Bahana Musik Aceh Iringi Pelatihan Tari Saman

Oleh Diviezetha Astrella Thamrin

Editor Diviezetha Astrella Thamrin

BANDUNG, itb.ac.id - Dalam sebulan terakhir ini, kehidupan kampus ITB selepas maghrib dimeriahkan oleh nyanyian musik tradisional Aceh. Musik tradisional Aceh ini dinyanyikan oleh Syekh dan diiringi oleh rapa'i, alat musik perkusi tradisional Aceh yang dilantunkan sebagai lagu pengiring pelatihan Tari Saman.

Pelatihan Tari Saman merupakan salah satu pra-event dari rangkaian acara Gelar Budaya Aceh (GBA), dengan acara utama Pameran Budaya Aceh yang diselenggarakan Jumat (02/03/12) . Secara garis besar, pra-event dari Pelatihan Tari Saman ini bertujuan untuk mensuasanakan keberlangsungan Gelar Budaya Aceh 2012 bagi civitas ITB. Selain itu, terdapat pula acara puncak berupa Pagelaran Drama Cut Nyak Dhien yang akan digelar Sabtu (03/03/12).

Minimalisasi Erosi Kebudaaan Aceh

GBA diadakan untuk meminimalisir erosi kebudayaan Aceh sedang terjadi, baik disadari maupun tidak disadari. Erosi kebudayaan merupakan sebuah kemajuan sekaligus kemunduran bagi peradaban dan merupakan fenomena yang tidak dapat dicegah. Hal yang dapat dilakukan hanyalah memperlambat proses erosi tersebut dengan pembentukan kesadaran bahwa erosi kebudayaan adalah benar sedang terjadi. Salah satu langkah yang ditempuh adalah mengadakan pelatihan Tari Saman untuk mengakrabkan masyarakat akan budaya Aceh.

Sekitar 500 orang terdaftar dalam pelatihan tari yang telah berlangsung sejak awal Februari ini. Para peserta tersebut dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan diajari menyanyi serta menarikan tarian Ratoh Duek oleh penari-penari UKA. Tari Ratoh Duek adalah sebuah tarian masyarakat Aceh. Pada umumnya, masyarakat lebih mengenal tarian ini dengan sebutan Tari Saman. Hampir tidak ada perbedaan di antara kedua jenis tari ini selain Tari Ratoh Duek ditampilkan oleh penari wanita saja, tanpa penari pria.

Dalam seminggu, para peserta dapat berlatih 2 sampai 3 kali di berbagai tempat seputar kampus. Pelatihan yang diadakan selama kurang lebih sebulan sejak awal Februari ini selalu diadakan selepas maghrib agar tidak mengganggu jadwal keseharian peserta. Peserta pelatihan pun akan mendapatkan sertifikat dan baju tari di akhir pelatihan.

Tidak Hanya Mahasiswa ITB

Tidak terbatas hanya pada kalangan mahasiswa ITB saja, pelatihan Tari Saman juga terbuka bagi kalangan luar ITB. Publikasi yang disebar dengan gencar berhasil menarik masa untuk mendaftar sebagai peserta pelatihan Tari Saman.

"Awalnya saya ikut Pelatihan Tari Saman ini karena penasaran. Ternyata tariannya menarik. Tanpa berpindah-pindah posisi penari seperti tarian pada umumnya, tarian ini tetap tidak monoton untuk disaksikan. Penari juga menyanyikan sendiri lagu-lagu pengiring tariannya," ungkap Wiedya Permata Putri Hamid, salah satu peserta pelatihan Tari Saman.

Banyak wanita yang tertarik mengikuti pelatihan Tari Saman ini karena merasa cocok dengan adat dan budayanya. Budaya Aceh memang terkenal kental dengan nuansa Melayu, dan para wanita yang menari pun berpakaian pantas dengan busana-busana berlengan panjang yang menutupi aurat. Busana Tari Saman khas Aceh ini dirasa sesuai dengan wanita-wanita Indonesia yang sehari-harinya akrab dengan budaya ketimuran, sehingga mereka merasa nyaman saat menari Saman.

Pada puncaknya, 250 peserta pelatihan Tari Saman ini menari bersama di Boulevard ITB pada Pameran Budaya Aceh. Seluruh masa kampus dapat menyaksikan penampilan perdana para peserta yang telah berlatih selama kurang lebih sebulan diiringi dengan 5 lagu tradisional Aceh yang berbeda-beda.

"Dengan diadakannya pelatihan tari ini, mudah-mudahan budaya Aceh tetap terlestarikan, khususnya budaya Tari Ratoh Duek," tutup Adinda Mutiara Ayu (Teknik Fisika 2009), ketua pelatihan tari.

Sumber dokumentasi: http://uka.itb.ac.id/gba2012/gallery.php