Bangga, Tim PACE ITB Raih Dua Penghargaan di [RE]Energize Hackathon 2023 dengan NTTani

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

Dokumentasi Instagram @pace.nttani

BANDUNG, itb.ac.id - Empat mahasiswa Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung (ITB), Pray Putra Hasianro Nadeak (Teknik Elektro), Arif Purwanto Kaban (Bioteknologi), Charlos Malino (Teknik Lingkungan), dan Esther Yolandyne Bunga (Matematika) yang tergabung dalam Tim PACE, meraih prestasi membanggakan pada [RE]Energize Hackathon 2023: Hacking the Climate Crisis in Indonesia. Pada ajang tersebut mereka berhasil memperoleh dua penghargaan sekaligus yaitu The 1st Winner Prize dan Audience Favorite Prize.

Pada Top 10 Demo Day yang diadakan 7 September 2023, Tim PACE menawarkan solusi berupa smart irrigation system berbasis energi terbarukan bernama NTTani. Memanfaatkan teknologi IoT dan AI, NTTani menjembatani antara kebutuhan dengan suplai air. Tim PACE mengaku mendapatkan inspirasi membangun NTTani dari keresahan salah satu anggota tim yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni Esther.

Esther menyampaikan keresahannya terkait iklim kering NTT yang menyulitkan suplai air untuk pertanian. "Dari keresahan tersebut, timbul ide untuk mengangkat masalah tentang manajemen air," ujarnya belum lama ini.

Meskipun menawarkan solusi yang orisinal, Tim PACE mengaku menghadapi tantangan besar. Lantaran mereka harus berhadapan dengan banyak startup yang sudah beroperasi dengan solusi yang sudah tervalidasi. Selain itu, mereka banyak menemukan kesamaan solusi dengan kompetitor, sehingga harus mengkaji ulang keunikan solusi.

Sepanjang kompetisi ini berjalan, Tim PACE juga mengaku paling banyak mendapat feedback juri.

Meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan, Tim PACE mengaku tidak menyangka mereka berhasil mendapatkan dua penghargaan sekaligus. Mereka mengaku pada awalnya hanya berharap mendapatkan juara favorit, yang dihitung dari jumlah vote audiens.

Mereka pun berusaha mengontak seluruh rekan dan kenalan serta mengirim pesan di grup chat yang mereka miliki. Usaha mereka pun berbuah hasil ketika mereka berhasil mendapatkan suara terbanyak dengan persentase 48% yang membuat mereka mendapatkan Audience Favorite Prize. Tak hanya itu, akhirnya tim PACE pun berhasil meraih The 1st Winner Prize.

Tim PACE mengakui bahwa kesuksesan mereka tak terlepas dari dukungan banyak pihak. Mulai dari keluarga, teman, dan saudara yang telah mendukung dengan memberikan suaranya. Lalu, Smart City and Community Innovation Center ITB (SCCIC ITB) di bawah asuhan Prof. Dr. Ir. Suhono Harso Supangkat, M.Eng., yang banyak membantu terkait pendanaan dan akomodasi. Serta Sekolah Pascasarjana ITB yang selalu memberikan dukungan penuh kepada mereka.

Dengan kesuksesan NTTani, Tim PACE mengaku sudah mendapatkan beberapa tawaran inkubasi. Namun hingga saat ini, mereka belum berencana mengembangkan NTTani lebih lanjut karena masih fokus dalam menyelesaikan thesis.

Terakhir, Tim PACE berpesan pada orang-orang yang ingin mengikuti jejak sukses mereka. Pray menekankan pentingnya kolaborasi serta fokus sebagai kunci sukses. Arif mengingatkan bahwa tujuan awal mengikuti kompetisi adalah belajar, bukan hanya meraih kemenangan. Ia juga menyampaikan bahwa terkadang keberhasilan datang melalui jalan yang tak terduga.

Sementara itu,Charlos menekankan untuk tidak takut jika diajak teman untuk mengikuti kompetisi. Menurutnya, jika mengajak, maka teman tersebut pasti melihat suatu potensi dalam diri kita. Sedangkan, Esther menyoroti pentingnya kesadaran pemuda terhadap perkembangan dunia dan masalah lingkungan.

Reporter: Puti Nabilla Aidira (Teknik Informatika, 2021)