ITB Career Center dan Kinobi Adakan Masterclass, Dukung Pengembangan Public Speaking dan Keterampilan Wawancara Mahasiswa-Alumni

Oleh Iko Sutrisko Prakasa Lay - Mahasiswa Matematika, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

Customer Success Associate Kinobi, Dila Paramita, menyampaikan materi yang berfokus pada pentingnya public speaking serta persiapan menghadapi wawancara, khususnya dalam wawancara kerja. (Iko Sutrisko Prakasa Lay)

BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB), melalui ITB Career Center, menyelenggarakan “A Masterclass to Develop Your Public Speaking and Interview Skill” yang bertujuan mendukung pengembangan karier mahasiswa dan alumni, khususnya dalam bidang keterampilan komunikasi dan wawancara kerja. Acara yang digelar Jumat (27/9/2024) di Gedung Kuliah Umum Timur (GKUT), ITB Kampus Ganesha, ini merupakan kolaborasi antara ITBCC dengan Kinobi, sebuah platform yang menyediakan berbagai layanan untuk mendukung pengembangan karier profesional.

Dalam acara ini, Customer Success Associate Kinobi, Dila Paramita, menyampaikan materi yang berfokus pada pentingnya public speaking serta persiapan menghadapi wawancara, khususnya dalam wawancara kerja.

Beliau menjelaskan bahwa public speaking tidak hanya penting dalam konteks untuk berbicara di depan umum, tetapi juga memiliki peran besar dalam menciptakan kesan positif saat wawancara kerja. Hal itu karena kemampuan untuk menyampaikan ide secara spontan dan terstruktur sangat dibutuhkan.

Public speaking menitikberatkan pada lima komponen utama, yaitu pesan, pembicara, pendengar, media, dan konteks. Keberhasilan komunikasi sangat bergantung pada bagaimana pesan dapat dikemas dengan baik dan dapat disesuaikan dengan target pendengar yang dihadapi.

Selain itu, beliau memberikan berbagai tips mengatasi berbagai kendala yang sering dialami saat berbicara di depan umum. Mulai dari rasa kurang percaya diri, rasa gugup, hingga distraksi dari pendengar.

“Kuncinya adalah ketenangan diri. Kita harus belajar untuk rileks dalam situasi apapun. Biasanya kalau gugup atau cemas, akan overthinking yang akhirnya memecah konsentrasi. Kalau kemampuan komunikasi kita itu kurang, maka perlu dilatih, dengan frekuensinya semakin banyak. Latihan berbicara, tidak perlu di depan panggung, mulai saja dengan teman. Berusaha untuk menjadi pendengar dan pembicara yang aktif sehingga kita bisa menangkap maksud dan menyuarakan itu dengan tepat dan aktif,” ujarnya.

Selain public speaking, beliau menjelaskan mengenai keterampilan dalam wawancara kerja. Wawancara kerja, menurutnya, bukan hanya tentang menjawab pertanyaan dengan benar, tetapi juga bagaimana calon karyawan dapat menunjukkan kesesuaian mereka dengan nilai-nilai perusahaan. Wawancara ini berfungsi sebagai sarana bagi perekrut untuk memverifikasi informasi yang ada dalam CV dan mengevaluasi sejauh mana kandidat memahami posisi yang dilamar.

Ada beberapa jenis wawancara yang dibahas, yaitu behavioral interview, technical interview, dan hybrid interview. Beliau menekankan bahwa salah satu hal yang paling penting dalam menghadapi wawancara adalah persiapan yang matang, termasuk memahami profil perusahaan dan merespons pertanyaan dengan percaya diri.

Selain keterampilan dasar, beliau memperkenalkan metode AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) sebagai salah satu strategi dalam membantu public speaking maupun wawancara kerja. Metode ini bertujuan untuk menarik perhatian pendengar atau pewawancara, memicu minat, menciptakan keinginan, dan akhirnya mendorong sebuah tindakan, baik dalam bentuk keputusan positif dari pihak perekrut atau dukungan dari pendengar terhadap pesan yang disampaikan.

Melalui acara ini, ITB terus berkomitmen mendukung pengembangan karier mahasiswa dan alumni, memberikan akses ke berbagai pelatihan dan sumber daya yang relevan untuk membantu mereka meraih karier impian.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)

#itb career center #wawancara #cv #public speaking #skill