Program CoRE ITB, Cetak Puluhan Startup dari 4 Bulan Pendidikan Kewirausahaan Intensif

Oleh Cytra Ria Atmanegara - Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan

Editor


Sabtu (3/12) Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB menyelenggarakan seremoni penutupan program intensif pendidikan kewirausahaan, CoRE (Co-Creation Research of Entrepreneurship) ITB. Sebanyak sepuluh tim startup terbaik hasil kurasi tim independen mempresentasikan produk bisnis mereka di depan sepuluh juri innovation experts.

Bandung, lpik.itb.ac.id - Sabtu (3/12) Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB menyelenggarakan seremoni penutupan program intensif pendidikan kewirausahaan, CoRE (Co-Creation Research of Entrepreneurship) ITB. Sebanyak sepuluh tim startup terbaik hasil kurasi tim independen mempresentasikan produk bisnis mereka di depan sepuluh juri innovation experts.

CoRE ITB merupakan rangkaian pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) selama 14 minggu yang kegiatannya setara 20 sks yang ditujukan untuk pengembangan kapasitas mahasiswa dan pelatihan soft skill berwirausaha. Program ini adalah program yang terdaftar di program Wirausaha Merdeka (Kampus Merdeka) yang diinisiasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bekerjasama pendanaan dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan yang memiliki tujuan besar adalah mengurangi tingkat pengangguran terdidik dan memberikan skill set tambahan yang aplikatif dengan target utama mahasiswa rentan.

Sebagai salah satu perguruan tinggi penyelenggara wirausaha merdeka, ITB mendefinisikan ulang term mahasiswa rentan sebagai berikut: (1) Mahasiswa tingkat akhir dengan IPK > 3.00 yang kesulitan untuk lulus karena faktor ekonomi, keterlambatan akademik, dsb atau mahasiswa dengan IPK rata-rata berasal dari universitas akreditas kurang dari B. Harapan setelah mengikuti program CoRE ITB, para peserta memiliki keterampilan dan kreativitas di bidang kewirausahaan sehingga mampu menciptakan usaha mandiri yang bersaing maupun menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk mendukung penguatan perekonomian Indonesia secara umum.

Acara penutupan program CoRE ITB di buka oleh Ketua LPIK ITB, Ir. R. Sugeng Joko Sarwono, M.T., Ph.D., dan dilanjutkan dengan pidato laporan Ketua Pelaksana Program CoRE ITB, Dr. Irwan Gumilar, S.T., M.Si., beliau melaporkan bahwa ITB menangani sebanyak 297 mahasiswa berasal dari 99 perguruan tinggi di seluruh Indonesia (terafiliasi di bawah koordinasi Kemendikbudristek).

Melalui kesempatan ini, Bapak Dana Sulistyo Kusomo, S.T., M.T., Ph.D. selaku Koordinator Operasional Wirausaha Merdeka Pusat menjelaskan mengenai tingkat penyerapan tenaga kerja terdidik yang rendah saat ini dan bagaimana upaya pemerintah dalam meningkatkannya melalui pengembangan usaha mandiri. Beliau menyatakan melalui program Wirausaha Merdeka, mahasiswa dapat memiliki kesempatan program pengembangan wirausaha yang praktis dan sesuai dengan pengembangan kompetensi yang ingin ditingkatkan yang tidak mengganggu kegiatan akademis karena program ini mampu mendapatkan maksimal pengakuan 20 sks.

Selain itu, diadakan Entrepreneur Talk dengan tema “Should I Stay or Should I Go?” dengan panelis dari alumni startup member LPIK ITB, Ronaldiaz Hertanto (Chief of Innovation Officer at MYCL, Mycotech Lab) dan Pebriani Artha (Product Marketing Lead at Bibit.id) sebagai sharing session yang meyakinkan peserta bahwa apa yang sudah dimulai patut untuk tetap terus dikembangkan. Acara ini dihadiri lebih dari 300 partisipan offline dan online, berasal dari kalangan mahasiswa, dosen pembimbing lapangan (DPL), mentor dan coach, serta perwakilan dosen Perguruan Tinggi (PT) peserta.

Mencetak Puluhan Startup

Selama kurang lebih empat bulan berlangsung, atau tepatnya selama 14 minggu, dari 297 mahasiswa yang ditangani di Program CoRE ITB, terbentuk 47 tim bisnis yang dikelola oleh satu orang mentor dan coach, serta support dari dosen pembimbing lapangan. Penentuan tim berasal dari karantina mahasiswa selama 1 pekan melalui proses hackaton pembekalan intensif dan kategorisasi personality; Hacker, Hipster, dan Hustler.

Wirausaha Merdeka - CoRE ITB juga memfasilitasi mahasiswa dalam mewujudkan prototipe dan validasi pasar, LPIK ITB sendiri membuka kembali akses co-workingnya fokus untuk mendukung sarana brainstorming dan kegiatan mahasiswa Wirausaha Merdeka. Jarak dan latar belakang yang jauh dan beragam tidak membatasi semangat mahasiswa untuk menyelesaikan program ini. 47 ide bisnis yang dikembangkan jika diklasifikasikan terdiri dari 20 jenis bisnis berbasis Web, 19 jenis berbasis aplikasi, dan 8 jenis bisnis berbasis produk.

Beri Apresiasi untuk Potensial Team

Berbekal peningkatan kompetensi mahasiswa yang terbentuk selama program CoRE dan bisnis yang diciptakan, di mana beberapa diantaranya cukup promising untuk dilanjutkan. Melalui tahap seleksi ketat hasil kurasi tim independen, diberikan kesempatan kepada 10 tim terbaik untuk langsung mempresentasikan produk bisnis mereka di upacara penutupan program CoRE ITB. Adapun 10 startup terbaik tersebut adalah UFARM, Tereshion, Seanee, Selventure, Hipets, Genspreneur, Dandonsskin, Adminguru.id, Edunoe.id, dan Easy Waste.

Selain memberikan kesempatan langsung mempromosikan produk bisnisnya, melalui penutupan Program CoRE ITB juga diberikan apresiasi langsung atas penilaian para juri dalam 1 kategori individual dan 3 kategori bisnis; Best Achievement, Best Team, Best Pitch, dan Best Idea yang diperoleh masing-masing oleh Ertansyah Rizal dari Institut Teknologi Garut, Seanee, Dandosskin, dan Genspreneur. Setiap pemenang mendapatkan souvenir dari LPIK berupa produk jam dari Woodka Watch dan produk Nasho serta mendapat kesempatan untuk dapat diinkubasi di LPIK ITB.