Bahas Keunikan Pisang Tongka Langit, ITB Gelar Diskusi Bersama Puslitbanghorti

Oleh Zoealya Nabilla Zafra

Editor Zoealya Nabilla Zafra

BANDUNG, itb.ac.id – Indonesia adalah negara yang dikaruniai keanekaragaman yang luas, dari mulai flora, fauna, pertambangan, hingga sumber daya manusianya. Salah satunya adalah pisang. Terdapat sekiranya dua puluh jenis pisang di Indonesia: pisang raja, pisang ambon lumut, pisang mas, pisang kepok, pisang tanduk, dan lain-lain. Tidak hanya itu, terdapat pula jenis-jenis pisang lain yang belum tereksplorasi lebih lanjut, seperti pisang tongka langit.

Jenis pisang yang berasal dari Ambon dan Papua ini memiliki kulit berwarna cokelat kemerahan dan daging buah oranye, menandakan tingginya kandungan betakaroten pisang tersebut. Tercatat, pisang ini mengandung sekitar 4960 µg betakaroten/100 g pisang. Artinya, hanya dengan mengonsumsi 250 gram pisang tongka langit, kebutuhan akan vitamin A perhari akan terpenuhi.

Karena keunikannya, pisang tongka langit menjadi bahan pembicaraan utama dalam Focus Group Discussion (FGD) bertemakan “Kerja Bersama Analisis Pisang Tongka Langit dalam Perspektif Biogeografi dan Biodiversitas” yang dilaksanakan di Gedung CRCS Lt. 7, Senin (18/12/17).


Kegiatan diskusi dibuka dengan sambutan perwakilan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbanghorti) oleh Dr. Idha Widi Arsanti. Selanjutnya, sambutan dari Dekan SITH ITB (Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha), yang mengangkat kembali visi ITB sebagai entrepreneurial university, yang mendukung pisang tongka langit sebagai salah satu komoditas ekspor Indonesia.


Roadmap kerja sama ITB dan Puslitbanghorti juga disampaikan oleh Prof. Ketut Wikantika dari kelompok keahlian Inderaja dan Sains Informasi Geografis, yang berjudul “Pemetaan dan Penyusunan Data Besar (Big Data) Hortikultura dengan Pendekatan Trans-disiplin dalam Bidang Biogeografi dan Biodiversitas serta Pengelolaan Sumber Daya Genetik Hortikultura”.

Dalam presentasinya, beliau menyampaikan ruang lingkup kerjasama antara ITB dan Puslitbanghorti, yakni (1) pemetaan dan penyusunan basis data hortikultura dengan teknologi inderaja dan Sistem Informasi Geografis (SIG), (2) pemetaan dan penyusunan basis data hortikultura dengan teknologi multi-omics (tidak kasat mata), dan (3) penyusunan portal data mutakhir (Big Data) yang mencakup bidang biogeografi dan biodiversitas.

Temuan pisang tongka langit di kaki gunung Galunggung mendorong tim ITB dan Puslitbanghorti untuk membuat laboratorium terbuka di Desa Padakembang, Tasikmalaya, Jawa Barat. Salah satu tujuannya adalah untuk mengetahui alasan tumbuhnya pisang tersebut di daerah Jawa Barat, mengingat pisang tersebut berasal dari daerah timur Indonesia.

Selanjutnya, disampaikan presentasi dari Puslitbanghorti dan ITB oleh Dr. Karlia Meitha mengenai kegiatan-kegiatan di Puslitbanghorti, state of the art penelitian dan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan Puslitbanghorti, teknologi pemetaan untuk hortikultura, dan pengelolaan biodiversitas. Selain itu, perwakilan dari SITH ITB, Dr. Fenny Martha Dwivany, mengenai big data hortikultura dan kepentingannya di Indonesia.

Setelah seluruh presentasi disampaikan, dilakukan diskusi dan ramah tamah mengenai penelitian pisang tongka langit dan pengembangannya.


Sumber foto: dokumentasi penulis dan Google