Atras Agora: Suguhan Seni Olah Suara dari Masa Dahulu dan Sekarang

Oleh Diviezetha Astrella Thamrin

Editor Diviezetha Astrella Thamrin

BANDUNG, itb.ac.id - Paduan Suara Mahasiswa (PSM) ITB kembali menggelar konser tahunannya, Konser PSM ITB 2013, pada Minggu (26/05/13). Bertempat di Aula Barat ITB, konser bertajuk "Atras Agora" ini membawakan 18 buah aransemen lagu dari zaman romantik hingga kontemporer. Tahun ini PSM ITB bekerja sama pula dengan Adi Nugroho, konduktor muda yang telah menorehkan beragam prestasi dalam dunia olah vocal.

Atras Agora sebagai tajuk utama konser diambil bahasa Portugis, yang memiliki arti dahulu dan sekarang. Tema ini menunjukkan variasi zaman dari lagu-lagu yang dibawakan. Pada konser yang terbagi dalam 2 sesi ini, lagu-lagu yang dibawakan tidak hanya lagu-lagu klasik yang kurang familiar di telinga kita, namun juga lagu-lagu bertemakan pop, jazz, serta musikal.

Konser dibuka dengan sambutan dari Ketua Panitia Konser PSM-ITB 2013, Kevin Mandira Limanta. Menurut Kevin, penikmat musik paduan suara di Indonesia tergolong tidak banyak karena adanya pandangan yang menganggap bahwa paduan suara hanya untuk golongan tertentu saja. "Melalui konser ini, PSM-ITB ingin mematahkan stigma tersebut dengan menyelenggarakan konser berkonsep berbeda," tuturnya.

Sesi pertama yang bertema madrigal dan romantic dibuka dengan Sweet Suffolk Owl, sebuah lagu gubahan Thomas Vautor yang menceritakan keindahan sosok seekor burung hantu yang bersiul di tengah malam. Sesi pertama kemudian ditutup dengan J'entends la Moulin, sebuah lagu tradisional populer dari Kanada mengenai kincir angin dan para pekerja.

Sesi kedua yang lebih ringan membawakan lagu-lagu bertema musikal dan soundtrack lagu film-film Disney serta genre jazz. I See the Light, soundtrack lagu film animasi anak Disney berjudul Tangled, mengawali sesi kedua dengan aransemennya yang halus dan mengalun. Beberapa lagu dari film-film Disney lainnya juga disuguhkan dengan iringan piano oleh Daniel Alexander, pianis PSM Universitas Parahyangan Bandung.

In the Mood, lagu bernuansa jazz yang dimaksudkan menutup sesi kedua, mengundang tepuk tangan riuh para penonton. Tidak sedikit penonton yang memberikan standing ovation dan menyerukan permintaan tambahan lagu, hingga konduktor kembali naik ke atas panggung dan membawakan 2 lagu tambahan lagi atas permintaan penonton.

"Konsernya secara keseluruhan menarik, terutama sesi pertama yang menonjolkan lagu-lagu yang tidak biasa dan menurut saya unik. Jenis-jenis lagu ini membuka wawasan penonton akan adanya lagu bertema seperti itu," komentar Irvito Adhy, penikmat musik yang juga menonton Konser PSM ITB 2013 ini.

 

Dokumentasi: Dokumentasi resmi Konser PSM ITB 2013