Belajar dari Sejarah: Sebuah Studi Arsitektur Jerman
Oleh Amelia Rahma Faustina
Editor Amelia Rahma Faustina
BANDUNG, itb.ac.id - Pameran hasil penelitian karya arsitektur Jerman bertajuk Dua Arsitektur Jerman berlangsung di Campus Center Timur ITB pada 16 September - 1 Oktober 2011. Menampilkan hasil karya arsitektur dari dua negara Jerman, yaitu Republik Federal Jerman dan Republik Demokrasi Jerman, pameran ini bertujuan untuk memperlihatkan perjalanan arsitektur kedua negara selama 40 tahun tanpa bermaksud memberikan penilaian atas perbedaan dan kesamaan yang ada.
Pertama kali dilakukan setelah 50 tahun pembentukan kedua negara tersebut sekaligus peringatan 14 tahun persatuan kembali Negara Jerman, pameran ni memaparkan faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan dan kesamaan dari dua perkembangan arsitektur yang berbeda, mempelajari proses perkembangannya, serta memaparkan dampak dari perbedaan konteks budaya, politik, dan ekonomi terhadap arsitektur. Perkembangan yang terjadi di Republik Federal Jerman (dahulu Jerman Barat) dan Republik Demokrasi Jerman (dahulu Jerman Timur) diperlihatkan pameran dalam 5 bagian, yaitu sistem pemerintahan dan peraturan negara, budaya dan keyakinan, bermukim dan rekreasi, pendidikan dan pelatihan, serta bisnis/industri dan transportasi. Ada 22 karya arsitektur sebagai perwakilan 5 bagian pameran beserta maket yang dibahas dalam pameran ini.
Perencanaan kota, perumahan, dan bangunan pemerintahan Jerman Barat dan Timur sarat akan pengaruh kekuatan politik pada masa itu. Pameran yang bekerjasama dengan Goethe tersebut dilaksanakan mengikuti perkembangan sejarah kedua negara dengan bangunan sebagai penanda yang diidentifikasi dan diteliti sehingga mendapatkan gambaran keseluruhan proses penyatuan yang utuh, baik dilihat dari konteks politik, sosial, maupun budaya.
Berkaitan dengan pameran, Prof. Katrin Simone Hain dari TU Graz Austria yang melakukan studi sejarah arsitektur ini berkesempatan memberikan kuliah umum bertajuk Questioning the Modern sebagai pengantar pembukaan pameran keesokan harinya. Selain itu, ada pula seminar Learning from History of Architecture dengan pembicara Prof. Katrin Simone Hain, TU Graz Austria, Dr.Ir. Iwan Sudradjat, MSA, Dr. Kemas Ridwan Kurniawan, ST, M.Sc, Dr. Ir. Yuswadi Saliya, M.Arch, Dr. Ark. Djauhari Sumintardja, Ir. Budi A. Sukada, yang semuanya berkiprah dalam studi kaitan sejarah terhadap arsitektur.
Perencanaan kota, perumahan, dan bangunan pemerintahan Jerman Barat dan Timur sarat akan pengaruh kekuatan politik pada masa itu. Pameran yang bekerjasama dengan Goethe tersebut dilaksanakan mengikuti perkembangan sejarah kedua negara dengan bangunan sebagai penanda yang diidentifikasi dan diteliti sehingga mendapatkan gambaran keseluruhan proses penyatuan yang utuh, baik dilihat dari konteks politik, sosial, maupun budaya.
Berkaitan dengan pameran, Prof. Katrin Simone Hain dari TU Graz Austria yang melakukan studi sejarah arsitektur ini berkesempatan memberikan kuliah umum bertajuk Questioning the Modern sebagai pengantar pembukaan pameran keesokan harinya. Selain itu, ada pula seminar Learning from History of Architecture dengan pembicara Prof. Katrin Simone Hain, TU Graz Austria, Dr.Ir. Iwan Sudradjat, MSA, Dr. Kemas Ridwan Kurniawan, ST, M.Sc, Dr. Ir. Yuswadi Saliya, M.Arch, Dr. Ark. Djauhari Sumintardja, Ir. Budi A. Sukada, yang semuanya berkiprah dalam studi kaitan sejarah terhadap arsitektur.