Arsitektur Paviliun 99% Bahan Pakai Ulang

Oleh kikywikantari

Editor kikywikantari

BANDUNG, itb.ac.id - Bergerak, Sinergis, Berkarya. Ketiga kata itulah yang mendorong mahasiswa-mahasiswa Ikatan Mahasiswa Arsitektur-Gunadharma ITB (IMA-G) untuk menampilkan karya terbaiknya di paviliun himpunan yang bertema "99% Re-Use" selama ITB Fair berlangsung pada tanggal 6-7 Februari 2010 di kampus ITB. Panitia menyediakan paviliun berukuran 2x3 m untuk tiap himpunan menampilkan ciri khas program studi masing-masing untuk menarik perhatian pengunjung.
Paviliun IMA-G yang terletak di sebelah timur Tugu Soekarno itu 99% terbuat dari material bekas pakai, seperti: kerat telur, papan gypsum bekas, kawat gantungan baju dan spanduk. Sedangkan 1% nya menggunakan benang jahit untuk menyambung antar kerat telur yang digunakan sebagai elemen pembentuk dinding, serta plastik pembungkus sampah yang digunakan untuk menempelkan gambar-gambar karya mahasiswa program studi Arsitektur ITB.

Rangka utama paviliun tersebut menggunakan dua buah rangka baja setengah lingkaran. Rangka atap tersusun dari bilahan bambu, mampu menopang atap ringan yang terbuat dari rangkaian spanduk yang dijahit satu dengan lainnya. Bagian dalam paviliun dilapisi dengan kertas roti yang dibentang memanjang untuk menambah nilai estetika kerat telur yang dipasang dan diikatkan ke bambu.

Mengenai paviliun berbahan 99% pakai ulang ini, Ahmad Tardiyana, salah satu dosen Arsitektur, memuji kerjakeras para mahasiswanya. Waktu dua minggu yang dibutuhkan dan tenaga yang dikerahkan untuk mendirikan paviliun ini dinilai setara dengan hasil yang mengundang kekaguman pengunjung. Maket-maket yang dipajang di atas papan gypsum bekas dan gambar-gambar yang ditempelkan pada plastik sampah dan digantung dengan gantungan baju bekas di langit-langit paviliun, melengkapi keunikan dekorasi paviliun.

Sesuai dengan visi yang diusung IMA-G pada tahun 2010, Robbi Zidna Ilman (AR'07) selaku ketua IMA-G mengatakan, "Paviliun ini merupakan salah satu bentuk karya nyata yang membanggakan. Bermodalkan barang bekas dan ide rancangan, kini terbukti bahwa banyak barang bekas di sekitar lingkungan ITB yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana penyaluran kreativitas mahasiswanya." Adi Reza Nugroho (AR'07) selaku kepala bidang Keprofesian IMA-G yang mengepalai pembuatan paviliun ini mengatakan dalam wawancaranya dengan Kantor Berita ITB, "Paviliun yang kami buat ini masih belum sempurna jika dibandingkan dengan karya-karya mahasiswa arsitektur internasional. Masih banyak material bekas berpotensi yang telah kami dapatkan namun belum dipergunakan,seperti puluhan lampu TL, botol minuman, kertas-kertas, dll".

Selain IMA-G, himpunan-himpunan mahasiswa lainnya turut meramaikan ITB Fair dengan ciri khas dan keunikan program studi masing-masing. Ditunggu karya nyata lainnya dari para mahasiswa yang dapat membanggakan ITB dari segi akademik maupun non-akademik. Teruslah berkarya!