Arte-Polis 10, Membentuk Masa Depan Kota melalui Ruang Kreatif

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id - Program Studi Arsitektur Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB) bekerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Jawa Barat, Korea Architectural Accrediting Board dan Erasmus Huis, mengadakan The 10th Biannual International Conference Arte-Polis 10 yang diselenggarakan pada Kamis-Jumat (12-13/9/2024) di Gedung PAU, ITB Kampus Ganesha.

Arte-Polis adalah forum berkala yang diadakan setiap dua tahun sekali yang menghadirkan berbagai kegiatan seperti konferensi, simposium, lokakarya, dan diskusi. Kali ini, Arte-Polis mengusung tema "Reinventing Creative Space and the Making of Place".

Pembahasan mengenai ruang kreatif semakin relevan di era yang bergerak semakin maju ini. Ruang kreatif juga memainkan peran penting dalam inovasi, kreasi, dan pertumbuhan sosial-budaya. Maka dari itu, Arte-Polis hadir untuk semakin memperkaya perspektif tentang bagaimana memaknai kembali ruang-ruang yang menjadi pusat kegiatan manusia.

Chairman of Arte-Polis Widiyani, S.T., M.T., Ph.D., dalam sambutannya mengatakan desain perkotaan merupakan hasil dari aktivitas dan kontribusi warganya. "Sebagai warga, penting bagi kita untuk ikut serta dalam membentuk ruang perkotaan yang nyaman dan berkelanjutan. Namun, peran apa yang dapat kita mainkan?" ujarnya.


"Melalui konferensi Arte-Polis, kita akan mengeksplorasi kondisi perkotaan, perspektif baru, teori, analisis, dan kontribusi nyata yang diberikan warga dari waktu ke waktu," lanjutnya.

Sementara itu, Dekan SAPPK ITB Prof. Dr. Sri Maryati, S.T., MIP., menyatakan kegiatan tersebut dapat memberikan kesempatan guna semakin memahami dampak desain terhadap keberlanjutan budaya.

"Sebagai arsitek, kita tidak hanya merancang ruang secara fungsional, tetapi juga harus memberikan dampak positif bagi masyarakat," ungkapnya.

Dengan hadirnya Arte-Polis, diharapkan peserta dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan membuka kolaborasi dalam mengembangkan ruang-ruang kreatif perkotaan.

Di sisi lain, Sekretaris Institut ITB Prof. Dr.-Ing. Ir. Widjaja Martokusumo juga menyoroti pentingnya platform ini untuk masa depan kota berkelanjutan. Menurutnya kegiatan ini bukan hanya sekadar konferensi, namun juga tempat untuk berdiskusi mengenai masa depan kota yang lebih baik.

Beliau juga menambahkan bahwa di masa depan, kota-kota akan menghadapi berbagai isu global seperti perubahan iklim, ketahanan pangan dan air, ketegangan geopolitik, hingga penggunaan kecerdasan buatan. Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, tentu diperlukan inovasi, kolaborasi, serta kebijakan yang ramah lingkungan.

"Konferensi ini tentu dapat membuka jalan bagi kolaborasi lintas sektor," ungkapnya.

Beliau pun berharap kegiatan ini dapat menginspirasi seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat untuk lebih peduli terhadap keberlanjutan kota, serta semakin sadar akan pentingnya ruang kreatif dalam membentuk masa depan perkotaan yang inklusif dan berkelanjutan.