Asa dan Cita Kepahlawanan di Institut Teknologi

Oleh Muhammad Arief Ardiansyah

Editor Muhammad Arief Ardiansyah

BANDUNG, itb.ac.id – Hari ini (10/11/2017), para pimpinan dan pejabat di lingkungan Institut Teknologi Bandung berkumpul untuk mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan. Berlangsung di halaman utama Gedung Rektorat ITB Jalan Tamansari Nomor 64, upacara berlangsung khidmat dengan dipimpin oleh Rektor ITB selaku pembina upacara. Dalam upacara kali ini, Rektor ITB membacakan teks pidato Menteri Sosial Republik Indonesia yang bertemakan “Perkokoh Persatuan Untuk Membangun Negeri”. Peringatan ini menjadi momentum penyadaran kembali akan pentingnya aktualisasi nilai-nilai kepahlawanan bagi seluruh civitas akademika ITB.

Sosok Pahlawan di Mata Civitas Akademika ITB

Civitas akademika ITB ternyata memiliki pandangan yang beragam terkait makna dari kata pahlawan. Jundi Amir Syuhada, mahasiswa Sistem dan Teknologi Informasi 2015, mengatakan bahwa pahlawan adalah sosok teladan yang senantiasa memberikan manfaat bagi sekitarnya. Sementara Gilang Farhan Ramadhan (Aeronotika dan Astronotika 2015) berpendapat bahwa pahlawan adalah mereka yang mampu membuat orang lain tersenyum.

Lain lagi dengan Muhammad Bayu Pratama (Teknik Geodesi dan Geomatika 2014). Sosok yang tengah menjabat sebagai Menteri Advokasi Kebijakan Kampus Kabinet KM ITB ini menyatakan bahwa pahlawan adalah orang-orang yang mampu memberikan dampak bagi orang-orang disekitarnya. Dampak ini bisa diberikan secara langsung maupun tidak langsung. “Oleh karena itu, jangan lupakan pahlawan terdekatmu,” tutur Bayu.

Pandangan terakhir ini sangat sejalan dengan pemaknaan Hari Pahlawan yang disampaikan oleh Dr. Miming Miharja, ST., M.Sc.Eng., selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi (WRAAK). Menurut Dr. Miming, alam kemerdekaan yang telah tercipta hari ini telah membuat kita dapat belajar dan bekerja dengan sangat nyaman. “Tetapi kita harus menyadari bahwa alam kemerdekaan yang sedang kita nikmati ini tidak datang secara gratis, melainkan hasil dari pengorbanan yang luar biasa dari para pahlawan bangsa ini,” tukas beliau. “Semangat juang para pahlawan inilah yang perlu terus dipertahankan sesuai peran masing-masing,” tutur Ketua KK Sistem Infrastruktur Wilayah dan Kota SAPPK ITB ini.

Lantas bagaimanakah ITB sebagai institusi pendidikan berbasis teknologi memainkan perannya dalam melestarikan semangat kepahlawanan?

Langkah Nyata ITB dalam Mengisi Semangat Kepahlawanan

Sebagai institusi pendidikan yang berbasis teknologi, ITB tentu diharapkan dapat mengembangkan teknologi-teknologi yang mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa. Secara spesifik, Dr. Miming menyatakan bahwa setidaknya terdapat 2 peranan yang bisa dimainkan oleh ITB dalam sektor ini. “Pertama ialah menggunakan teknologi untuk memenuhi kebutuhan keseharian rakyat Indonesia seperti air bersih, transportasi yang efisien, serta sumber energi yang berkelanjutan,” jelas Dr. Miming.

Adapun peranan kedua yang dapat dilakukan oleh ITB ialah menghasilkan teknologi yang mampu dijual di pasaran global. “Pasalnya dengan menjual teknologi ke pasaran dunia, kita bisa mendapatkan keuntungan secara ekonomi. Keuntungan inilah yang nantinya bisa dikembalikan lagi kepada rakyat,” ungkap lulusan ITB tahun 1993 ini. Itulah mengapa ITB senantiasa berusaha menghasilkan teknologi yang berorientasi ke pasaran global agar dapat bersaing dalam skala dunia.

Pengembangan teknologi di ITB sendiri sudah semakin fokus dan tersistem rapi dengan adanya 4 Pusat Unggulan IPTEK (PUI) mulai tahun 2016 kemarin. Keempat PUI itu adalah PUI Nanosains dan Nanoteknologi, PUI Broadband Wireless Access, PUI Sustainable Transportation Technology, dan PUI Teknologi Pertahanan dan Keamanan. Masing-masing juga telah memberikan kontribusi tersendiri bagi dalam dunia teknologi tanah air. Sebut saja misalnya PUI Broadband Wireless Access yang terus mengembangkan teknologi 4G, atau misalnya PUI Sustainable Transportation Technology yang tengah fokus dalam riset terkait bahan bakar alternatif.

PUI Teknologi Pertahanan dan Keamanan juga tidak mau kalah. Selain rutin bekerjasama dengan PT. Pindad, PUI yang satu ini juga telah menghasilkan desain kendaraan tempur yang elegan namun tetap berkualitas tinggi. Sementara itu PUI Nanosains dan Nanoteknologi juga terus mengembangkan teknologi dalam skala nano untuk berbagai kebutuhan. Pengembangan dalam PUI Nanosains dan Nanoteknologi ini dilakukan mulai dari pengembangan material katalis heterogen untuk industri petrokimia hingga pengembangan alat karakterisasi material nano dengan harga terjangkau.

Keempat PUI ini lahir sejalan dengan visi ITB untuk menjadi entrepreneurial university. Maka dari itu, entrepreneurial university pun bukan sekedar gagasan semata. Ia telah menjadi cita yang terus berusaha dipenuhi oleh ITB dari tahun ke tahun. Sebab dengan menjadi entrepreneurial university, ITB telah membuka peluang yang lebih luas lagi untuk dapat memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi bangsa Indonesia. Beginilah sebuah institut teknologi memaknai dan berusaha mengisi alam kemerdekaan dengan semangat pengorbanan yang telah diwariskan oleh para pahlawan.