Badan Informasi Geospasial Pasang Alat Kalibrasi Pertama di ITB
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id--Badan Geospasial Indonesia (BIG) memasang alat sistem kalibrasi geospasial di Institut Teknologi Bandung Kampus Jatinangor. Alat kalibrasi ini merupakan yang pertama yang dipasang di Indonesia. Program kerja sama dengan BIG ini dilakukan bersama Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB.
Kepala BIG Prof. Dr. rer. Nat. Muh Aris Marfai, S.Si., M.Sc., menyampaikan terima kasih kepada ITB dan Rektor atas kesediaan untuk menjadi lokasi instalasi stasiun kalibaradi yang pertama di Indonesia. Ia mengatakan, sebelumnya kalau melakukan kalibrasi harus ke luar negeri yaitu ke Malaysia.
"Pembuatan geospasial ini dipicu pandemi sehingga kita perlu buat sendiri. Akan tetapi kalau ditempatkan di BIG tidak seefektif bila dibangun di ITB dengan SDM yang mumpuni," ujarnya, Senin (23/5/2022).
Menurutnya, ITB merupakan trend center di bidang geospasial sehingga diharapkan dapat bermanfaat untuk kegiatan riset-riset dari para peneliti ITB.
Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., juga menyambut baik atas upaya tersebut. Dia berharap semoga keberadaan alat kalibrasi di ITB Kampus Jatinangor bisa menjawab persoalan bangsa di bidang geospasial.
Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc., menyampaikan, instalansi yang sedang dipasang di Kampus Jatinangor adalah salah satu jaringan buat kalibrasi yang digunakan untuk bahan negosiasi terutama dengan negara tetangga. Sebab dalam urusan batas negara, seringkali menjadi isu terkait instrumentasi, metode pengukuran, perhitungan antara negara tetangga. Selain itu alat tersebut juga bisa digunakan untuk keperluan dalam negeri seperti untuk pemetaan nasional yang memerlukan alat yang terkalibrasi. Keberadaan sistem kalibrasi ini akan memberikan kontribusi dari ITB dan jadi bagian dari penyelesaian solusi bangsa.
"Atas itikad baik dari BIG kami diizinkan memiliki jaringan kalibrasi di ITB. Manfaatnya sangat banyak untuk kalibrasi sebagai dasar bagi kita untuk kalibrasi khususnya dengan negara tetangga," ujarnya.
Dr. Heri Andreas Dosen di FITB menambahkan, pengukuran batas negara diperlukan kalibrasi. Untuk saat ini, BIG melakukan kalibrasi di Malaysia. Dengan terbangunnya stasiun kalibrasi pertama di Kampus ITB Jatinangor ini, tentu bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk urusan batas negara saja melainkan ke depannya kegiatan internal atau riset dan dunia industri bisa menggunakan stasiun kalibrasi ini.
Kepala BIG Prof. Muh Aris melanjutkan, ke depannya akan dilakukan pengembangan peralatan lain yang terkait pemetaan. BIG akan mendukung dalam pengembangannya meskipun perlu didiskusikan terkait pengolaan. Ia juga berpandangan bahwa apabila program ini sukses akan menjadi contoh secara nasional sehingga keberhasilan ini bisa diaplikasikan ke tempat lain atau di universitas lainnya. "Program ini akan bagus kalau mau mengundang pihak industri informasi dan geospasial sehingga punya sustainable dalam pengembangan," jelasnya.