Belajar Produksi dan Pengolahan Benih Bersama Rekayasa Pertanian ITB

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Sumber: freepik

BANDUNG, itb.ac.id – Benih yang unggul dan berkualitas sangatlah penting untuk kelangsungan aktivitas pertanian. Segenggam benih dari varietas unggul menjadi kurang bermakna jika tidak sampai kepada petani. Maka dari itu, teknik produksi benih yang baik dan benar sangatlah diperlukan Indonesia.

Program studi Rekayasa Pertanian, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati-Rekayasa, Institut Teknologi Bandung menyelenggarakan kuliah tamu untuk mata kuliah BA2203 Teknologi Benih. Pada pertemuan kuliah tamu, Selasa (5/4/2022) ini, para mahasiswa diajarkan konsep produksi dan pengolahan benih oleh Plant Manager PT East West Seed Indonesia, Jeje Jaelani, S.P., M.Si.

Jeje menjelaskan bahwa teknik produksi benih terdiri dari beberapa tahap. Mulai dari initial seed production, variety maintenance, hingga commercial seed production. “Berbagai kegiatan dalam produksi benih harus memegang prinsip agronomis untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan potensi yang dimiliki,” ujar Jeje.

Selain harus memegang prinsip agronomis, kegiatan produksi benih juga harus memegang prinsip genetik yang berfungsi untuk mendapatkan mutu benih yang sesuai standar, terutama mutu genetika yang baik.

“Untuk menerapkan prinsip agronomis, penentuan jenis tanaman dan varietas harus jelas secara deskripsi karakteristik serta potensi hasilnya. Selain itu, penentuan agroklimat dan kondisi tanah yang sesuai secara fisik, biologis, dan kimiawi juga sangat penting,” terang Jeje. Berbagai faktor juga harus diperhatikan untuk menentukan dan menyiapkan lahan yang hendak digunakan.

Faktor pengelolaan tanah, pembuatan lubang tanah, penambahan bahan organik, saluran air, hingga seberapa strategis lahan tersebut adalah hal yang tak kalah penting. Metode penanaman, pemeliharaan tanaman, hingga proses pemanenan dan juga pengangkutan harus sangat diperhatikan dan dilakukan dengan benar.

Sementara itu, penerapan prinsip genetis dapat dilakukan dengan memperhatikan penentuan wilayah adaptasi yang berkaitan dengan karakter tanaman, genotipe, dan daerah sentra produksi. Prinsip genetis juga mengharuskan penentuan benih sumber yang jelas. Pola perkembangbiakan, kelas benih, hingga mutu benih harus dipahami dengan baik.

Faktor–faktor seperti kebersihan alat penanaman dan pemanenan, penentuan lahan yang tepat, hingga penetapan isolasi juga perlu untuk dikontrol dengan teliti. Terakhir, prinsip genetis ini juga memuat kegiatan roguing dan juga kegiatan pemanenan yang waktu hingga kriteria morfologinya perlu diperhatikan. “Kegiatan roguing ini adalah kegiatan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan tanaman yang menyimpang. Tujuan roguing adalah untuk mempertahankan kemurnian dan mutu genetik suatu varietas,” jelas Jeje.

Proses terakhir yang juga sangat penting untuk menciptakan benih yang unggul adalah Seed Health Treatment. Tujuan dari seed health treatment ini adalah untuk memberikan proteksi terhadap hama dan penyakit di persemaian serta memberikan nilai tambah pada benih. Proteksi benih bertujuan untuk melindungi benih muda dari infeksi atau kerusakan oleh patogen, terutama pada awal pertumbuhannya. Proteksi pada benih dilakukan dengan metode film coating dan pelleting. Bahan yang digunakan untuk film coating adalah polimer. Sementara bahan yang sering digunakan untuk pelleting yaitu loam, starch, dan tylose.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)