Atasi Masalah Carryover Larutan Karbamat pada Startup Pabrik Urea, Tim Eureka ITB Juara 1 POISE Safety Competition 2024

Oleh Elda Nuriza - Mahasiswa Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id – Tiga mahasiswa Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam tim Eureka meraih juara pertama dalam ajang bergengsi POISE UGM 2024 Safety Competition yang dilaksanakan pada Minggu (10/11/2024). Tim ini terdiri atas Brigita Cathleen, Mia Nuramalia Aim, dan Akhmat Fauzan Saputra.

Kompetisi yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mengusung tema “Empowering Industry Innovation: Cultivating Sustainable Future for the Green Economy” yang bertujuan mendorong mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk berinovasi dalam bidang keselamatan industri dan ekonomi hijau.

Dalam kompetisi ini, tim harus melalui beberapa tahapan, yang terdiri atas pembuatan proposal dan full paper untuk tahap penyisihan. Setelah itu, tim masuk ke babak final dan melakukan final presentation yang digelar secara langsung di Yogyakarta.

Tim Eureka berhasil melewati seluruh tahapan kompetisi dengan menghadirkan analisis keselamatan proses untuk mengatasi masalah carryover larutan karbamat pada startup pabrik urea.

Brigita Cathleen menyebutkan bahwa dalam menyelesaikan kasus yang diberikan, tim menerapkan berbagai metode seperti Fault Tree Analysis (FTA), Event Tree Analysis (ETA), Fishbone Diagram, Hazard and Operability Studies (HAZOP), Layer of Protection Analysis (LOPA), pemodelan dengan perangkat lunak ALOHA, dan Dow’s Chemical Exposure Index (CEI).

“Kami berusaha memahami akar permasalahan (root cause) dari carryover ini, baik dari sisi teknis maupun faktor manusia, lalu menghitung probabilitas dan menganalisis dampak (consequences) terhadap lingkungan dan manusia. Rekomendasi kami didasarkan pada standar internasional seperti OSHA 3132 1910.119 dan ISO 45001:2018,” ujarnya.

“Di awal, waktu belajar case-nya masih agak bingung karena kurang paham proses startup di pabrik urea, karena biasanya kami belajar waktu prosesnya sudah berjalan. Kami cukup menghabiskan waktu lama untuk memahami proses start up-nya. Setelah lumayan paham, kami simultan sambil memikirkan kemungkinan-kemungkinan root cause. Setelah itu disusun ke framework keselamatan proses seperti FTA dan fishbone diagram. Setelah yakin dengan root cause, baru kami susun rekomendasi yang mungkin bisa diberikan,” kata Mia. Meski sempat meragukan analisis awal mereka, melalui iterasi terus-menerus, tim berhasil mematangkan kerangka keselamatan proses yang diajukan.

Terkait tip agar dapat menang lomba, mereka menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap kasus dan kerja tim yang solid. “Lakukan analisis secara iteratif, sering diskusi dengan tim, dan pastikan anggota tim punya ritme kerja yang sama,” ujar Mia.

Ketiga mahasiswa ini berharap dapat terus menorehkan prestasi membanggakan di kompetisi-kompetisi mendatang dan dapat memotivasi teman-teman untuk terus berkarya, berinovasi, dan memberikan dampak positif untuk negeri. Prestasi tim Eureka ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi kampus, tetapi juga bukti nyata bahwa inovasi dan kolaborasi dapat menciptakan solusi berkelanjutan untuk mendukung ekonomi hijau.

Reporter: Elda Nuriza (Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2021)

#prestasi mahasiswa #teknik kimia #fti