Kuliah Tamu Internasional SBM dan SITH ITB Bahas Etika Perdagangan dan Pemasaran Berkelanjutan

Oleh Fairuuz Fawwas Alfarizi Tantuayo - Mahasiswa Kewirausahaan, 2024

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) dan dan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) menggelar kuliah tamu internasional yang menghadirkan Associate Prof. Leah Watkins dari University of Otago, Selandia Baru. Bertempat di Auditorium Nemangkawi SBM ITB, kuliah ini mengangkat tema "Ethics in International Trading: Sustainable Marketing Cases" sebagai bagian dari mata kuliah Integrated Business Asia.

Topik utama kuliah ini berkisar pada konsumsi dan produksi berkelanjutan, dengan fokus pada pola konsumsi global. Prof. Leah Watkins menguraikan bahwa konsumsi global dipicu beberapa faktor, seperti pertumbuhan populasi, peningkatan kemakmuran kelas menengah, terutama di Asia, serta budaya konsumerisme. Hal ini memberi tekanan besar terhadap ekosistem dan sumber daya alam.

Beliau juga menyoroti pentingnya SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan lainnya, seperti SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim), SDG 14 (Ekosistem Lautan), dan SDG 15 (Ekosistem Daratan). Meskipun semakin banyak konsumen peduli pada isu lingkungan dan sosial, adopsi perilaku berkelanjutan masih terhambat oleh kendala seperti harga, kenyamanan, dan skeptisisme.

Beliau menegaskan bahwa di Selandia Baru, bisnis mulai berfokus pada praktik yang lebih etis, menghindari greenwashing, dan membangun kepercayaan konsumen.

Fasya Amasani, mahasiswa MBA di University of Otago turut berbagi tiga pendekatan utama bisnis dalam mendukung konsumsi berkelanjutan, yakni inovasi, pengaruh pilihan (choice influencing), dan pengaturan pilihan (choice editing). Inovasi produk dan proses, komunikasi yang mendorong pilihan ramah lingkungan, serta pengendalian komponen produk yang tidak berkelanjutan menjadi kunci dalam upaya ini.

Acara ini ditutup dengan refleksi mengenai tantangan terbesar bagi keberlanjutan, yakni konsumsi berlebihan yang dipacu oleh pertumbuhan populasi dan peningkatan kesejahteraan global. Namun, baik konsumen maupun bisnis dapat berperan dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan melalui langkah-langkah konkret dalam mengubah sistem ekonomi dan infrastruktur.

Reporter: Fairuuz Fawwas Alfarizi Tantuayo (Kewirausahaan, 2024)