNG, itb.ac.id — Institut Teknologi Bandung (ITB), melalui Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL), sukses menyelenggarakan Tropical Coastal Zone Development (Trocoz) 2024. Program summer course ini dirancang sebagai upaya memperluas wawasan mengenai infrastruktur pesisir tropis, serta menjadi wadah bagi mahasiswa bertukar ilmu dan pengalaman multikultural dari berbagai belahan dunia. Pada perhelalatan ke-8 ini, FTSL menjalin kerja sama dengan Universiti Malaysia Terengganu (UMT). Total peserta tahun ini mencapai 36 orang yang berasal dari ITB, UMT, Ehime University, dan Chuo University.
Topik-topik spesifiknya mencakup isu dan perkembangan infrastruktur pesisir tropis, utilitas, potensi energi, dan pengelolaan lingkungan di wilayah pesisir. ”Sesi kuliah dan diskusi dilaksanakan dalam rentang 26 Juli-27 Agustus 2024. Pembelajaran pada dua minggu pertama dilakukan secara daring dan setelahnya dilaksanakan di ITB. Para peserta turut mempelajari soal Humanitarian Engineering (Humane) yang diterapkan dalam proyek dan kegiatan rekayasa dalam isu yang berkembang di wilayah pesisir,” tutur Anggita Elainy F. Napitupulu (Teknik Lingkungan, 2022) selaku asisten.
Peserta diminta membuat maket infrastruktur pesisir pantai dengan studi kasus yang berbeda-beda. (Dok. Istimewa)
Salah seorang peserta, Mohammad Fathan Islamika, menyebutkan materi yang paling berkesan baginya adalah bangunan tepi pantai dan kegempaan. ”Dua materi tersebut menjadi dasar pertimbangan saat merumuskan solusi permasalahan di daerah pesisir. Kami juga sempat diminta membuat maket studi kasus secara berkelompok. Ide kami adalah meningkatkan garis pantai di daerah Demak. Kami membuat breakwater untuk meredam daya rusak gelombang laut dan jetty untuk menjebak sedimen yang terbawa arus laut,” kata mahasiswa Teknik Sipil 2021 itu.
Tak hanya menerima materi di dalam ruang kelas, para peserta diajak melakukan trip ke Pangandaran untuk mengecap pengalaman studi kasus secara nyata. Lebih jauh, isu-isu yang ditemukan akan dibahas secara mendalam dalam diskusi kelompok. Isu tersebut meliputi aspek infrastruktur, lingkungan, ekonomi, hingga masalah kebencanaan. Kunjungan ke Pangandaran itu dilaksanakan pada 18-20 Agustus 2024.
Peserta melakukan observasi dan wawancara dengan nelayan Pantai Pangandaran (Dok. Istimewa)
Peni Astrini Notodarmojo, S.Si., M.Si., Ph.D., menegaskan pentingnya program ini adalah mahasiswa bisa lebih peduli dengan permasalahan infrastruktur dan sanitasi pesisir yang berbeda penyelesaiannya dengan wilayah daratan. ”Ke depannya kami menargetkan bisa menyambangi pantai tropis lainnya yang kerap dijadikan objek penelitian oleh berbagai universitas sehingga bisa terjadi transfer ilmu,” ujarnya.
Selama pelaksanaan kegiatan, mahasiswa diperkenalkan dengan kebudayaan Indonesia. Mahasiswa asing yang berpartisipasi pun turut melakukan diaspora budaya dari negaranya masing-masing. Sebelum summer course berakhir, diadakan persembahan budaya oleh para peserta.
Program Trocoz ini diharapkan dapat terus berlanjut sebagai salah satu wujud nyata komitmen ITB dalam memperluas wawasan global, memperkuat kolaborasi penelitian di bidang infrastruktur pesisir, dan memajukan pendidikan lintas budaya di kancah internasional.
Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)