Arkavidia 2.0: Ide Sederhana Jadi Karya Luar Biasa

Oleh Ramasha Shella Gustia

Editor Ramasha Shella Gustia

BANDUNG, itb.ac.id - Expo merupakan salah satu rangkaian acara Arkavidia 2.0 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Informatika (HMIF) ITB pada tanggal Sabtu - Minggu (19-20/02/11) lalu. Acara yang dilaksanakan di lapangan cinta ITB ini memamerkan berbagai karya anak bangsa, baik dari mahasiswa ITB maupun kalangan umum. Ide pada setiap karya yang dipamerkan sangat beragam, mulai dari Manga sampai dengan makanan kucing. Dengan kreativitas yang tinggi, ide-ide sederhana ini ternyata dapat membuat teknologi yang mempermudah aktivitas sehari-hari.

Sejumlah karya menarik dari mahasiswa Teknik Informatika ITB berjajar rapi di dekat gerbang masuk Expo. Karya-karya ini kebanyakan merupakan hasil dari tugas perkuliahan atau keikutsertaan dalam lomba-lomba. Banyak karya yang berupa aplikasi permainan antara Othello, Summoner World (game online yang berbasis flash, red.), PadVinder (permainan  mencari api pada labirin, red.), SIGMA (Simulasi Tantangan Matematika dan Fisika), serta permainan menarik yang lain.

Selain permainan, ada juga aplikasi lain seperti Manga Manajer dan VEDA (sebuah aplikasi pendidikan yang menggunakan pendekatan teknologi komputer, red.). Tidak sedikit dari karya-karya tersebut memiliki prestasi yang membanggakan. VEDA misalnya, merupakan aplikasi pemenang Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (GEMASTIK) tahun 2009. Aplikasi SIGMA juga merupakan finalis kompetisi yang sama tahun 2010. Aplikasi permainan Summoner World bahkan telah dibeli hak cipta produksinya untuk console Nintendo DS, iPhone, dan iPad senilai 8500 US dollar.

Tidak kalah menarik dari karya-karya berbasis aplikasi komputer, Himpunan Mahasiswa Elektro (HME) ITB juga memamerkan sebuah Programmable Scrolling Message Display (display lampu LED yang dapat di program untuk menampilkan tulisan atau pesan yang bergerak, red). Ada juga karya dari siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta yang merupakan finalis dari lomba Innovation Contest di Arkavidia 2.0 ini.

Keisengan yang Tidak Sia-sia

Sanrio Hermanto, mahasiswa Teknik Informatika ITB angkatan 2007 yang ikut berpartisipasi dalam Expo Arkavidia ini mengaku membuat Manga Manajer karena iseng. "Awalnya saya hanya senang mengunduh Manga dari internet. Namun, beberapa situs Manga ternyata dapat diblokir oleh file downloader sehingga saya tidak dapat mengunduh dari situs tersebut. Saya juga harus mengunduh setiap halamannya secara manual. Dari sanalah saya mendapatkan ide untuk membuat aplikasi Manga Manajer ini," jelas Sanrio.

Sekilas aplikasi ini terlihat sama seperti aplikasi file downloader lain yang sudah ada. Namun, ternyata ada keunikan lain dari aplikasi ini. Manga Manajer dapat mendownload sebuah seri Manga secara otomatis dengan sekali unduh, tidak lagi harus mengunduh setiap halaman secara manual. Aplikasi ini juga dapat melakukan sinkronisasi penyimpanan misalnya dengan usb flashdisk yang dihubungkan ke computer tersebut. Selain itu, Manga Manager memfasilitasi pencarian Manga di semua situs Manga tanpa khawatir terblokir.

"Yang lebih menarik lagi, Manga Manajer dalam menampilkan hasil pencarian hanya akan menampilkan Manga yang belum ada di komputer kita. Manga yang sudah dibaca dan yang belum dibaca pun memiliki perbedaan warna tampilan sehingga kita tidak perlu khawatir akan membaca ulang sebuah halaman setelah kita tinggalkan," ujar Sanrio sebelum mengakhiri wawancara.

Menjadi Finalis Innovation Contest Karena Sayang Kucing Peliharaan

Intelligent Pet Feeder telah membawa Reza dan Andika menjadi salah satu Finalis Innovation Contest Arkavidia 2.0 dan mendapat kesempatan untuk memamerkan karya mereka di Expo Arkavidia. Bermula dari kecintaan terhadap kucing peliharaan, mereka berhasil menciptakan sebuah mesin pemberi makan kucing atau anjing yang dapat dikendalikan dari jauh dengan telepon selular.

Pada alat telah dipasang telepon selular yang memiliki kartu SIM di dalamnya. Kemudian, telepon selular dihubungkan dengan kabel data ke microcontroller untuk kemudian terhubung ke tempat penyimpanan makanan. "Kalau saya sedang pergi, saya tetap bisa memberi makan kucing saya di rumah," ungkap Reza. "Hanya dengan menelepon ke nomor telepon yang ada pada Pet Feeder, alat akan bekerja secara otomatis dan kucing saya tidak akan kelaparan," tutupnya.